Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Trump Mulai Terapkan Tarif Bea Impor untuk Tiongkok, Kanada dan Meksiko, Apa Dampaknya?

Indriyani Astuti
01/2/2025 09:15
Trump Mulai Terapkan Tarif Bea Impor untuk Tiongkok, Kanada dan Meksiko, Apa Dampaknya?
Presiden AS Donald Trump(instagram/@realdonaldtrump)

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump resmi menerapkan tarif impor terhadap tiga negara yakni  Kanada, Meksiko dan Tiongkok. Kebijakan itu akan mulai berlaku 1 Maret. Demikian pernyataan dari Gedung Putih, dikutip Sabtu (1/2). Kebijakan Trump diperkirakan akan berpengaruh pada ekonomi AS seperti inflasi, kenaikan harga, hingga rantai pasok.

Tarif tersebut resmi berlaku hari ini Sabtu (1/2), termasuk bea impor 25 persen untuk semua barang dari Kanada dan Meksiko, serta denda 10 persen untuk impor dari China. Demikian menurut juru bicara Karoline Leavitt. 

Tarif itu, sambung dia, diberlakukan atas fentanil ilegal yang diperoleh dan izinkan untuk didistribusikan ke AS.

"Ini janji yang dibuat dan janji yang ditepati," ucapnya.
  
Konfirmasi bahwa Trump akan menepati jadwal yang semula dijanjikannya itu disampaikan setelah laporan media menduga bahwa Trump menunda pemberlakuan hingga 1 Maret. Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum sebelumnya pada Jumat mengatakan bahwa negaranya telah memiliki sejumlah langkah untuk menanggapi keputusan Trump mengenakan bea impor baru.
  
Claudia menyampaikan bahwa negaranya akan membela kedautalan, dan melibatkan diri dalam dialog sehingga AS melihat sebagai mitra dagang yang setara. Bukan bentuk subordinasi seperti saat ini. 

Pergolakan Rantai Pasok

Seiring pemberlakuan tarif Trump, diperkirakan akan ada pergolakan rantai pasokan. Misalnya harga alpukat yang lebih mahal, tagihan pemanas yang lebih tinggi dan industri baja AS yang lebih bahagia. Demikian laporan The Wall Street Journal

Presiden Trump mengatakan ia akan mengenakan tarif 25% atas barang-barang dari dua mitra dagang utama Amerika, Meksiko dan Kanada, kecuali mereka berdua menghentikan migran dan obat-obatan terlarang memasuki AS. Ia juga mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10% atas barang-barang dari Tiongkok—mitra dagang terbesar ketiga negara itu—dengan menuduhnya membanjiri AS dengan fentanil. Trump juga menggambarkan tarif sebagai alat untuk melindungi dan memperluas manufaktur AS.

Inflasi Lebih Tinggi

Ukuran inflasi yang disukai Federal Reserve menunjukkan bahwa harga konsumen naik 2,6% pada bulan Desember dibandingkan tahun sebelumnya. Tarif sebesar 25% untuk barang dari Kanada dan Meksiko akan menaikkan tingkat inflasi hingga sekitar 3,2%, sehingga jauh di atas target Fed sebesar 2%, menurut Capital Economics, sebuah firma analisis.

Tarif tambahan untuk Tiongkok atau negara lain akan menyebabkan kenaikan yang lebih besar, kata firma tersebut. Pemerintahan Trump telah mengecilkan risiko inflasi dan mengatakan bahwa tarif yang lebih tinggi akan mendatangkan lebih banyak pendapatan ke kas federal.

Kenaikan Harga 


Kenaikan harga bahan makanan bisa jadi merupakan inflasi yang pertama kali diperhatikan konsumen jika tarif memaksa importir membayar 25% lebih mahal untuk makanan, kata para ekonom.

Meksiko menyediakan sekitar setengah dari impor produk segar AS dan merupakan pemasok yang sangat penting di musim dingin, menurut Ed Gresser, mantan asisten perwakilan perdagangan AS yang sekarang bekerja di Progressive Policy Institute. Lebih dari 80% alpukat AS berasal dari Meksiko, menurut Departemen Pertanian AS.

Kanada merupakan pemasok besar untuk segala hal mulai dari kacang merah hingga tomat ceri, yang ditanam di rumah kaca besar di dekat perbatasan AS.

AS tidak kalah dalam hal menanam makanan, jadi beberapa alternatif domestik akan tersedia. Namun para ekonom memperingatkan bahwa harga impor yang lebih tinggi dapat mendorong pemasok domestik untuk menaikkan harga mereka juga. (Ant/H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya