Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Komandan Senior Hizbullah Tewas dalam Serangan Udara Israel di Beirut

Khoerun Nadif Rahmat
21/9/2024 09:57
Komandan Senior Hizbullah Tewas dalam Serangan Udara Israel di Beirut
Jet tempur Israel(AFP)

KOMANDAN militer senior Hizbullah, Ibrahim Aqil, tewas dalam serangan udara yang dilancarkan oleh Israel di ibukota Lebanon, Beirut, pada hari Jumat (20/9). Kejadian ini menandai eskalasi serius yang meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang besar.

Hizbullah mengonfirmasi kematian Aqil setelah Israel menyatakan bahwa ia termasuk di antara sejumlah tokoh senior Hizbullah yang terbunuh dalam serangan tersebut. Menurut pejabat Lebanon, setidaknya 14 orang lainnya tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka dalam serangan yang menargetkan wilayah Dahieh, sebuah kawasan padat penduduk yang merupakan basis kuat Hizbullah di pinggiran selatan Beirut.

Lokasi serangan terlihat kacau, dengan tim darurat bergegas membantu yang terluka dan mencari korban yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan. Setidaknya satu gedung tempat tinggal runtuh, sementara beberapa lainnya mengalami kerusakan berat.

Baca juga : Belasan Anak Dirawat Intensif Akibat Serangan Roket di Majdal Shams

Anggota Hizbullah menutup jalan-jalan, dan banyak warga terlihat terkejut, mengingat serangan ini merupakan pukulan memalukan lain bagi kelompok tersebut, setelah sebelumnya mengalami serangkaian insiden yang merugikan.

Serangan ini adalah yang pertama di Beirut sejak Juli, ketika kepala militer Hizbullah, Fuad Shukr, juga terbunuh. Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari, menjelaskan bahwa Aqil adalah seorang komandan senior di pasukan elit Hizbullah Radwan, dan ia terbunuh bersama para operator senior lainnya saat mereka berkumpul di ruang bawah tanah sebuah gedung.

Hagari menegaskan bahwa serangan tersebut menargetkan anggota Hizbullah yang bersembunyi di antara warga sipil, yang digunakan sebagai perisai manusia. Ia juga menyebut bahwa orang-orang yang tewas merencanakan serangan 'Conquer the Galilee', yang bertujuan untuk menyusup ke dalam masyarakat Israel dan membunuh warga sipil.

Ibrahim Aqil, juga dikenal sebagai Tahsin, sebelumnya dicari oleh pemerintah AS, yang menawarkan imbalan bagi siapa pun yang memberikan informasi tentangnya. Aqil memiliki reputasi sebagai anggota kelompok yang terlibat dalam pengeboman kedutaan besar AS di Beirut pada tahun 1980-an, serta penyerangan terhadap barak marinir yang menewaskan ratusan orang.

Hizbullah, yang didirikan pada awal 1980-an oleh Iran untuk melawan Israel, menggambarkan Aqil sebagai salah satu pemimpin jihadis terkemuka. (Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya