Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Empat Kelompok Utama Bersaing Kuasai Suriah, Siapa saja Mereka?

Wisnu Arto Subari
03/12/2024 14:05
Empat Kelompok Utama Bersaing Kuasai Suriah, Siapa saja Mereka?
Pemberontak Suriah.(Al Jazeera)

PEMBERONTAK Suriah, yang dipimpin oleh Hayat Tahrir Al-Sham (HTS), bergerak maju ke Aleppo dan selatan menuju Hama, hanya lima hari setelah melancarkan serangan mendadak yang memicu fase baru perang selama 13 tahun di Suriah.

Militer Suriah mengumumkan penarikan pasukan sementara pada Sabtu (30/11) dari Aleppo, kota terbesar kedua di negara itu. Mereka akan berkumpul kembali untuk mempersiapkan kedatangan bala bantuan guna melakukan serangan balik.

Pasukan Presiden Bashar al-Assad menguasai Aleppo sejak 2016 dengan dukungan dari Iran, Rusia, dan Hizbullah setelah kampanye udara brutal oleh pesawat tempur Rusia membantu al-Assad merebut kembali kota berpenduduk sekitar dua juta orang itu.

Siapa yang mengendalikan apa?

Empat kelompok utama bersaing untuk menguasai wilayah Suriah. Mereka ialah:

a. Pasukan pemerintah Suriah. 

Mereka ialah Angkatan Darat, pasukan militer utama pemerintah, bertempur bersama Pasukan Pertahanan Nasional, kelompok paramiliter pro-pemerintah. 

b. Pasukan Demokratik Suriah. 

Kelompok yang didominasi suku Kurdi dan didukung Amerika Serikat ini menguasai sebagian wilayah Suriah timur.

c. HTS dan kelompok pemberontak sekutu lain. 

HTS ialah bentuk terbaru dari Front al-Nusra yang berjanji setia kepada Al-Qaeda hingga memutuskan hubungan tersebut pada 2016.

d. Pasukan pemberontak Suriah yang beraliansi dengan Turki. 

Tentara Nasional Suriah alah pasukan pemberontak yang didukung Turki di Suriah utara.

Bagaimana serangan itu berlangsung?

Pada Rabu (27/11)--hari gencatan senjata antara Israel dan Libanon mulai berlaku--pasukan oposisi Suriah, yang dipimpin oleh HTS, melancarkan serangan dari pangkalan mereka di provinsi Idlib di Suriah barat laut.

Kelompok pemberontak mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas serangan pemerintah Suriah baru-baru ini terhadap kota-kota di Idlib, termasuk Ariha dan Sarmada, yang mengakibatkan korban sipil, termasuk kematian anak-anak, dan bertujuan mencegah serangan di masa mendatang terhadap benteng pemberontak.

Operasi tersebut menandai serangan besar pertama terhadap pasukan Assad di wilayah tersebut sejak gencatan senjata Idlib pada 2020 yang ditengahi oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Hingga Rabu malam, kelompok tersebut telah merebut sedikitnya 19 kota dan desa dari pasukan pro-pemerintah, termasuk lokasi militer, saat mereka bergerak maju ke wilayah Aleppo barat.

Rezim Suriah menanggapi dengan menembaki wilayah yang dikuasai pemberontak. Angkatan udara Rusia melancarkan serangan udara.

Hingga Kamis, pemberontak telah merebut lebih banyak wilayah dan mengusir pasukan pemerintah dari desa-desa di Idlib timur, lalu mulai bergerak maju menuju jalan raya M5, jalan strategis yang mengarah ke selatan menuju ibu kota, Damaskus, sekitar 300 km (186 mil) jauhnya.

Hingga Jumat, pasukan pemberontak telah memasuki beberapa bagian kota Aleppo setelah meledakkan dua bom mobil dan menyerang pasukan pemerintah di tepi barat kota, menurut pemantau perang Suriah dan para pejuang. Televisi pemerintah Suriah mengatakan Rusia memberikan dukungan udara kepada militer Suriah.

Pada Sabtu, gambar dan video mulai beredar di internet yang memperlihatkan para pejuang pemberontak mengambil foto di samping Benteng kuno Aleppo saat mereka bergerak maju melalui kota tersebut.

Setelah merebut Aleppo, para pemberontak bergerak maju ke selatan, tetapi ada laporan yang saling bertentangan tentang mereka telah mencapai pusat kota Hama atau belum.

Pihak oposisi mengumumkan upaya memperluas wilayah aman dan memungkinkan warga sipil yang mengungsi di Idlib untuk kembali ke rumah mereka di wilayah yang baru saja dibebaskan. (Al-Jazeera/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya