Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kematian terkait Alkohol di Inggris Melonjak dalam Lima Tahun

Wisnu Arto Subari
17/1/2025 21:41
Kematian terkait Alkohol di Inggris Melonjak dalam Lima Tahun
Ilustrasi.(Freepik)

SEMAKIN banyak bukti yang mendorong strategi nasional untuk mengatasi meningkatnya jumlah korban yang terkait dengan alkohol di Inggris. Para ahli menyoroti kebutuhan mendesak untuk meningkatkan penyaringan, perawatan, dan akuntabilitas industri.

Konsumsi alkohol, yang memengaruhi sekitar 80% orang dewasa di Inggris, dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit hati, masalah kesehatan mental, dan kanker.

Meskipun belum ada tingkat konsumsi alkohol yang aman yang ditetapkan, risikonya meningkat seiring dengan jumlah yang dikonsumsi. Efek berbahayanya dirasakan secara tidak proporsional oleh kelompok yang kurang beruntung secara sosial.

Menurut data British Medical Journal, kematian terkait alkohol di Inggris melonjak sebesar 42,2% antara 2019 dan 2023. Ini angka tertinggi yang pernah tercatat.

Peningkatan kematian terkait alkohol, terutama akibat penyakit hati, mencerminkan peningkatan yang lebih luas dalam perilaku minum berisiko, yang memburuk selama pandemi covid-19.

Terlepas dari statistik ini, penyediaan layanan perawatan alkohol telah mengalami pemotongan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Ini membuat banyak individu tidak mendapatkan dukungan yang diperlukan.

Kurangnya layanan memadai ditegaskan oleh fakta bahwa kurang dari 1% individu yang dirawat karena ketergantungan alkohol di Inggris dan Wales menerima perawatan rehabilitasi residensial. Ini jauh di bawah rata-rata Eropa sebesar 11%.

Saat ini, hanya 15%-18% individu yang kecanduan alkohol yang mengakses layanan perawatan dibandingkan dengan 70% orang dengan kondisi kronis lain, seperti diabetes. 

Stigma seputar ketergantungan alkohol menimpa 21%-43% dari mereka yang terkena dampak mengatakan rasa malu mencegah mereka mencari bantuan. Ini semakin memperumit masalah.

Para ahli berpendapat bahwa perubahan sistemik sangat penting, dimulai dengan skrining universal untuk penyalahgunaan alkohol di seluruh perawatan primer, rumah sakit akut, dan layanan kesehatan mental.

Hal ini akan memungkinkan intervensi lebih awal, meningkatkan hasil pasien, dan mengarahkan sumber daya ke tempat yang paling membutuhkan. Meskipun ada beberapa upaya skrining, inisiatif ini tetap tidak konsisten dan berumur pendek serta tidak memiliki dukungan strategis yang diperlukan. (Yeni Safak/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya