Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
KEPUTUSAN Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) ditolak usai mengumumkan telah menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui perbatasan yang dikuasai Israel dengan alasan masalah keamanan.
"Kami sedang menghentikan pengiriman bantuan melalui Kerem Shalom, pos penyeberangan utama untuk bantuan kemanusiaan ke Gaza. Jalur keluar dari pos penyeberangan ini tidak aman selama berbulan-bulan," kata Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, dalam sebuah pernyataan. Lazzarini menyoroti insiden mengkhawatirkan di mana konvoi besar truk bantuan dicuri oleh geng bersenjata pada 16 November lalu.
UNRWA, sebutnya, mencoba mengirim beberapa truk makanan melalui jalur yang sama, namun semua truk itu dicuri. Pemerintah Gaza menuduh Israel bekerja sama dengan geng bersenjata untuk mencuri pengiriman bantuan, yang secara efektif mencegah pasokan penting sampai ke mereka yang membutuhkan.
Sehari kemudian, kantor media Pemerintah Gaza, Senin (2/12/2024) waktu setempat mendesak UNRWA membatalkan keputusan mereka untuk menangguhkan pengiriman bantuan ke Jalur Gaza melalui perbatasan Kerem Shalom.
Mereka mendesak badan tersebut untuk mencari jalur alternatif yang lebih aman untuk mengirim bantuan. Blokade yang berlangsung terus-menerus memperburuk krisis kelaparan di Gaza dengan wilayah utara yang paling terkena dampaknya.
Wilayah yang sering disebut sebagai penjara terbuka terbesar di dunia tersebut telah sangat menderita di bawah blokade Israel selama 18 tahun yang berdampak pada hampir 2,3 juta warga Palestina. Pemerintah Gaza menuduh Israel, bersama dengan AS dan negara-negara Eropa seperti Inggris, Jerman, dan Prancis, ikut serta dalam kejahatan perang dengan memberikan dukungan militer dan logistik kepada Israel.
Pemerintah Gaza pun meminta UNRWA untuk meningkatkan pengiriman bantuan ke wilayah yang diblokade tersebut dengan menekankan kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk, terutama kekurangan pangan akut.
Menurut data resmi, sejak melancarkan perang genosida terhadap Gaza setelah serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada Oktober tahun lalu, Israel telah membunuh lebih dari 44.400 warga Palestina yang sebagian besar perempuan dan anak-anak. Perang tersebut juga melukai lebih dari 105.000 orang.
Lebih jauh kantor media Gaza itu mengatakan pasukan Israel terlibat dengan membiarkan perampokan ini terus terjadi tanpa ada tindakan yang menunjukkan upaya yang disengaja untuk memperburuk krisis kemanusiaan. Konfirmasi lebih lanjut datang dari harian Haaretz Israel yang melaporkan bahwa kelompok bersenjata di Gaza diizinkan mencuri pengiriman bantuan sementara pasukan Israel hanya menutup mata.
Menurut sumber yang tidak disebutkan namanya dalam organisasi bantuan internasional, pasukan Israel tidak hanya memfasilitasi pencurian, tetapi dalam beberapa kasus juga menguasai barang-barang tersebut dan menyimpannya di gudang militer.
Tahun kedua genosida di Gaza telah menuai kecaman internasional yang luas dengan menyatakan bahwa taktik kelaparan dan pemblokiran pengiriman bantuan kemanusiaan merupakan upaya sengaja untuk menghancurkan seluruh populasi. (Anadolu/P-3)
Badan PBB untuk Anak-anak, UNICEF, mengungkapkan bahwa rata-rata 28 anak tewas setiap hari di Jalur Gaza. Tragedi ini terjadi di tengah blokade ketat Israel
PBB menegaskan solusi militer tidak akan pernah menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina.
Pakar independen PBB menyerukan agar Lembaga Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), yang dibentuk Israel dan Amerika Serikat, untuk segera dibubarkan.
ISRAEL akan mengizinkan masuknya barang-barang tertentu ke Jalur Gaza melalui pedagang swasta lokal.
SEKITAR 1.500 warga Gaza dilaporkan tewas ketika berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan.
Michael Fakhri, Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Pangan, kembali mengingatkan kelaparan masif di Gaza bukanlah sesuatu yang mengejutkan.
MILITER Israel mengumumkan bahwa bantuan akan mulai dikirim melalui udara ke Gaza, atas permintaan dari negara tetangga, Yordania.
MILITER Israel mengumumkan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara ke Jalur Gaza akan dimulai pada Sabtu (26/7) malam.
UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
DERITA kelaparan yang melanda Jalur Gaza kian parah.
UNRWA yang merupakan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina mendesak Israel supaya UNRWA segera diizinkan masuk ke Jalur Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved