Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PERNYATAAN palsu yang meragukan sikap tidak memihak pasukan penjaga perdamaian di Libanon (UNIFIL) muncul setelah Israel berulang kali melakukan serangan terhadap personel dan pos mereka.
Pernyataan yang memfitnah kelompok penjaga perdamaian tersebut, disampaikan oleh Menteri Energi Israel Eli Cohen.
Menteri Kabinet Israel itu, secara keliru menuduh pasukan UNIFIL bahwa mereka berfungsi sebagai perisai bagi kelompok Hizbullah Libanon dan bukannya bertindak sebagai kekuatan yang tidak memihak.
Baca juga : Tank Israel Terobos Gerbang Unifil, Guterres: Langgar Hukum Internasional
"Misi penjaga perdamaian PBB di Libanon belum menjamin penegakan resolusi PBB dan juga berfungsi sebagai perisai bagi kelompok Hizbullah Libanon dan merupakan proksi Iran," tulis Cohen di X.
Cohen juga mengatakan sudah waktunya bagi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menanggapi permintaan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menarik pasukan penjaga perdamaian dari Libanon selatan.
Tank-tank Israel pada hari Minggu (13/10) memaksa masuk ke salah satu posisi UNIFIL. Ini tindakan terbaru dari serangkaian pelanggaran dan serangan oleh militer Israel yang telah melukai beberapa pasukan penjaga perdamaian.
Baca juga : Tank-Tank Israel secara Paksa Masuki Posisi UNIFIL
Pekan lalu, empat penjaga perdamaian UNIFIL terluka akibat tembakan tentara Israel terhadap pos mereka di Libanon selatan.
Pada hari Sabtu, seluruh 40 negara yang berkontribusi pada misi penjaga perdamaian PBB di Libanon dengan keras mengutuk serangan Israel dan menyerukan penyelidikan.
UNIFIL didirikan sebagai kekuatan sementara pada tahun 1978 untuk membantu memulihkan perdamaian di wilayah tersebut dan sebagai konfirmasi penarikan Israel dari Libanon.
Baca juga : Lagi, Seorang Anggota UNIFIL Terluka di Libanon Selatan
Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Libanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah sejak 23 September, menewaskan lebih dari 1.500 orang dan melukai lebih dari 4.500 lainnya, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.
Kampanye udara ini merupakan peningkatan dari perang lintas batas antara Israel dan Hizbullah selama setahun sejak dimulainya serangannya di Jalur Gaza, di mana Israel telah menewaskan hampir 42.300 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas terakhir kali.
Meskipun ada peringatan internasional bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan Israel yang tiada henti terhadap Gaza dan Libanon, negara ini memperluas konflik pada 1 Oktober dengan melancarkan serangan darat ke Libanon selatan. (Anadolu/Fer/P-3)
Kesabaran kelompok perlawanan Libanon, Hizbullah, mungkin habis dan bisa saja mengambil tindakan terhadap Israel
PEMERINTAH Libanon sedang bersiap mengerahkan tentaranya ke wilayah selatan setelah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah mulai berlaku.
Indonesia terus berkomitmen untuk mendukung Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP) PBB UNIFIL di Libanon.
PASUKAN Sementara PBB di Libanon (UNIFIL) mengatakan bahwa orang tak dikenal melepaskan sekitar 30 tembakan ke arah pasukan penjaga perdamaian.
DK PBB menyatakan keprihatinan atas serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB yang ditempatkan di Libanon, seiring dengan semakin intensifnya serangan Israel.
WAKIL Sekretaris Jenderal PBB untuk Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix, dan Perdana Menteri sementara Libanon, Najib Mikati.
WFP PBB mengatakan hampir sepertiga penduduk Gaza harus menahan lapas.
PEMERINTAH Tiongkok mendukung rencana Prancis untuk menyampaikan pengakuan atas kedaulatan Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB pada September 2025.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron mengumumkan negaranya akan secara resmi mengakui Negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB pada September.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
BAYI-BAYI yang tinggal tulang dan kulit akhirnya meninggal karena ibu mereka terlalu kelaparan untuk menghasilkan susu.
PBB menyampaikan laporan terbaru mengenai kondisi memprihatinkan di Jalur Gaza, Palestina. Berdasarkan data OCHA, hampir seluruh wilayah Gaza kini berada di bawah kendali militer Israel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved