Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
AKSI mahasiswa pro-Palestina muncul bertepatan dengan hari drama di Institut Studi Politik Paris, Prancis, Minggu (28/4). Presiden Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Gabriel Attal di antara alumni kampus yang dikenal Sciences Po ini.
Para pengunjuk rasa pertama-tama menduduki gedung pusat kampus dan memblokir pintu masuknya dengan tong sampah, platform kayu, dan sepeda. Mereka juga berkumpul di jendela gedung, meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina, dan mengibarkan bendera Palestina serta plakat bertuliskan “Kita semua adalah warga Palestina.”
Jumat (26/4) malam, demonstran pro-Palestina dan pro-Israel saling berhadapan di jalan luar kampus. Polisi anti huru-hara turun tangan untuk memisahkan kedua kelompok tersebut.
Baca juga : 150 Orang Ditahan Saat Polisi Membersihkan Kemah Pro-Palestina di Dua Kampus Amerika serikat
Saat malam tiba, sekelompok pengunjuk rasa pro-Palestina yang jumlahnya semakin berkurang menolak untuk mengalah dan mengabaikan perintah polisi mengosongkan jalan. Yang lainnya pergi dengan damai, dikawal keluar dari area tersebut oleh polisi.
Perang Gaza menimbulkan perpecahan tajam di Perancis, yang memiliki populasi Muslim dan Yahudi terbesar di Eropa Barat. Prancis awalnya berupaya melarang demonstrasi pro-Palestina.
Salah satu tuntutan pengunjuk rasa adalah agar Sciences Po memutuskan hubungan dengan lembaga pendidikan Israel. Pada Rabu (24/4) malam, lebih dari 100 pengunjuk rasa pro-Palestina juga menduduki amfiteater Sciences Po.
Baca juga : Demo Warga Israel Menuntut Pengunduran Benjamin Netanyahu
Sebagian besar dari mereka setuju untuk keluar setelah berdiskusi dengan manajemen tetapi sekelompok kecil tetap tinggal. Mereka dipindahkan oleh polisi malam itu juga. Pihak kampus itu menutup semua gedung dan mengalihkan kegiatan perkuliahan menjadi daring.
"Kami mengutuk keras tindakan siswa yang menghalangi berfungsinya lembaga tersebut dan menghukum siswa, guru, dan karyawan Sciences Po," kata pernyataan kampus itu.
Pernyataan itu mengatakan sekitar 60 pengunjuk rasa berada di dalam gedung yang diduduki dan bahwa pengelola sedang bertemu dengan delegasi mahasiswa untuk mencoba mencari jalan keluar dari situasi ini melalui dialog. Louise, seorang pengunjuk rasa, mengatakan tindakan para mahasiswa tersebut terinspirasi oleh demonstrasi serupa di Universitas Columbia di New York dan kampus-kampus Amerika Serikat (AS) lainnya.
Baca juga : Israel Kepung dan Bombardir Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza
“Tetapi solidaritas kami tetap menjadi yang pertama dan terutama terhadap rakyat Palestina,” katanya.
Mahasiswa yang memprotes perang Israel-Hamas telah melakukan demonstrasi di Universitas Columbia, salah satu dari sejumlah demonstrasi yang mengguncang kampus-kampus dari California hingga Connecticut.
Ratusan mahasiswa dan bahkan beberapa profesor telah ditangkap di seluruh Amerika, terkadang di tengah intimidasi polisi. (France24/Z-3)
PRANCIS dan Inggris, bersama sejumlah negara lainnya, mulai menunjukkan niat serius untuk mengakui Palestina.
NIAT Prancis dan sejumlah negara lain untuk mengakui Palestina sebagai negara berdaulat dinilai sebagai langkah penting dalam peta diplomasi internasional.
PAUS Leo XIV menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza.
PEMUKIM Israel menyerang desa Kristen Palestina Taybeh di Tepi Barat, Palestina, yang dijajah, semalaman. Mereka membakar mobil dan menyemprotkan grafiti yang mengancam.
KONDISI kelaparan di Jalur Gaza kini mencapai titik kritis dan mengancam nyawa lebih dari dua juta penduduk Palestina.
KRISIS gizi di Jalur Gaza, Palestina, mencapai titik kritis dengan lonjakan kematian yang mencolok sepanjang Juli 2025. Hal itu diungkapkan WHO dalam laporan terbaru yang dirilis 27 Juli 2025.
Sinner memilih pulang ke rumah dan menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat.
Jannik Sinner tampak bergerak menuju kemenangan, unggul dua set dan satu break di set ketiga, lalu memimpin 5-3 di set keempat. Namun, Carlos Alcaraz bangkit dan menang.
Carlos Alcaraz menunjukkan daya juang tinggi untuk bangkit dan meraih kemenangan 4-6, 6-7 (4/7), 6-4, 7-6 (7/3), dan 7-6 (10/2) dalam tempo 5 jam dan 29 menit di final Prancis Terbuka.
Aryna Sabalenka mengatakan sakit hati karena menunjukan permainan tenis yang sangat buruk, usai kalah dari Coco Gauff di Prancis Terbuka.
Coco Gauff berhasil menang Prancis Terbuka setelah mengalahkaan peringkat satu dunia Aryna Sabalenka di final.
Djokovic mengatakan dirinya akan tetap memburu gelar dari ajang grand slam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved