Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Israel Hantam Sekolah UNRWA Kamp Pengungi Gaza, 18 Tewas

Ferdian Ananda Majni
12/9/2024 11:16
Israel Hantam Sekolah UNRWA Kamp Pengungi Gaza, 18 Tewas
Kondisi sekolah PBB yang diserang Israel.(Dok Al-Jazeera)

SERANGAN udara Israel menghantam sekolah UNRWA di Kamp Pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza, Palestina, Rabu (11/9) malam, menewaskan 18 orang, termasuk enam staf PBB. Ini serangan paling mematikan terhadap fasilitas PBB sejak konflik Israel-Hamas dimulai.

Badan pengungsi Palestina PBB, UNRWA, mengatakan serangan itu mencatat jumlah korban tewas tertinggi di antara stafnya dalam satu insiden. Dua serangan udara menghantam sekolah dan sekitarnya di Nuseirat.

"Di antara mereka yang tewas ialah manajer tempat penampungan UNRWA dan anggota tim lain yang memberikan bantuan kepada para pengungsi," kata badan PBB itu pada X.

Baca juga : Lima Kali dalam 11 Bulan, Israel Serang Sekolah PBB di Gaza

Sebelumnya, militer Israel mengatakan angkatan udaranya melakukan serangan tepat sasaran terhadap teroris yang beroperasi dalam pusat komando dan kendali Hamas di halaman sekolah, tanpa menjelaskan lebih lanjut mengenai hasil atau identitas mereka yang menjadi sasaran.

Kantor media pemerintah Hamas mengatakan sekitar 5.000 pengungsi berlindung di sekolah tersebut ketika sekolah tersebut diserang pada Rabu (11/9) malam.

"Sekolah ini telah diserang lima kali sejak perang dimulai. Ini rumah bagi sekitar 12.000 pengungsi, sebagian besar perempuan dan anak-anak," kata UNRWA dalam pernyataannya.

Baca juga : PBB Tuntut Israel Pastikan Organisasi Kemanusiaan Bekerja Efektif

Pasukan Israel telah menyerang beberapa sekolah serupa dalam beberapa bulan terakhir. Menurut Militer Israel bahwa militan Palestina beroperasi di sana dan bersembunyi di antara warga sipil yang mengungsi. Namun, klaim itu dibantah oleh Hamas.

Serangan terhadap sekolah al-Jaouni di kamp pengungsi Nuseirat melukai sedikitnya 18 lainnya. 

Seorang juru bicara IDF mengatakan bahwa sebelum serangan itu serangkaian tindakan diambil untuk mengurangi kemungkinan jatuhnya korban sipil, termasuk penggunaan senjata presisi, penggunaan citra udara dan informasi intelijen tambahan.

Baca juga : Mayoritas Sekolah PBB-UNRWA di Jalur Gaza Hancur

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pada Rabu (11/9) malam bahwa yang terjadi di Gaza sama sekali tidak dapat diterima. "Enam rekan kami di @UNRWA termasuk di antara mereka yang terbunuh," kata Guterres dalam postingan di X.

Militer Israel mengatakan pihaknya mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko kerugian terhadap warga sipil. Klaim mereka, setidaknya sepertiga dari korban jiwa warga Palestina di Gaza ialah militan.

Mereka menuduh Hamas menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng manusia. Namun Hamas membantahnya.

Baca juga : PBB Tanggapi Pernyataan Berbahaya Jubir Israel tentang Ketua UNRWA

Sebelumnya, serangan udara menghantam rumah di dekat kota Khan Younis di Gaza selatan, menewaskan 11 orang, termasuk enam saudara laki-laki dan perempuan yang berusia antara 21 bulan hingga 21 tahun. 

Perang di Gaza kini memasuki bulan ke-11, dengan lebih dari 41.000 warga Palestina tewas, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut. Upaya internasional untuk menengahi gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Hamas berulang kali terhenti.

Perang ini dipicu pada 7 Oktober ketika Hamas menyerang Israel, menewaskan 1.200 orang, dan menyandera sekitar 250 orang. 

Hamas mengatakan bahwa para perundingnya menegaskan kembali kesiapannya untuk menerapkan gencatan senjata segera dengan Israel di Gaza berdasarkan proposal AS sebelumnya tanpa syarat baru dari pihak mana pun. Kelompok itu menambahkan bahwa tim perundingan mereka, yang dipimpin oleh pejabat senior Khalil al-Hayya, telah bertemu dengan mediator di Doha untuk membahas perkembangan terkini di Gaza.

Direktur CIA William Burns, yang juga merupakan kepala perunding AS mengenai Gaza, mengatakan bahwa proposal gencatan senjata yang lebih rinci akan dibuat dalam beberapa hari ke depan. Proposal sebelumnya yang diajukan oleh Presiden Joe Biden pada Juni menetapkan gencatan senjata tiga fase sebagai imbalan atas pembebasan sandera Israel.

Namun permasalahan masih ada, termasuk penguasaan koridor Philadelphi, sebidang tanah sempit di perbatasan Gaza dengan Mesir. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menentang protes di dalam negeri dan kritik dari Biden dengan bersumpah bahwa Israel tidak akan melepaskan kendali atas koridor strategis tersebut.

Di Gaza, serangan pada Selasa malam terhadap satu rumah di kamp pengungsi perkotaan Jabaliya di utara wilayah tersebut menewaskan sembilan orang, termasuk enam wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan dan pertahanan sipil.

Sementara itu militer Israel melaporkan kematian dua tentara pada Selasa malam ketika helikopter tentara jatuh di daerah kota Rafah di selatan Gaza. Militer mengumumkan pada Rabu bahwa helikopter tersebut jatuh saat mendarat dan delapan tentara lainnya terluka.

Helikopter tersebut sedang melakukan operasi penyelamatan nyawa untuk mengevakuasi seorang tentara yang terluka ketika jatuh.

"Sebuah komite investigasi telah ditunjuk untuk menyelidiki rincian kecelakaan itu," kata Mayor Jenderal Tomer Bar dalam pernyataan dan menyebutnya sebagai kecelakaan operasional. (The Guardian/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya