Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Iran Kendalikan Diri usai Pembunuhan Pemimpin Hamas oleh Israel

Ferdian Ananda Majni
17/9/2024 13:35
Iran Kendalikan Diri usai Pembunuhan Pemimpin Hamas oleh Israel
Presiden Iran Masoud Pezeshkian.(Dok Al-Jazeera)

PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengatakan pihaknya menunjukkan sikap menahan diri dalam menanggapi pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel. Pasalnya, tindakan Israel telah membuat konflik semakin meluas dan berpotensi perang regional. 

"Yang dilakukan Israel di kawasan dan yang Israel coba lakukan dengan pembunuhan Ismail Haniyeh di Iran ialah menyeret kita ke dalam perang regional," katanya kepada wartawan.

"Sejauh ini kami menahan diri. Namun kami berhak membela diri pada waktu dan tempat tertentu dengan metode tertentu," tambahnya.

Baca juga : Biden Temui Tim Keamanan Nasional Bahas Ancaman Konflik Timur Tengah

Masih menjadi perdebatan terkait Pezeshkian memiliki akses terhadap kekuasaan nyata atau kemauan politik untuk mengubah hubungan Iran dengan barat. Namun penggunaan platform internasional yang besar dan sikapnya yang sering kali bersahaja menunjukkan bahwa ia termasuk elemen baru dan tidak dapat diprediksi dalam politik Iran.

Dia tidak menepis kemungkinan bahwa Iran menjual rudal balistik jarak pendek ke Rusia. Menurutnya, tidak ada penjualan yang terjadi selama masa kepresidenannya. Namun dia tidak dapat mengungkapkan mengenai apa pun yang telah disepakati oleh pendahulunya, Ebrahim Raisi.

"Ini belum terjadi di zaman kita. Saya tidak akan membahas yang terjadi di masa lalu. Itu kemungkinan. Tidak ada larangan," ujarnya.

Baca juga : Iran Janji Balas Serangan Israel

Intelijen Barat mengatakan kontrak tersebut ditandatangani Agustus lalu dan pengiriman dilakukan minggu lalu. Pasokan rudal dipandang sebagai pukulan terhadap harapan Pezeshkian untuk meningkatkan hubungan antara Iran dan negara barat.

Terkait pengiriman rudal ke pemberontak Houthi di Yaman, setelah klaim penembakan rudal hipersonik ke Israel, Pezeshkian mengatakan cukup sulit bagi orang untuk mencapai Yaman dari Iran dan bertanya cara rudal bisa sampai ke Yaman tanpa terlihat.

Dia mengakui bahwa Iran memiliki rudal hipersonik, tetapi bukan jenis rudal yang ditembakkan oleh Houthi pada Minggu lalu. "Kami sama sekali tidak memiliki rudal ini di Iran," katanya.

Baca juga : Satu Kapal Induk AS Mulai Tinggalkan Timur Tengah

Mengenai masa depan komitmen nuklir Iran dan pengayaan uraniumnya pada tingkat kemurnian 60%, dia mengatakan Iran tidak akan membuat senjata nuklir tetapi dia menuduh AS membatalkan perjanjian nuklir lama. "Amerika telah menutup semua jalan bagi kami. Semua orang yang ingin kami ajak bicara, Amerika mengatakan mereka tidak akan mengizinkannya," ujarnya.

Para pejabat Iran mengatakan mereka akan menjajaki pembicaraan mengenai masa depan perjanjian nuklir di sela-sela sidang umum PBB minggu depan. Pezeshkian menambahkan jika Iran mengupayakan hubungan yang lebih baik dengan negara-negara barat, hal itu tidak berarti Iran akan melupakan sekutu lain, termasuk Rusia dan Tiongkok.

"Kami telah dan akan menjalin hubungan dengan Rusia. Namun pandangan kami dalam semua perang ialah tidak ada negara yang boleh melanggar batas wilayah negara lain," katanya. Pada saat yang sama, dia juga menanggapi bahwa NATO seharusnya tidak berada di perbatasan Rusia. (The Guardian/Z-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya