Tiongkok Ladeni Perang Tarif AS

Ferdian Ananda Majni
04/2/2025 18:06
Tiongkok Ladeni Perang Tarif AS
Presiden AS Donald Trump.(Dok)

TIONGKOK akan mengenakan tarif sebesar 15% terhadap impor batu bara dan gas alam cair (LNG) dari Amerika Serikat (AS) mulai 10 Februari. Selain itu, bea masuk 10% akan dipungut dari impor minyak mentah, mesin pertanian, kendaraan besar, dan truk pikap dari AS. 

Demikian disampaikan Dewan Negara Tiongkok dalam pernyataannya yang dirilis baru-baru ini. Pernyataan itu diperkuat juga oleh Kementerian Perdagangan Tiongkok.

Kementerian itu mengatakan pihaknya telah mengajukan mekanisme penyelesaian sengketa di WTO terkait pungutan tarif masuk oleh AS.

"Sebagai tanggapan, Tiongkok, demi melindungi hak dan kepentingannya yang sah, mengajukan keluhan terhadap kebijakan pajak AS melalui mekanisme penyelesaian sengketa Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)," kata Kementerian Perdagangan Tiongkok.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump, Sabtu (1/2) kemarin, menandatangani perintah eksekutif untuk mengenakan tarif sebesar 25% terhadap impor dari Kanada dan Meksiko serta tarif 10% terhadap impor dari Tiongkok.

Berbeda dengan Tiongkok, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, Senin, (3/2) mengumumkan bahwa tarif 25% yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump pada 1 Februari akan ditangguhkan selama sebulan.

Dalam pernyataannya di akun X miliknya, Sheinbaum mengatakan dia telah menelepon Trump, dan keduanya mencapai kesepakatan mengenai isu perbatasan bersama dan perdagangan ilegal fentanil.

Trump mengonfirmasi percakapan tersebut di Truth Social, menggambarkannya sebagai "sangat bersahabat."

Dia mengatakan Sheinbaum telah setuju untuk segera mengerahkan 10 ribu tentara Meksiko ke perbatasan guna menghentikan aliran fentanil dan migran ilegal ke AS.

Trump mengatakan mereka sepakat untuk menghentikan tarif tersebut selama satu bulan dan akan melakukan perundingan yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick serta para pejabat tinggi Meksiko.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada Senin mengumumkan bahwa Amerika Serikat menangguhkan penerapan tarif impor terhadap Kanada selama 30 hari.

"Saya baru saja berbicara lewat telepon dengan Presiden Trump," unggah Trudeau di platform X.

Dia menambahkan bahwa Kanada sedang menjalankan rencana senilai 1,3 miliar dolar AS (sekitar Rp21,3 triliun) untuk memperkuat perbatasan, meningkatkan koordinasi dengan AS, dan menambah sumber daya untuk menghentikan aliran fentanil.

Menurut Trudeau, Kanada telah mengerahkan hampir 10.000 personel untuk melindungi perbatasan AS-Kanada.

Sementara itu, Kantor pusat Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) di Washington, Senin (3/2), resmi ditutup setelah kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) Elon Musk mengatakan Presiden Donald Trump telah memberi lampu hijau penutupan badan tersebut.

Menurut koresponden RIA Novosti, awak media berkumpul di dekat markas USAID, yang hanya berjarak beberapa blok dari Gedung Putih, sambil menunggu pidato dari anggota parlemen Partai Demokrat yang menentang penutupan badan yang pada tahun fiskal 2023 mengelola dana senilai lebih dari 40 miliar dolar AS tersebut.

Sejumlah pengunjuk rasa memegang poster bertuliskan "Amerika, Serius? Diktator?" dan "Apa Selanjutnya?"

Sementara itu, para mantan karyawan USAID juga berkumpul di depan gedung sambil mempertanyakan nasib status pekerjaan mereka saat ini.

"Saya tidak percaya, kehidupan saya berbeda dari pekan lalu. Pagi ini saya melamar pekerjaan. Inilah hidup saya sekarang," kata salah satu karyawan USAID kepada RIA Novosti. (Fer/Ant/P-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya