Serangan Israel di Rafah Menewaskan 22 Orang, Wanita Hamil, dan 18 Anak

Haufan Hasyim Salengke
22/4/2024 12:39
Serangan Israel di Rafah Menewaskan 22 Orang, Wanita Hamil, dan 18 Anak
Seorang pria Palestina menunggu kabar mengenai putrinya ketika petugas penyelamat mencari korban yang selamat di bawah reruntuhan.(AFP)

SERANGAN Israel terhadap kota Rafah di Gaza selatan semalam menewaskan 22 orang, termasuk 18 anak, kata para pejabat kesehatan, Minggu (21/4) waktu setempat. Aksi militer tersebut dilancarkan saat Amerika Serikat akan menyetujui bantuan militer tambahan senilai miliaran dolar kepada Israel, sekutu dekatnya.

Serangan pertama Israel di Rafah menewaskan seorang pria, istrinya yang sedang hamil, dan anak mereka yang berusia tiga tahun, menurut pihak Rumah Sakit Kuwait terdekat, yang menerima jenazah mereka. Perempuan itu sedang hamil dan dokter berhasil menyelamatkan bayinya.

Serangan kedua menewaskan 17 anak dan dua wanita, semuanya berasal dari satu keluarga besar, menurut catatan rumah sakit. Mohammed al-Beheiri mengatakan putrinya, Rasha, dan enam anaknya, yang bungsu berusia 18 bulan, termasuk di antara mereka yang tewas. Istri kedua suaminya dan ketiga anaknya masih tertimbun reruntuhan, kata al-Beheiri.

Baca juga : Pejabat Jalur Gaza: Serangan Israel Bunuh Sembilan Anggota Keluarga di Rafah

Sementara itu serangan udara di Rafah malam sebelumnya menewaskan sembilan orang, termasuk enam anak. Israel hampir setiap hari melakukan serangan udara di Rafah, tempat lebih dari separuh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa mencari perlindungan dari pertempuran di tempat lain.

Israel juga telah berjanji untuk memperluas serangan daratnya ke kota di perbatasan dengan Mesir meskipun ada seruan internasional untuk menahan diri, termasuk dari Amerika Serikat.

Setidaknya 13 orang tewas, termasuk tujuh anak, dan lebih dari 25 orang terluka setelah serangan Israel menargetkan kamp pengungsi Al-Maghazi di Gaza tengah pada Selasa lalu, menurut pejabat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa. Video grafis yang diperoleh CNN dari saksi mata Nihad Owdetallah menunjukkan beberapa korban berkaparan di lantai, termasuk anak-anak, dengan darah berceceran di sekitar area tersebut.

Baca juga : Serangan Israel di Rafah Tewaskan Perempuan dan Anak-anak

Video tersebut memperlihatkan puluhan orang berlarian panik, berteriak, dan berusaha membawa jenazah. Video dari dalam kamar mayat di rumah sakit menunjukkan para keluarga berusaha mengidentifikasi orang-orang yang mereka cintai di antara para korban meninggal.

Owdetallah, yang tinggal di kamp tersebut, mengatakan kepada CNN bahwa dia mendengar ledakan sekitar pukul 15.40 waktu setempat pada Selasa berjarak sekitar 30 hingga 40 meter darinya. “Saya langsung berjalan melihat apa yang terjadi dan menemukan mayat tergeletak di tanah. Orang-orang berteriak, anak-anak berteriak. Anak-anak mati tergeletak di tanah. Mereka baru bermain sepak bola, dan seketika mereka mati syahid,” katanya seperti dilansir Ahram Online.

Rekaman yang diambil untuk CNN dari dalam Rumah Sakit Martir Al-Aqsa menunjukkan korban dan orang-orang yang terluka terus menerus diantar masuk, saat ruang gawat darurat penuh sesak dengan pasien, termasuk beberapa anak yang terluka, menangis di lantai. Anggota keluarga terlihat berkerumun di depan mayat orang yang mereka cintai, mencium, memeganginya, dan menangis.

Israel telah membunuh lebih dari 34.000 warga Palestina, menurut para pejabat kesehatan, menghancurkan kota-kota terbesar di Gaza, dan meninggalkan banyak kehancuran di seluruh wilayah tersebut. Sekitar 80% penduduk telah meninggalkan rumah mereka ke wilayah lain di wilayah pesisir yang terkepung, yang menurut para ahli berada di ambang kelaparan. (B-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Haufan Salengke
Berita Lainnya