Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Iran tidak Ingin Perang tapi Siap Menghadapi Perang

Wisnu Arto Subari
22/10/2024 22:44
Iran tidak Ingin Perang tapi Siap Menghadapi Perang
Abbas Araghchi.(Al Jazeera)

MENTERI Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa Republik Islam Iran tidak menginginkan perang di kawasan tersebut, tetapi sepenuhnya siap menghadapi perang apa pun. Dalam jumpa pers di Kuwait, Selasa (22/10), Araghchi mengatakan bahwa negara-negara di kawasan tersebut dapat mencegah bencana di kawasan melalui upaya bersama.

"Saya kira ada pemahaman bersama untuk menghindari ketegangan," katanya merujuk pada percakapannya di negara-negara kawasan dan Kuwait sebagai tujuan ke-11 dalam perjalanannya baru-baru ini.

"Kami telah melakukan yang terbaik untuk mengurangi ketegangan, tetapi kami siap menghadapi skenario apa pun," katanya. Serangan rudal Iran terhadap fasilitas militer dan keamanan Israel, katanya, merupakan langkah defensif dan respons terhadap serangan rezim tersebut.

"Pesan kami sangat jelas, rezim Zionis berusaha memperluas perang di kawasan tersebut dan kami harus menghentikan bencana ini," kata Araghchi.

Dia memperingatkan bahwa situasi Gaza dan Libanon kritis dan serangan Israel harus dihentikan. Pemerintah Iran melanjutkan kebijakan bertetangga dengan baik.

"Semua negara tetangga meyakinkan kami bahwa mereka tidak akan membiarkan wilayah udara dan tanah mereka digunakan untuk melawan Iran," kata Araghchi. 

"Kami memantau dengan saksama pergerakan pangkalan-pangkalan AS dan mengawasi semua pergerakan dan penerbangan mereka. Kami akan menyampaikan informasi yang kami miliki tentang mereka di Kuwait kepada otoritas Kuwait," kata Menlu Iran itu. 

"Kami ingin menghentikan perang di seluruh kawasan, Jalur Gaza, dan Libanon, tetapi mungkin ada berbagai metode dan kami mengikuti semuanya dan kami berhubungan dengan negara-negara yang aktif dalam hal ini," katanya.

Iran menikmati hubungan dagang senilai lebih dari US$10 miliar (sekitar Rp155,5 triliun) dengan negara-negara Teluk Persia. Ia menambahkan bahwa kapasitas ekonomi antara Iran dan Kuwait sangat tinggi.

Mengenai ancaman Israel, Araghchi mengatakan bahwa semua negara di kawasan itu, "Telah memberi tahu kami bahwa mereka menentang segala serangan terhadap Iran." 

"Menargetkan fasilitas nuklir dan bahkan mengancam fasilitas nuklir ialah kejahatan internasional, tentu saja, kami tahu bahwa Israel tidak mematuhi aturan apa pun," tambahnya. (Ant/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya