Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberlakukan tarif tambahan sebesar 10% terhadap negara-negara BRICS perlu diantisipasi dengan kalkulasi yang matang dan strategi yang terukur.
Menurut Shinta, bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS adalah langkah strategis dalam memperkuat jejaring global south, memperluas akses pembiayaan alternatif, serta mendiversifikasi pasar ekspor nasional. Namun, langkah ini juga menghadirkan tantangan baru, terutama dalam bentuk respons proteksionis dari negara seperti AS.
Shinta menegaskan negosiasi di bawah pemerintahan Trump membutuhkan kewaspadaan tinggi karena kebijakan bisa berubah secara mendadak seiring kepentingan politik domestik AS.
"Negosiasi dengan pihak AS, khususnya di era Trump, selalu menuntut kalkulasi yang tepat dan kewaspadaan tinggi karena keputusan kebijakan dapat berubah sewaktu-waktu," ujarnya, Senin (7/7).
Pemerintah, ungkapnya, telah mengajukan proposal second offer atau penawaran kedua yang telah diterima oleh perwakilan resmi pemerintah AS, yakni United States Trade Representative (USTR).
Shinta menekankan pentingnya menjaga posisi tawar Indonesia agar tidak dipukul rata dengan negara-negara BRICS lainnya, mengingat perbedaan mendasar dalam profil komoditas dan struktur industrinya.
Menurutnya, keberhasilan negosiasi dalam mengantisipasi potensi tarif tambahan dari AS akan sangat bergantung pada kapasitas diplomasi ekonomi yang terstruktur, berpijak pada kepentingan jangka panjang industri dalam negeri. Pemerintah sebagai negosiator memiliki peran utama dalam menyusun strategi.
"Sementara, dunia usaha siap memberikan masukan tambahan yang dibutuhkan kapan pun diperlukan," ucapnya.
Dalam konteks ini, Shinta mengatakan Apindo telah menjadi mitra strategis pemerintah sejak awal, mengawal jalannya proses negosiasi kebijakan tarif resiprokal yang kini memasuki tenggat krusial pada 9 Juli 2025.
Selama 90 hari terakhir, pihaknya bersama para pelaku usaha telah aktif menyampaikan berbagai masukan, baik secara tertulis maupun langsung dalam berbagai forum resmi. Salah satu usulannya ialah membuka peluang impor komoditas penting seperti kapas, kedelai, produk susu, jagung, dan crude oil sebagai bagian dari strategi win-win, guna menjaga kebutuhan industri dalam negeri sekaligus menjawab kekhawatiran defisit perdagangan AS.
Menekan industri
Di satu sisi, Shinta mengingatkan jika tarif tambahan benar-benar diberlakukan AS di luar skema tarif resiprokal yang tengah dinegosiasikan, dampaknya bisa sangat terasa bagi Indonesia. Yakni, dapat menekan sektor industri padat karya seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), furnitur, alas kaki, dan mainan. Ini menjadi sektor-sektor yang masih sangat bergantung pada pasar AS.
Meskipun ekspor Indonesia ke AS hanya sekitar 10% dari total ekspor dan kontribusi ekspor terhadap PDB masih relatif rendah (sekitar 21%), tekanan global, masuknya barang ilegal, dan biaya produksi yang tinggi tetap menjadi risiko nyata yang tidak bisa diabaikan.
"Risiko ini yang mesti diwaspadai pemerintah," imbuh Shinta.
Meski demikian, Apindo melihat di balik risiko selalu ada peluang. Keanggotaan Indonesia di BRICS membuka akses lebih luas ke New Development Bank dan potensi integrasi pasar intra-BRICS. Oleh karena itu, pelaku usaha Indonesia didorong untuk fokus pada keunggulan kompetitif, penguatan rantai nilai (value chain), serta menjaga keberlanjutan dan ketahanan industri dalam jangka panjang.
Dengan konsolidasi kebijakan resiprokal yang solid, diplomasi dagang yang berbasis data dan bukti (evidence-based), serta partisipasi aktif dunia usaha, Indonesia diyakini dapat memitigasi dampak negatif kebijakan proteksionis AS sambil tetap memanfaatkan peluang dari BRICS. (Ins/E-1)
Penguatan kebijakan penting dilakukan agar pelaku industri tidak terdampak oleh potensi pengalihan pasar dari negara-negara yang terimbas ketentuan dagang baru.
Secara keseluruhan, Indonesia bakal impor energi dari 'Negeri Paman Sam' sebesar US$15 miliar atau sekitar Rp245,1 triliun (kurs Rp16.340 per dolar AS).
Donald Trump pada hari Kamis (10/7) menyatakan rencananya untuk menetapkan tarif menyeluruh sebesar 15% atau 20% untuk sebagian besar negara mitra dagang.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi menaikkan tarif impor terhadap barang dari 22 negara.
Kebijakan perdagangan Amerika Serikat di bawah Donald Trump, termasuk kenaikan tarif secara resiprokal, seharusnya sebagai momentum untuk mendorong akselerasi deregulasi
Ketua Apindo Shinta Widjaja Kamdani merespons permintaan Amerika Serikat (AS) soal barang impor bebas penetapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Ia menegaskan relaksasi mesti selektif
KETUA Umum Asosiasi Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan penurunan harga jual beras premium sebesar Rp200 per kilogram.
Apindo memperkirakan masih ada peluang bagi Indonesia untuk menegosiasikan penurunan tarif dari Amerika Serikat secara lebih lanjut.
Apindo dan Kemenperin Minta Gubernur Kaji Ulang Larangan AMDK di Bal
Sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, furnitur, serta perikanan diproyeksikan sebagai penerima manfaat utama dari peningkatan akses pasar ke Eropa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved