Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Beijing Kutuk Operasi Senyap Israel di Libanon

Cahya Mulyana
20/9/2024 16:44
Beijing Kutuk Operasi Senyap Israel di Libanon
Sebanyak 12 orang termasuk seorang anak tewas dalam ledakan massal, dan hampir 2.800 orang lainnya terluka,(Anadolu)

KEMENTERIAN Luar Negeri Tiongkok mengatakan ledakan ribuan perangkat komunikasi di Libanon sebagai pelanggaran kedaulatan dan dapat meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah.

"Kami menentang tindakan apa pun yang melanggar kedaulatan dan keamanan Libanon dan menyatakan kekhawatiran atas kemungkinan meningkatnya ketegangan di kawasan yang mungkin dipicu oleh insiden ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, Tiongkok pada Kamis (19/9), dilansir Antara, Jumat (20/9).

Ledakan massal perangkat komunikasi nirkabel yang dikenal sebagai penyeranta atau pager di sejumlah wilayah di Libanon pada Selasa (17/9). Sebanyak 12 orang termasuk seorang anak tewas dalam ledakan massal, dan hampir 2.800 orang lainnya terluka, termasuk 200 di antaranya dalam kondisi kritis.

Baca juga : Eks Anggota Mossad Puji Operasi Ledakan Pager di Libanon

Kejadian itu disusul dengan ledakan perangkat komunikasi lain seperti protofon (walkie-talkie) pada Rabu (18/9). "Kami menyerukan kepada pihak-pihak terkait untuk sungguh-sungguh menjaga perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah," tambah Lin Jian.

Kementerian Kesehatan Libanon menyatakan setidaknya 20 orang tewas dan 450 lainnya luka-luka dalam gelombang kedua ledakan perangkat komunikasi itu. Media Libanon menduga perangkat tersebut meledak setelah Israel meretas sistem komunikasi di negara tersebut.

Pemerintah Libanon dan Hizbullah sama-sama menuduh serangan tersebut didalangi oleh Israel. Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah bahkan mengatakan jumlah penyeranta yang digunakan anggota HIzbullah ada 4.000, yang menyiratkan bahwa Israel secara sengaja berusaha membunuh 4.000 orang.
  
Sementara itu, media setempat melaporkan unit-unit protofon yang meledak tersebut dipasok ke Libanon lima bulan yang lalu, hampir pada waktu yang bersamaan dengan datangnya unit-unit penyeranta yang meledak. Keputusan Hizbullah menggunakan perangkat penyeranta adalah karena teknologi tersebut dinilai yang paling aman dari potensi peretasan dan penyadapan.
  
Sumber keamanan Libanon mengatakan bahwa badan intelijen Israel, Mossad, menanam bahan peledak di dalam pager yang digunakan oleh anggota Hizbullah beberapa bulan sebelum meledak. Tidak ada komentar dari Israel terkait ledakan pager, tetapi Hizbullah bersumpah akan membalas Israel atas ledakan tersebut.

Ledakan pager ini terjadi di tengah meningkatnya eskalasi di perbatasan antara Israel dan Hizbullah, yang telah terlibat dalam peperangan lintas batas sejak dimulainya perang mematikan oleh Tel Aviv di Jalur Gaza. Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, setelah serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya