Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SEKJEN Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, mendesak negara-negara untuk mengambil tindakan guna mengatasi dampak "panas yang melumpuhkan," karena dunia mengalami suhu tertinggi yang memengaruhi komunitas rentan.
Berbicara kepada wartawan, Kamis, Guterres mengatakan miliaran orang di seluruh dunia mengalami "epidemi panas ekstrem" yang dipicu perubahan iklim.
“Panas ekstrem semakin merobek ekonomi, memperlebar ketidaksetaraan, merusak Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dan membunuh orang,” kata Sekretaris Jenderal PBB itu.
Baca juga : Sekjen PBB: Dampak Perubahan Iklim Mengancam Kelangsungan Manusia
“Kita tahu apa yang menyebabkannya: perubahan iklim yang dipicu oleh bahan bakar fosil dan ulah manusia. Dan kita tahu bahwa situasinya akan semakin buruk; panas ekstrem adalah keadaan baru yang tidak normal.”
Peringatan Guterres muncul sehari setelah pengamat iklim Uni Eropa mengatakan bahwa dunia telah mengalami hari terpanas dalam catatan minggu ini.
Layanan Perubahan Iklim Copernicus (C3S) mengatakan, Rabu, suhu permukaan rata-rata global pada 22 Juli naik menjadi 17,15 derajat Celsius (62,9 derajat Fahrenheit) – atau 0,06 derajat Celsius lebih tinggi dari rekor yang tercatat hanya sehari sebelumnya.
Baca juga : PBB Ungkap Dampak Nyata Pemanasan Global
Setiap bulan sejak Juni 2023 kini telah tercatat sebagai bulan terpanas di planet ini sejak pencatatan dimulai pada 1940, dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun-tahun sebelumnya, menurut C3S.
Rekor suhu tertinggi terakhir kali dicatat selama empat hari berturut pada awal Juli 2023. Sebelumnya, hari terpanas terjadi pada Agustus 2016.
Jutaan orang di seluruh dunia telah mengalami suhu tertinggi dalam beberapa minggu terakhir, termasuk di Timur Tengah, Afrika, dan Asia, di mana krisis ini memperburuk ketidaksetaraan sosial.
Baca juga : Sekjen PBB Ajak Semua Negara Tekan Emisi Gas Rumah Kaca
Lebih dari 70% tenaga kerja global – sekitar 2,4 miliar orang – kini berada dalam risiko tinggi terhadap panas ekstrem, menurut laporan dari Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang diterbitkan, Kamis.
Di Afrika, hampir 93% tenaga kerja terpapar panas berlebih, dan 84% tenaga kerja di negara-negara Arab, temuan laporan tersebut.
Panas berlebih telah dikaitkan dengan hampir 23 juta cedera di tempat kerja di seluruh dunia, dan sekitar 19.000 kematian setiap tahunnya.
Baca juga : Antonio Guterres: Kebijakan Israel di Tepi Barat Menghancurkan Prospek Solusi Dua Negara
Para ahli juga telah memperingatkan seiring dengan intensifikasi dampak perubahan iklim, pola cuaca menjadi lebih ekstrem dengan kekeringan, badai super, banjir, dan kebakaran hutan yang memengaruhi sebagian besar belahan dunia.
Selama konferensi pers, Kamis, Guterres mengatakan negara-negara harus mengurangi ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil, yang memperburuk krisis iklim.
“Para pemimpin di semua lini harus bangkit dan bertindak – dan itu berarti pemerintah, terutama negara-negara G20,” kata kepala PBB tersebut.
“Kepemimpinan dari mereka yang memiliki kemampuan dan kapasitas terbesar sangat penting. Negara-negara harus menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dengan cepat dan adil.” (Al Jazeera/Z-3)
SEKRETARIS Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan keprihatinan yang mendalam atas serangan rudal India terhadap Pakistan.
Presiden Prabowo Subianto menyatakan komitmen Indonesia untuk mendukung penguatan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB, khususnya di Palestina.
Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, di sela-sela KTT G20 di Brasil.
WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia PBB kembali menyerukan gencatan senjata seusai rumah sakit di Jalur Gaza diserang pasukan Israel.
SEKRETARIS Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan keprihatinan mendalam atas penderitaan warga sipil di bawah pengepungan Israel di Gaza Utara.
Otoritas Israel, Rabu (2/10), menyatakan Sekjen PBB Antonio Guterres sebagai persona non grata karena menegaskan pentingnya meredakan ketegangan di Timur Tengah.
Gelombang panas ekstrem yang diperkiakan mencapai 40 derajat celsius melanda wilayah timur Amerika Serikat, memengaruhi hampir 160 juta penduduk.
Manajer Borussia Dortmund, Niko Kovac, mengeluhkan cuaca ekstreem di Amerika Serikat. Ia menyamakan panasnya mirip dengan sauna.
Ilmuwan terus mencari cara baru untuk mengatasi pemanasan global. Salah satu ide yang muncul adalah menggunakan debu berlian untuk mendinginkan Bumi.
STUDI baru memperingatkan bahwa kematian akibat cuaca panas ekstrem di Eropa diperkirakan melonjak tajam dalam beberapa dekade mendatang.
GENERASI muda terutama generasi Alfa dan setelahnya disebut paling merasakan dampak perubahan iklim. Karena itu, kesadaran dan aksi iklim perlu terus digalakkan di kalangan generasi muda.
Tahun ini, kematian terkait panas di Mediterania menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana perubahan iklim akan mempengaruhi industri perjalanan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved