Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MILITER Israel telah mengambil kendali operasional di Penyeberangan Rafah selatan Gaza, yang berbatasan dengan Mesir. Bahkan pasukan khusus sedang menyisir daerah tersebut.
Pasukan Israel telah beroperasi sejak tadi malam pada wilayah tertentu di Rafah timur, dimana sebagian besar orang dan beberapa organisasi internasional telah dievakuasi dari sana.
Dalam jumpa pers pagi hari, pihaknya juga mengatakan penyeberangan Kerem Shalom ditutup pada hari Selasa (7/5) karena alasan keamanan dan akan dibuka kembali setelah situasi keamanan memungkinkan.
Baca juga : Israel: Pembebasan Sandera Bisa Tunda Serangan ke Rafah
Pada Selasa (7/5) pagi, juru bicara otoritas perbatasan Gaza membenarkan penutupan penyeberangan antara Jalur Gaza dan Mesir karena kehadiran tank Israel.
Tiga sumber kemanusiaan mengatakan kepada Reuters bahwa aliran bantuan melalui penyeberangan dihentikan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa invasi darat Israel ke kota Rafah di Gaza selatan tidak dapat ditoleransi.
Baca juga : Melawan Rezim Zionis tidak Cukup dengan Suara
"Invasi darat ke Rafah tidak dapat ditoleransi,” kata Guterres pada hari Senin (6/5)
Dia menyerukan Israel dan Hamas untuk bekerja lebih keras untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
"Hari ini saya menyampaikan seruan yang sangat kuat kepada pemerintah Israel dan pimpinan Hamas agar melakukan upaya ekstra untuk mewujudkan perjanjian yang benar-benar penting," ujarnya.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Italia, Sergio Mattarella di markas besar PBB di New York, dia menyebut ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan, dan invasi darat di Rafah tidak dapat ditoleransi karena dampak kemanusiaannya yang sangat buruk.
"Karena dampaknya yang mengganggu stabilitas di kawasan,” tegas Guterres kepada Presiden Italia Sergio Mattarella. (Arabnews/Z-10)
ISRAEL menyatakan akan membuka jalur udara bagi negara-negara asing yang ingin mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam beberapa hari ke depan.
MILITER Israel mengumumkan bahwa bantuan akan mulai dikirim melalui udara ke Gaza, atas permintaan dari negara tetangga, Yordania.
MILITER Israel mengumumkan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara ke Jalur Gaza akan dimulai pada Sabtu (26/7) malam.
UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Kelaparan massal melanda Gaza, membuat dokter bekerja dalam kondisi lemah dan pingsan saat bertugas. Lebih dari 900 ribu anak kini menderita kelaparan parah.
WFP PBB mengatakan hampir sepertiga penduduk Gaza harus menahan lapas.
Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut pengiriman bantuan melalui udara tidak akan membalikkan kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza.
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved