Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
AKSI mahasiswa pro-Palestina muncul bertepatan dengan hari drama di Institut Studi Politik Paris, Prancis, Minggu (28/4). Presiden Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Gabriel Attal di antara alumni kampus yang dikenal Sciences Po ini.
Para pengunjuk rasa pertama-tama menduduki gedung pusat kampus dan memblokir pintu masuknya dengan tong sampah, platform kayu, dan sepeda. Mereka juga berkumpul di jendela gedung, meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina, dan mengibarkan bendera Palestina serta plakat bertuliskan “Kita semua adalah warga Palestina.”
Jumat (26/4) malam, demonstran pro-Palestina dan pro-Israel saling berhadapan di jalan luar kampus. Polisi anti huru-hara turun tangan untuk memisahkan kedua kelompok tersebut.
Baca juga : 150 Orang Ditahan Saat Polisi Membersihkan Kemah Pro-Palestina di Dua Kampus Amerika serikat
Saat malam tiba, sekelompok pengunjuk rasa pro-Palestina yang jumlahnya semakin berkurang menolak untuk mengalah dan mengabaikan perintah polisi mengosongkan jalan. Yang lainnya pergi dengan damai, dikawal keluar dari area tersebut oleh polisi.
Perang Gaza menimbulkan perpecahan tajam di Perancis, yang memiliki populasi Muslim dan Yahudi terbesar di Eropa Barat. Prancis awalnya berupaya melarang demonstrasi pro-Palestina.
Salah satu tuntutan pengunjuk rasa adalah agar Sciences Po memutuskan hubungan dengan lembaga pendidikan Israel. Pada Rabu (24/4) malam, lebih dari 100 pengunjuk rasa pro-Palestina juga menduduki amfiteater Sciences Po.
Baca juga : Demo Warga Israel Menuntut Pengunduran Benjamin Netanyahu
Sebagian besar dari mereka setuju untuk keluar setelah berdiskusi dengan manajemen tetapi sekelompok kecil tetap tinggal. Mereka dipindahkan oleh polisi malam itu juga. Pihak kampus itu menutup semua gedung dan mengalihkan kegiatan perkuliahan menjadi daring.
"Kami mengutuk keras tindakan siswa yang menghalangi berfungsinya lembaga tersebut dan menghukum siswa, guru, dan karyawan Sciences Po," kata pernyataan kampus itu.
Pernyataan itu mengatakan sekitar 60 pengunjuk rasa berada di dalam gedung yang diduduki dan bahwa pengelola sedang bertemu dengan delegasi mahasiswa untuk mencoba mencari jalan keluar dari situasi ini melalui dialog. Louise, seorang pengunjuk rasa, mengatakan tindakan para mahasiswa tersebut terinspirasi oleh demonstrasi serupa di Universitas Columbia di New York dan kampus-kampus Amerika Serikat (AS) lainnya.
Baca juga : Israel Kepung dan Bombardir Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza
“Tetapi solidaritas kami tetap menjadi yang pertama dan terutama terhadap rakyat Palestina,” katanya.
Mahasiswa yang memprotes perang Israel-Hamas telah melakukan demonstrasi di Universitas Columbia, salah satu dari sejumlah demonstrasi yang mengguncang kampus-kampus dari California hingga Connecticut.
Ratusan mahasiswa dan bahkan beberapa profesor telah ditangkap di seluruh Amerika, terkadang di tengah intimidasi polisi. (France24/Z-3)
Pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf, berbagi pengalaman dramatisnya selama 100 jam ditahan oleh pasukan Kurdi di Suriah pada April 2025.
Terinspirasi dari era Art Deco tahun 1920-1930, Khanaan memadukan budaya motif khas era tersebut dengan tampilan yang ramping dan linier serta ornamen yang stylish
Pemkab Bandung siap melakukan langkah-langkah kongkret yang bisa dilakukan dalam rangka menyikapi perjuangan rakyat Palestina.
Penggalangan dana dilakukan saat ribuan warga melakukan aksi damai bela Palestina
Donasi yang terkumpul sudah ditransferkan kepada lembaga yang menyalurkan langsung bantuan. Pengumpulan donasi tahap kedua ditargetkan bisa mencapai Rp200 juta.
Kegiatan yang diikuti seribuan umat muslim tersebut diisi dengan doa bersama serta penggalangan dana
"Saya ingin mengakhiri karier saya dengan bertanding, di lapangan, bermain, dalam kondisi sehat ataupun sakit."
Petenis berusia 18 tahun itu mencapai babak delapan besar di Rolland Garros untuk kedua kalinya secara beruntun setelah menang 6-4 dan 6-0 atas petenis Belgia Elise Mertens, Minggu (29/5).
NOVAK Djokovic menegaskan uang tidak akan pernah menjadi tujuan utama dalam hidupnya meski dia menjadi pemain pertama yang menerima hadiah uang sebesar Rp1,36 triliun
Kemenangan beruntun kedelapan petenis 29 tahun itu atas Cilic menyiapkan pertemuan melawan juara sepuluh kali Rafael Nadal.
Laga antara Stephens dan Keys merupakan pertemuan sesama petenis AS pertama di semifinal Prancis Terbuka sejak 2002.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved