Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Demonstrasi Mahasiswa Pro-Palestina Guncang Kampus Sciences Po di Paris

Cahya Mulyana
29/4/2024 09:00
Demonstrasi Mahasiswa Pro-Palestina Guncang Kampus Sciences Po di Paris
Demonstrasi pro-Palestina meletus di Institut Studi Politik Sciences Po di Paris, Prancis, bersamaan dengan hari yang dramatis(AFP)

AKSI mahasiswa pro-Palestina muncul bertepatan dengan hari drama di Institut Studi Politik Paris, Prancis, Minggu (28/4). Presiden Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Gabriel Attal di antara alumni kampus yang dikenal Sciences Po ini.

Para pengunjuk rasa pertama-tama menduduki gedung pusat kampus dan memblokir pintu masuknya dengan tong sampah, platform kayu, dan sepeda. Mereka juga berkumpul di jendela gedung, meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina, dan mengibarkan bendera Palestina serta plakat bertuliskan “Kita semua adalah warga Palestina.”

Jumat (26/4) malam, demonstran pro-Palestina dan pro-Israel saling berhadapan di jalan luar kampus. Polisi anti huru-hara turun tangan untuk memisahkan kedua kelompok tersebut. 

Baca juga : 150 Orang Ditahan Saat Polisi Membersihkan Kemah Pro-Palestina di Dua Kampus Amerika serikat

Saat malam tiba, sekelompok pengunjuk rasa pro-Palestina yang jumlahnya semakin berkurang menolak untuk mengalah dan mengabaikan perintah polisi mengosongkan jalan. Yang lainnya pergi dengan damai, dikawal keluar dari area tersebut oleh polisi. 

Perang Gaza menimbulkan perpecahan tajam di Perancis, yang memiliki populasi Muslim dan Yahudi terbesar di Eropa Barat. Prancis awalnya berupaya melarang demonstrasi pro-Palestina.

Salah satu tuntutan pengunjuk rasa adalah agar Sciences Po memutuskan hubungan dengan lembaga pendidikan Israel. Pada Rabu (24/4) malam, lebih dari 100 pengunjuk rasa pro-Palestina juga menduduki amfiteater Sciences Po.

Baca juga : Demo Warga Israel Menuntut Pengunduran Benjamin Netanyahu 

Sebagian besar dari mereka setuju untuk keluar setelah berdiskusi dengan manajemen tetapi sekelompok kecil tetap tinggal. Mereka dipindahkan oleh polisi malam itu juga. Pihak kampus itu menutup semua gedung dan mengalihkan kegiatan perkuliahan menjadi daring.

"Kami mengutuk keras tindakan siswa yang menghalangi berfungsinya lembaga tersebut dan menghukum siswa, guru, dan karyawan Sciences Po," kata pernyataan kampus itu.

Pernyataan itu mengatakan sekitar 60 pengunjuk rasa berada di dalam gedung yang diduduki dan bahwa pengelola sedang bertemu dengan delegasi mahasiswa untuk mencoba mencari jalan keluar dari situasi ini melalui dialog. Louise, seorang pengunjuk rasa, mengatakan tindakan para mahasiswa tersebut terinspirasi oleh demonstrasi serupa di Universitas Columbia di New York dan kampus-kampus Amerika Serikat (AS) lainnya.

Baca juga : Israel Kepung dan Bombardir Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza

“Tetapi solidaritas kami tetap menjadi yang pertama dan terutama terhadap rakyat Palestina,” katanya.

Mahasiswa yang memprotes perang Israel-Hamas telah melakukan demonstrasi di Universitas Columbia, salah satu dari sejumlah demonstrasi yang mengguncang kampus-kampus dari California hingga Connecticut.

Ratusan mahasiswa dan bahkan beberapa profesor telah ditangkap di seluruh Amerika, terkadang di tengah intimidasi polisi. (France24/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya