Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
BERBICARA tentang kekuatan destruktif, tidak ada yang lebih mengerikan dalam sejarah modern daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945.
Peristiwa ini tidak hanya mengakhiri Perang Dunia II, tetapi juga menunjukkan kepada dunia potensi dahsyat dari senjata nuklir. Bagaimana besarnya kekuatan bom ini dan apa dampaknya? Mari kita telusuri lebih dalam.
Pada 6 Agustus 1945, bom atom pertama dijatuhkan di Hiroshima. Dijuluki "Little Boy," bom ini memiliki kekuatan sekitar 15 kiloton TNT. Angka ini mungkin sulit dibayangkan, tetapi mari kita bandingkan dengan ledakan konvensional.
Baca juga : Fakta-Fakta Penting Bom Hiroshima dan Nagasaki
Bom 15 kiloton TNT setara dengan 15.000 ton bahan peledak TNT. Untuk perspektif, ledakan bom konvensional terbesar selama Perang Dunia II memiliki kekuatan sekitar 10 ton TNT. Jadi, "Little Boy" memiliki kekuatan 1.500 kali lebih besar.
Ledakan ini menciptakan bola api yang mencapai suhu sekitar 4.000 derajat Celcius. Dalam radius sekitar 1,6 kilometer, hampir semua bangunan hancur total, dan korban jiwa langsung mencapai puluhan ribu.
Selain ledakan dan panas yang dahsyat, bom ini juga melepaskan radiasi yang mengakibatkan kematian lebih lanjut dan penyakit radiasi di antara korban yang selamat. Banyak yang menderita akibat efek radiasi selama bertahun-tahun setelahnya.
Baca juga : Dampak Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki Bagi Dunia dan Kemerdekaan Indonesia
Tiga hari setelah Hiroshima, pada 9 Agustus 1945, bom kedua dijatuhkan di Nagasaki. Bom ini, yang disebut "Fat Man" ini lebih kuat dengan kekuatan sekitar 21 kiloton TNT.
Dengan kekuatan 21 kiloton TNT, "Fat Man" memiliki kekuatan sekitar 1.400 kali lebih besar daripada ledakan bom konvensional terbesar.
Meskipun Nagasaki memiliki topografi yang lebih berbukit dibandingkan dengan Hiroshima, yang mengurangi dampak ledakan, radius penghancuran tetap sangat luas. Dalam radius sekitar 1,8 kilometer, kerusakan hampir total terjadi.
Baca juga : Sejarah Peristiwa Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki
Sama seperti di Hiroshima, radiasi yang dilepaskan menyebabkan kerugian jangka panjang bagi kesehatan penduduk. Kasus leukemia dan berbagai jenis kanker meningkat drastis di antara mereka yang selamat.
Selain kematian dan kehancuran langsung, efek bom atom ini terasa hingga bertahun-tahun setelah peristiwa tersebut, banyak korban selamat (hibakusha) mengalami efek radiasi seperti kanker, kelainan genetik, dan penyakit kronis lainnya.
Radiasi mencemari tanah dan air, menyebabkan masalah lingkungan yang berkepanjangan.
Baca juga : Presiden Jokowi Kunjungi Hiroshima Peace Memorial Park
Trauma psikologis yang diderita para korban dan generasi berikutnya tidak dapat diukur. Ketakutan akan penggunaan senjata nuklir kembali menjadi ancaman konstan bagi umat manusia.
Kekuatan yang mengerikan dari bom Hiroshima dan Nagasaki menjadi peringatan keras bagi dunia tentang bahaya senjata nuklir. Peristiwa ini memicu gerakan global untuk perlucutan senjata nuklir dan upaya untuk mencegah penggunaannya di masa depan.
Dengan kekuatan yang sangat besar, bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki tidak hanya menghancurkan dua kota tetapi juga mengubah pandangan dunia tentang perang dan perdamaian. Memahami dahsyatnya kekuatan bom ini membuat kita lebih menghargai pentingnya mencegah konflik nuklir dan menjaga perdamaian dunia. (Z-3)
Pada 1939, Albert Einstein dan Leo Szilard menulis surat kepada Presiden Franklin D. Roosevelt yang memperingatkan potensi bahaya pengembangan senjata nuklir oleh Nazi Jerman.
Kota itu tetap pada keputusannya untuk tidak mengundang Israel dalam acara peringatan pengeboman atom Amerika Serikat (AS) di Jepang selama Perang Dunia II.
Bom atom yang jatuh pada 6 dan 9 Agustus 1945 di Hirosima dan Nagasaki menjadi hari yang bersejarah bagi Jepang dan masyarakat di dunia.
Meski mirip, bom atom dan nuklir itu berbeda. Ini penjelasannya.
Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat mengakibatkan kerusakan dan kehilangan yang luar biasa. Jepan pun bangkit untuk memulihkan diri mereka.
PERTEMUAN Ju Haknyeon dengan mantan aktris video dewasa Asuka Kirara memicu kontroversi yang akhirnya membuat sang anggota tersebut keluar dari grup.
Indonesia for the World adalah ruang belajar global yang menyatukan kepedulian, aksi, dan inovasi.
STARTUP Indonesia Nosuta membuka jalan bagi mahasiswa kehutanan untuk berkarier di Jepang. Lima belas mahasiswa Program Studi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
Legenda sepak bola Jepang Keisuke Honda bersama J Trust Bank Indonesia berkolaborasi memperkenalkan kompetisi sepak bola usia anak dengan format 4v4.
Skuad Indonesia dijadwalkan berangkat ke Osaka pada Sabtu untuk mempersiapkan diri menghadapi laga penting di Suita City Stadium.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi mendorong pelajar asal Indonesia untuk mengambil studi di 'Negeri Matahari Terbit'.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved