Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Demonstrasi Tuntut PM Bangladesh Mundur Berujung Bentrok, Puluhan Tewas

Ferdian Ananda Majni
05/8/2024 14:08
Demonstrasi Tuntut PM Bangladesh Mundur Berujung Bentrok, Puluhan Tewas
Demonstrasi di Bangladesh.(Dok Al-Jazeera)

SETIDAKNYA 91 orang, termasuk 14 petugas polisi tewas, dan ratusan lain terluka akibat tembakan peluru di seluruh Bangladesh pada Minggu (4/8). Peristiwa itu terjadi, ketika anggota partai yang berkuasa dan polisi bentrok dengan demonstran yang menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina.

Laporan terkini bahwa situasi kian memburuk. Pemerintah memperpanjang jam malam tanpa batas waktu.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Markas Besar Kepolisian Bangladesh di Dhaka, 13 petugas polisi tewas dalam serangan di kantor polisi di kota Sirajganj barat laut dan satu di kota Comilla timur. "Lebih dari 300 polisi juga terluka dalam serangan pengunjuk rasa di berbagai kantor polisi di seluruh negeri," tambah pernyataan itu.

Baca juga : Demonstrasi Anti-Modi Tewaskan Lima Orang di Bangladesh

Setidaknya 77 orang tewas di 18 distrik di negara itu, termasuk empat di ibu kota Dhaka, kata harian Prothom Alo, mengutip sumber polisi dan rumah sakit. Mereka yang tewas termasuk pengunjuk rasa, Liga Awami yang berkuasa, dan anggota oposisi Partai Nasionalis Bangladesh.

Sementara itu, ratusan orang, termasuk mereka yang mengalami luka tembak, mendapatkan perawatan inap di rumah sakit berbeda. Kantor Perdana Menteri menyebut para pengunjuk rasa yang melakukan kekerasan sebagai teroris.

Perdana Menteri Hasina telah memperingatkan bahwa pemerintahannya akan mengambil tindakan keras terhadap penjahat yang menyebabkan masalah keamanan tersebut. Dalam situasi yang muncul ini, pemerintah memerintahkan penutupan internet seluler dan Facebook dan WhatsApp kembali diblokir.

Baca juga : Lebih 10 Ribu Orang Ditahan dan 280 tewas di Bangladesh

Sebelumnya, pemerintah telah melanjutkan layanan seluler setelah 10 hari pemadaman listrik pada 28 Juli. Sementara itu, pemerintah mengumumkan hari libur nasional selama tiga hari, mulai Senin (5/8).

Pemerintah juga telah meningkatkan patroli untuk meningkatkan keamanan selama jam malam yang sedang berlangsung dan memperpanjangnya tanpa batas waktu di tengah situasi kekerasan, menurut pemberitahuan Kementerian Dalam Negeri pada Minggu. Sebelumnya, Bangladesh memberlakukan jam malam pada 20 Juli di tengah gelombang pertama protes mahasiswa yang tidak terkendali sejak 16 Juli.

Sementara itu, pensiunan perwira militer mendesak angkatan bersenjata negara tersebut untuk tidak menghadapi mahasiswa-warga sipil, selain mengambil inisiatif untuk menyelesaikan krisis politik yang sedang berlangsung di negara tersebut melalui dialog.

Baca juga : Lebih dari 20 Orang Tewas dalam Aksi Protes di Bangladesh

Mantan panglima Angkatan Darat Bangladesh Iqbal Karim Bhuiyan dalam pernyataan tertulis atas nama pensiunan perwira mendesak dilakukannya penyelidikan yang dilakukan PBB terhadap semua pembunuhan terorganisasi selama protes mahasiswa.

Koordinator utama Nahid Islam pada rapat umum besar-besaran di ibu kota Dhaka mengumumkan gerakan nonkooperatif. Dia meminta Hasina untuk mengundurkan diri dan bertanggung jawab atas kematian selama protes mahasiswa.

Gerakan nonkooperatif menyerukan masyarakat untuk menahan diri dari semua kegiatan rutin pemerintah, termasuk membayar pajak dan tagihan listrik, menutup semua pabrik dan kantor, dan menutup transportasi sampai pemerintahan Hasina mengundurkan diri. Hasina mengatakan keadilan akan ditegakkan bagi mereka yang terbunuh dalam protes mahasiswa dan menyerukan dialog untuk mengakhiri protes tersebut. Namun para pengunjuk rasa menolak seruan negosiasi.

Baca juga : Menteri Bangladesh Pertahankan Penanganan Protes Besar, PBB Serukan Investigasi Independen

Pada Minggu (4/8) terjadi ketegangan di seluruh negeri, ketika partai Liga Awami yang berkuasa memobilisasi pendukungnya untuk menanggapi para pengunjuk rasa. Sekretaris Jenderal Oposisi BNP Mirza Fakhrul Islam Alamgir pada Minggu juga meminta para pendukungnya untuk membantu para mahasiswa di jalanan.

Selama tiga minggu terakhir, negara Asia Selatan berpenduduk 170 juta jiwa ini telah diguncang kekacauan akibat protes mahasiswa yang menuntut reformasi kuota pekerjaan pemerintah.

Pemerintah mengatakan sedikitnya 150 orang tewas dalam kekerasan baru-baru ini selama protes mahasiswa pada Juli. Namun media lokal mengatakan lebih dari 266 orang, sebagian besar pelajar, tewas akibat luka tembak dalam bentrokan dengan polisi dan anggota partai yang berkuasa. (Anadolu/Z-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya