Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengatakan pihaknya menunjukkan sikap menahan diri dalam menanggapi pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel. Pasalnya, tindakan Israel telah membuat konflik semakin meluas dan berpotensi perang regional.
"Yang dilakukan Israel di kawasan dan yang Israel coba lakukan dengan pembunuhan Ismail Haniyeh di Iran ialah menyeret kita ke dalam perang regional," katanya kepada wartawan.
"Sejauh ini kami menahan diri. Namun kami berhak membela diri pada waktu dan tempat tertentu dengan metode tertentu," tambahnya.
Baca juga : Biden Temui Tim Keamanan Nasional Bahas Ancaman Konflik Timur Tengah
Masih menjadi perdebatan terkait Pezeshkian memiliki akses terhadap kekuasaan nyata atau kemauan politik untuk mengubah hubungan Iran dengan barat. Namun penggunaan platform internasional yang besar dan sikapnya yang sering kali bersahaja menunjukkan bahwa ia termasuk elemen baru dan tidak dapat diprediksi dalam politik Iran.
Dia tidak menepis kemungkinan bahwa Iran menjual rudal balistik jarak pendek ke Rusia. Menurutnya, tidak ada penjualan yang terjadi selama masa kepresidenannya. Namun dia tidak dapat mengungkapkan mengenai apa pun yang telah disepakati oleh pendahulunya, Ebrahim Raisi.
"Ini belum terjadi di zaman kita. Saya tidak akan membahas yang terjadi di masa lalu. Itu kemungkinan. Tidak ada larangan," ujarnya.
Baca juga : Iran Janji Balas Serangan Israel
Intelijen Barat mengatakan kontrak tersebut ditandatangani Agustus lalu dan pengiriman dilakukan minggu lalu. Pasokan rudal dipandang sebagai pukulan terhadap harapan Pezeshkian untuk meningkatkan hubungan antara Iran dan negara barat.
Terkait pengiriman rudal ke pemberontak Houthi di Yaman, setelah klaim penembakan rudal hipersonik ke Israel, Pezeshkian mengatakan cukup sulit bagi orang untuk mencapai Yaman dari Iran dan bertanya cara rudal bisa sampai ke Yaman tanpa terlihat.
Dia mengakui bahwa Iran memiliki rudal hipersonik, tetapi bukan jenis rudal yang ditembakkan oleh Houthi pada Minggu lalu. "Kami sama sekali tidak memiliki rudal ini di Iran," katanya.
Baca juga : Satu Kapal Induk AS Mulai Tinggalkan Timur Tengah
Mengenai masa depan komitmen nuklir Iran dan pengayaan uraniumnya pada tingkat kemurnian 60%, dia mengatakan Iran tidak akan membuat senjata nuklir tetapi dia menuduh AS membatalkan perjanjian nuklir lama. "Amerika telah menutup semua jalan bagi kami. Semua orang yang ingin kami ajak bicara, Amerika mengatakan mereka tidak akan mengizinkannya," ujarnya.
Para pejabat Iran mengatakan mereka akan menjajaki pembicaraan mengenai masa depan perjanjian nuklir di sela-sela sidang umum PBB minggu depan. Pezeshkian menambahkan jika Iran mengupayakan hubungan yang lebih baik dengan negara-negara barat, hal itu tidak berarti Iran akan melupakan sekutu lain, termasuk Rusia dan Tiongkok.
"Kami telah dan akan menjalin hubungan dengan Rusia. Namun pandangan kami dalam semua perang ialah tidak ada negara yang boleh melanggar batas wilayah negara lain," katanya. Pada saat yang sama, dia juga menanggapi bahwa NATO seharusnya tidak berada di perbatasan Rusia. (The Guardian/Z-2)
Houthi menegaskan bahwa tindakan mereka di laut hanya menargetkan kapal-kapal Israel.
INGGRIS mengirim HMS Diamond, kapal perang keduanya ke Teluk pada Kamis (30/11), sebagai tanggapan atas pembajakan kapal di wilayah Timur Tengah dalam merespons serangan Israel di Gaza.
Houthi akan menargetkan entitas pendudukan Zionis dengan pukulan yang menyakitkan dan tegas.
Kapal perusak Amerika Serikat (AS) menembak jatuh beberapa drone pada Minggu (4/12) saat membantu kapal komersial di Laut Merah yang menjadi sasaran serangan dari Yaman.
Program Pangan Dunia (WFP) menghentikan distribusi makanan umumnya di Yaman Utara karena terbatasnya dana dan perselisihan pendapat dengan otoritas setempat.
Kelompok Huthi di Yaman yang didukung Iran mengatakan pada Rabu (6/12) bahwa mereka telah menembakkan rudal ke Israel.
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Ulama Iran beralasan hal itu untuk melindungi para perempuan dari atmosfer maskulin dan agar mereka tidak melihat pria setengah telanjang.
Setiap kali timnas Iran mencetak gol, para pendukung perempuan itu berteriak semakin kencang.
Di kualifikasi Zona Asia untuk Piala Dunia 2022,Timnas Australia memetik kemenangan 3-0 atas Nepal, Jumat, (11/6) waktu setempat.
Terakhir kali perempuan diizinkan menonton laga sepak bola di Stadion Azadi adalah pada Oktober 2019 kala Iran melumat Kamboja 14-0.
Politisi ultrakonservatif Iran mengecam Mahdavikia karena mengenakan jersey yang menampilkan semua bendera negara anggota FIFA, termasuk Israel di sebuah laga persahabatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved