Blinken: Serangan Iran dan Hizbullah ke Israel paling Cepat Senin

Ferdian Ananda Majni
05/8/2024 16:48
Blinken: Serangan Iran dan Hizbullah ke Israel paling Cepat Senin
Kota Beirut, Libanon.(Dok Al-Jazeera)

MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Tony Blinken memberi tahu rekan-rekannya dari negara-negara G7 pada Minggu (4/8) bahwa serangan oleh Iran dan Hizbullah terhadap Israel dapat dimulai paling cepat pada Senin (5/8) waktu setempat. Tiga sumber yang diberi pengarahan tentang hal tersebut memberi tahu Axios.

Blinken mengadakan panggilan konferensi untuk berkoordinasi dengan sekutu dekat AS dan mencoba menghasilkan tekanan diplomatik pada menit-menit terakhir terhadap Iran dan Hizbullah untuk meminimalkan pembalasan mereka sebanyak mungkin. Ia menekankan bahwa membatasi dampak serangan mereka ialah peluang terbaik untuk mencegah perang habis-habisan.

Iran dan sekutunya di Libanon, Hizbullah, telah berjanji untuk menanggapi pembunuhan oleh Israel terhadap pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan komandan militer Hizbullah Fuad Shukr di Beirut.

Baca juga : Serangan Iran Diperkirakan Terjadi dalam Hitungan Jam dan Lebih Dahsyat

Sumber-sumber tersebut mengatakan Blinken menekankan bahwa AS yakin Iran dan Hizbullah akan membalas. Namun tidak seperti serangan Iran terhadap Israel pada 13 April saat meluncurkan hampir 350 pesawat nirawak dan rudal serang ke Israel yang lantas Israel, AS, dan sekutu mereka bekerja sama mencegat sebagian besar serangan itu, Blinken mengatakan tidak jelas bentuk pembalasan yang akan dilakukan.

Blinken mengatakan AS tidak mengetahui waktu pasti serangan tersebut tetapi menekankan bahwa serangan dapat dimulai paling cepat dalam 24-48 jam ke depan. Ini berarti paling cepat pada Senin, kata sumber tersebut.

Menteri luar negeri itu memberi tahu rekan-rekannya bahwa AS berupaya memutus siklus eskalasi dengan mencoba membatasi serangan oleh Iran dan Hizbullah sebanyak mungkin dan kemudian menahan respons Israel. Blinken meminta menteri luar negeri lain untuk memberikan tekanan diplomatik kepada Iran, Hizbullah, dan Israel untuk mempertahankan pengendalian diri secara maksimal.

Baca juga : Biden Temui Tim Keamanan Nasional Bahas Ancaman Konflik Timur Tengah

Blinken memberi tahu menteri luar negeri G7 bahwa peningkatan pasukan AS di kawasan itu hanya untuk tujuan pertahanan, kata sumber tersebut. Salah satu sumber yang hadir dalam panggilan tersebut mengatakan Blinken terdengar frustrasi ketika ia memberi pengarahan kepada para menteri mengenai pembicaraan terkini dengan Israel mengenai kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata di Gaza.

Blinken mengatakan pemerintah merasa hampir mencapai terobosan sebelum pembunuhan di Teheran. Sekarang kesepakatan lebih dibutuhkan dari sebelumnya, Blinken menambahkan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller menolak berkomentar. "Kami menyatakan keprihatinan mendalam kami atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang mengancam akan memicu konflik yang lebih luas di kawasan tersebut," kata para menteri G7 dalam suatu pernyataan.

Baca juga : Iran Janji Balas Serangan Israel

"Kami mendesak semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dari mengabadikan siklus kekerasan pembalasan yang merusak saat ini untuk menurunkan ketegangan dan terlibat secara konstruktif menuju deeskalasi. Tidak ada negara atau bangsa yang akan memperoleh keuntungan dari eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah."

Komandan Komando Pusat AS, Jenderal Michael Kurilla, diperkirakan tiba di Israel pada Senin untuk menyelesaikan persiapan dengan Pasukan Pertahanan Israel menjelang kemungkinan serangan oleh Iran dan Hizbullah, kata pejabat Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan pada Minggu malam dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan para kepala militer serta badan intelijen. "Iran dan antek-anteknya ingin mengepung kita dalam cengkeraman terorisme. Kami bertekad melawan mereka di setiap lini dan arena, dekat dan jauh. Siapa pun yang ingin menyakiti kita akan membayar harga yang sangat mahal," kata Netanyahu menjelang pertemuan tersebut.

Baca juga : AS Ingatkan Konsekuensi Israel jika Serang Hizbullah

Gallant juga berbicara pada Minggu dengan mitranya dari AS, Lloyd Austin.

Negara-negara lain di kawasan tersebut juga bersiap menghadapi eskalasi dramatis dan berusaha keras untuk mencegahnya. Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengunjungi Teheran pada Minggu dalam kunjungan pertama dalam hampir satu dekade. Yordania khawatir serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran akan melewati wilayah udaranya.

Selama serangan pada 13 April, Yordania mencegat pesawat nirawak Iran yang menuju Israel dan mengizinkan jet tempur AS dan Israel menggunakan wilayah udaranya untuk mencegat pesawat nirawak dan rudal jelajah Iran. Safadi bertemu dengan penjabat Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri dan menyampaikan pesan dari Raja Abdullah II kepada presiden Iran, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Yordania.

"Saya tidak datang ke sini untuk menyampaikan pesan dari Israel atau menerima pesan untuk Israel. Saya datang ke sini untuk menyampaikan kekhawatiran tentang eskalasi regional," kata Safadi setelah pertemuannya di Teheran. (Was)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya