Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

JD Vance: Dari Kritikus Trump Menjadi Wakil Presiden AS

Siti Haerani
19/1/2025 14:00
JD Vance: Dari Kritikus Trump Menjadi Wakil Presiden AS
JD Vance, senator Ohio berusia 40 tahun, kini resmi menjadi wakil presiden mendampingi Donald Trump setelah memenangkan pemilu 2024.(Instagram)

JD Vance, senator dari Ohio berusia 40 tahun, kini resmi menjadi wakil presiden mendampingi Donald Trump setelah kemenangannya dalam pemilu 2024. Perubahan besar dalam sikap Vance, dari awalnya mengkritik keras Trump, hingga menjadi pendukung setia yang menarik perhatian banyak pihak.
 
Pada 2016, saat memoarnya Hillbilly Elegy menjadi best seller, Vance dikenal sebagai salah satu pengkritik Donald Trump. Ia bahkan pernah menyebut Trump sebagai "Hitler-nya Amerika" di sebuah unggahan Facebook pribadi. Tak hanya itu, Vance juga menggambarkan Trump sebagai orang "bodoh" dan "menjijikkan."
 
Namun, sikap Vance berubah total. Ia menjadi salah satu pembela paling vokal bagi Trump, baik di media maupun dalam perannya sebagai senator. Loyalitasnya kepada Trump kini membawa Vance ke posisi penting sebagai wakil presiden, sekaligus wajah baru generasi muda pendukung gerakan "Make America Great Again" (MAGA).

Perjalanan Hidup JD Vance

Vance lahir di Middletown, Ohio, dengan nama asli James Donald Bowman. Ia tumbuh di lingkungan yang sulit. Ayahnya meninggalkan keluarga ketika Vance masih kecil, dan ibunya menghadapi masalah kecanduan. Akhirnya, ia dibesarkan  kakek-neneknya, yang menjadi inspirasi besar dalam hidupnya.
Kisah masa kecil Vance ia ceritakan dalam Hillbilly Elegy, sebuah buku yang menggambarkan tantangan hidup komunitas Appalachia yang penuh kemiskinan dan masalah sosial. Buku ini juga menyoroti pandangan konservatif Vance, seperti pentingnya tanggung jawab pribadi dan kritik terhadap kebiasaan bergantung pada bantuan. Setelah menyelesaikan pendidikan di Yale Law School dan bertugas di Korps Marinir AS, Vance bekerja di dunia bisnis sebelum memutuskan untuk terjun ke politik.

Alasan Trump Memilih Vance

Donald Trump memilih Vance sebagai wakilnya dengan harapan dapat menarik suara dari kawasan Midwest, yang selama ini menjadi wilayah kunci dalam pemilu AS. Latar belakang Vance sebagai veteran dan pengarang buku yang memahami perjuangan kelas pekerja diharapkan mampu menjangkau pemilih yang merasa diabaikan oleh kebijakan pemerintah saat ini.

Namun, pilihan ini juga membawa tantangan. Pandangan keras Vance tentang isu-isu seperti imigrasi dan aborsi membuatnya kurang diterima kalangan pemilih moderat. Selain itu, pengalamannya yang baru dua tahun di Senat menimbulkan keraguan tentang kemampuannya menduduki jabatan tinggi.

Masa Depan Politik JD Vance

Sebagai wakil presiden, Vance kini berada dalam posisi strategis untuk memperkuat pengaruh MAGA di pemerintahan Trump. Ia juga menjadi kandidat potensial untuk pemilu presiden 2028, saat Trump tidak lagi bisa mencalonkan diri. Namun, keberhasilannya bergantung pada kemampuan Vance mengatasi isu-isu kontroversial dan membangun dukungan di luar basis pendukung Trump.
 
Kisah JD Vance mencerminkan dinamika politik di Amerika Serikat saat ini. Dari seorang kritikus menjadi pendukung setia Trump, ia kini menghadapi tantangan besar untuk membuktikan kemampuannya sebagai wakil presiden. Waktu yang akan menjawab apakah Vance mampu memenuhi ekspektasi tersebut atau menghadapi hambatan yang bisa menggoyahkan karier politiknya. (BBC/nbcnews/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya