Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

PM Palestina Mustafa Membentuk Kabinet Baru

Cahya Mulyana
29/3/2024 05:35
PM Palestina Mustafa Membentuk Kabinet Baru
Kabinet baru yang dibentuk Perdana Menteri Mohammad Mustafa berupaya merumuskan visi untuk menyatukan kembali lembaga-lembaga tersebut.(AFP)

PRESIDEN Otoritas Palestina Mahmoud Abbas telah menyetujui kabinet baru yang diajukan oleh Perdana Menteri Mohammad Mustafa yang baru ditunjuk. Tujuannya untuk lebih banyak berperan di Gaza.

Mustafa mengatakan prioritas nasional utama bagi pemerintahan barunya dengan kabinetnya akan mulai menjabat, Minggu (31/3), untuk mengakhiri perang di Gaza. Dia menambahkan kabinetnya akan berupaya merumuskan visi untuk menyatukan kembali lembaga-lembaga tersebut, termasuk memikul tanggung jawab atas Gaza.

Pemerintahan baru ini terdiri dari 23 menteri, termasuk tiga perempuan dan enam warga Palestina dari Gaza, di antaranya mantan Wali Kota Kota Gaza Maged Abu Ramadan. Dalam penampilan publik pertamanya, Mustafa berbicara tentang transparansi dan tidak ada toleransi terhadap korupsi.

Baca juga : Mahmoud Abbas Tunjuk Mohammed Mustafa Jadi PM Palestina

Sementara itu Prancis menegaskan akan melanjutkan pendanaan untuk warga Gaza. Paris akan menyediakan lebih dari 30 juta euro atau Rp507 milar melalui Badan Pengungsi Palestina bentukan PBB atau UNRWA.

“Kami akan memberikan kontribusi kami sambil memastikan bahwa kondisi UNRWA terpenuhi untuk memenuhi misinya dengan semangat tanpa hasutan kebencian dan kekerasan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Christophe Lemoine.

Dia tidak mengatakan kapan pembayaran berikutnya kepada badan tersebut akan dilakukan. Menurut jadwal triwulanan, jatuh tempo pembayaran anggaran pemerintahan Prancis terjadi setiap April.

Baca juga : Palestina Tolak Pindahkan Titik Perbatasan Rafah Seperti Maunya Israel

Beberapa negara Barat termasuk Prancis menangguhkan donasi untuk UNRWA pada akhir Januari. Mereka terpedaya isu yang dibuat Israel dengan menyatakan UNRWA disusupi militan Hamas yang turut menyerang pada 7 Oktober.

Invasi Israel meletus setelah serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober, yang mengakibatkan sekitar 1.160 kematian. Hamas juga menyandera sekitar 250 sandera, yang diyakini Israel 130 orang masih berada di Gaza, termasuk 34 orang yang diperkirakan telah tewas.

Serangan Israel telah menewaskan 32.552 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas. (France24/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya