Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PERMINTAAN saham One Global Capital Retail Trust meningkat tajam menyusul akuisisi The Grand Eastlakes, pusat perbelanjaan terbesar milik Crown Group senilai Rp218 miliar. Akuisisi ini menandai debut One Global Capital Fund Management Platform, setelah perusahaan investasi yang berbasis di Sydney tersebut mendapatkan lisensi wholesales pada Kuartal IV 2024.
CEO dan Komisaris One Global Capital Iwan Sunito menyatakan, akuisisi dan rebranding pusat perbelanjaan tersebut menjadi One Global Centre akan memberikan nilai lebih bagi portofolio properti perusahaan.
“Hal yang paling saya sukai dari properti ini adalah nilai sewanya yang tinggi. Bila semua area ritel tersewa, hasilnya setara dengan 10% dari harga akuisisi," jelas Iwan Sunito, Senin (7/10).
Baca juga : Kini, dengan Modal di Bawah Rp50.000, Investor Bisa Beli Saham Perusahaan Big Caps di Bursa
Menurut dia, keberhasilan akuisisi juga memberikan dorongan pada permintaan saham di One Global Capital Retail Trust, di mana perusahaan telah meluncurkan platform One Global Capital Fund Management setelah mendapatkan lisensi wholesale pada kuartal IV 2024.
Lisensi ini memungkinkan One Global Capital menawarkan produk investasi kepada sekelompok investor institusional dan terpilih yang memiliki visi dan misi yang sama dengan perusahaan.
“Ini bukan penawaran publik kepada investor ritel, melainkan ditujukan kepada investor yang sudah mengenal kami selama beberapa dekade atau teman dekat yang tertarik untuk berinvestasi secara signifikan dalam portofolio properti mereka,” kata Iwan.
Baca juga : IHSG dan Kapitalisasi Pasar Catatkan All Time High di Agustus 2024
Pada awalnya, One Global Capital hanya menawarkan 10% saham One Global Retail Trust, sementara 90% saham lainnya dimiliki oleh One Global Capital.
Namun, lonjakan permintaan yang tidak terduga memaksa perusahaan untuk melepaskan tambahan 10% saham lagi, sehingga saat ini One Global Capital memegang 80% saham.
Iwan Sunito menyebutkan bahwa tingginya minat para investor institusional dan koleganya terhadap saham perusahaan didorong oleh beberapa faktor.
Baca juga : Investor Asing Borong 10 Saham Unggulan di Tengah Penurunan IHSG
Pertama, akses ke aset investasi di tingkat wholesale yang dibeli dengan harga dan tingkat pengembalian (return) yang sangat menarik. Kedua, visi mentorship yang diusung perusahaan dalam mengembangkan komunitas properti global.
“Kami tidak mencari passive investor, melainkan ingin semua investor bersama-sama membangun komunitas properti global untuk belajar dan tumbuh bersama,” ujar Iwan.
Ia juga menambahkan bahwa banyak dari koleganya yang tertarik untuk bergabung karena mereka melihat nilai jangka panjang dari keterlibatan aktif dalam proyek ini.
Baca juga : Pahami Tipe Market Order dan Kegunaannya untuk Investor
Iwan juga menekankan pentingnya dukungan dari komunitas yang membantu perusahaan melewati masa-masa sulit. Menurutnya, kepercayaan dari teman-teman dan investor institusional berperan penting dalam mempercepat pertumbuhan One Global Capital dalam satu tahun terakhir.
“Dukungan serta kepercayaan dari komunitas dan teman-teman kami inilah yang membantu mempercepat pertumbuhan One Global Capital secara signifikan dalam satu tahun terakhir,” ujarnya.
Dengan akuisisi yang sukses dan meningkatnya minat investor, One Global Capital optimis bahwa langkah-langkah strategisnya akan mendukung visinya untuk menjadi perusahaan publik pada tahun 2031. (Z-10)
Tokenize Indonesia, sebuah inisiatif akselerator yang diinisiasi BRI Ventures, Saison Capital, dan Coinvestasi, secara resmi menggelar rangkaian workshop.
PT Allianz Global Investors Asset Management Indonesia, sebuah perusahaan manajemen investasi, secara resmi mengumumkan kemitraan strategis dengan Standard Chartered Indonesia.
MAYORITAS investor pemula merasa kebingungan saat memulai saham apa yang dipilih, kapan membeli, bagaimana mengelola risiko, dan siapa yang bisa dipercaya untuk bertanya.
Tidak hanya pelaku usaha, kini banyak investor Indonesia dari kalangan muda hingga profesional mulai terjun ke berbagai instrumen investasi
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kinerja positif pada perdagangan saham selama sepekan pada periode 14–18 Juli 2025.
Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) berhasil menarik Foreign Direct Investment (FDI) sebesar Rp13,8 triliun di 2024.
Pengguna dapat mengembangkan strategi investasi yang lebih dinamis seperti memasang order beli dan jual sebelum bursa saham Amerika dibuka.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa 29 Juli 2025, dibuka menguat 11,02 poin atau 0,14% ke posisi 7.625,79.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025, dibuka menguat 87,25 poin atau 1,16% ke posisi 7.630,75.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu 23 Juli 2025, dibuka menguat 47,67 poin atau 0,65% ke posisi 7.392,41.
Para pelaku pasar makin optimistis memandang pasar saham sehingga membuka peluang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved