Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
SERANGAN udara Israel telah menewaskan sedikitnya 35 warga Palestina di Jalur Gaza, Palestina. Sementara rumah sakit memperingatkan bahwa anak-anak berisiko meninggal karena kekurangan bahan bakar.
Di antara korban pada Senin (19/8) itu adalah 13 orang yang dibunuh oleh pasukan Israel di Kota Gaza. Setidaknya sembilan dari mereka tewas dalam serangan udara yang menargetkan sekelompok warga Palestina di kamp pengungsi Shati yang dikelola PBB di Kota Gaza bagian barat.
Sementara itu, pada hari sebelumnya, empat orang lainnya tewas dalam pemboman Israel terhadap sebuah mobil sipil di lingkungan az-Zarqa di Kota Gaza utara, menurut Pusat Informasi Palestina (Palinfo).
Baca juga : Tidak Ada Tempat Aman Bagi Hampir 2 Juta Pengungsian di Gaza
Palinfo juga melaporkan bahwa pesawat tempur Israel menembaki rumah-rumah di lingkungan Sabra di selatan Kota Gaza. Secara terpisah di Gaza utara, Hussam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa "11 anak yang sakit di unit perawatan intensif dan pembibitan berisiko meninggal dalam beberapa jam karena kekurangan bahan bakar" yang mengancam akan menutup fasilitas tersebut, dilansir dari Al Jazeera, Selasa (20/8).
Hind Khoudary dari Al Jazeera, melaporkan dari Gaza, mengatakan Abu Safiya memperingatkan bahwa anak-anak, beberapa di antaranya adalah bayi, berada dalam risiko selama bahan bakar tidak memasuki Gaza utara.
“Kami tahu bahwa Organisasi Kesehatan Dunia memiliki konvoi berisi bahan bakar dan obat-obatan yang menuju ke bagian utara Jalur Gaza, tetapi sejauh ini, mereka masih berada di pos pemeriksaan sambil menunggu lampu hijau dari pasukan Israel untuk menyeberang. Jadi tidak ada jaminan mereka akan sampai di rumah sakit,” lapor Khoudary.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 33 fasilitas kesehatan telah berhenti beroperasi sejak 7 Oktober. Rumah sakit yang tersisa membutuhkan “setidaknya 4 ribu liter bahan bakar setiap hari agar dapat terus beroperasi”, Khoudary menambahkan. (I-2)
Pemerintah Jerman menghentikan ekspor peralatan militer ke Israel sebagai respons atas rencana pendudukan Gaza.
Indonesia berpotensi masuk dalam skenario yang selaras dengan kepentingan Israel dan Amerika Serikat, disadari atau tidak oleh pemerintah.
Militer Israel mengeklaim menguasai sekitar 75% wilayah Gaza dan terus beroperasi di Kota Gaza serta kamp-kamp di bagian tengah.
PM Israel Benjamin Netanyahu umumkan lima prinsip utama untuk mengakhiri perang di Gaza.
Kabinet keamanan Israel secara resmi menyetujui rencana PM Benjamin Netanyahu untuk mengambil alih kendali penuh atas Gaza.
Militer, Keluarga Sandera, dan komunitas internasional menolak rencana Benjamin Netanyahu kuasai seluruh Gaza.
PENINGKATAN kematian akibat kelaparan di Gaza, Palestina akibat kekurangan gizi dan penyakit menunjukkan krisis di negara tersebut yang semakin memburuk. Tercatat ada 200 kematian
MENTERI Luar Negeri RI Sugiono menyampaikan bahwa pemerintah berencana menyalurkan bantuan beras sebanyak 10 ribu ton untuk Palestina melalui jalur darat.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengisyaratkan bahwa ia tidak akan menghalangi rencana Israel untuk menguasai sepenuhnya Jalur Gaza, Palestina.
OTORITAS dalam negeri Jalur Gaza, Palestina, mendesak dihentikan penerjunan bantuan kemanusiaan via udara karena justru dapat memperburuk situasi dan menimbulkan korban jiwa baru.
Pezeshkian menekankan kembali dukungan Iran yang teguh terhadap perjuangan Palestina dan mendesak negara-negara muslim lainnya untuk mengambil sikap yang lebih tegas.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa keputusan untuk menduduki seluruh wilayah Gaza sepenuhnya berada di tangan Israel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved