Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

AS Berkomitmen Bantu Kepala UNRWA Masuki Gaza Meski Ditolak Israel

Cahya Mulyana
20/3/2024 07:00
AS Berkomitmen Bantu Kepala UNRWA Masuki Gaza Meski Ditolak Israel
Kepala Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) Philippe Lazzarini(AFP)

WAKIL Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Vedant Patel mengaku tidak bisa berkomentar tentang Kepala Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) Philippe Lazzarini yang ditolak Israel untuk memasuki Jalur Gaza.

Komentar tersebut muncul setelah UNRWA dan Mesir mengatakan Israel mencegah masuknya Lazzarini dan anggota staf PBB pada Senin (18/3). 

“Keyakinan kami adalah bahwa mereka harus dapat mengunjungi lokasi operasi UNRWA, termasuk di Gaza,” kata Patel pada konferensi pers reguler di Washington, AS, Selasa (19/3).

Baca juga : Badan Bantuan Pengungsi Palestina UNRWA di Ambang Kehancuran

Menurut dia AS akan membantu Lazzarini memasuki Jalur Gaza. "AS akan terus bekerja sama dengan pemerintah Israel untuk segera menyetujui semua permintaan visa bagi pekerja PBB dan LSM dengan cara yang cepat," pungkasnya.

Tragis

Dokter asal Inggris Nick Maynard yang sempat menjadi konsultan bedah di Gaza mengatakan kondisi di wilayah ini sangat mengerikan. 

“Saya sudah pergi ke Gaza selama hampir 15 tahun, dan saya pikir saya akan siap menghadapi apa yang akan saya lihat. Tapi apa yang saya lihat di Rumah Sakit al-Aqsa adalah kasus terburuk dalam 30 tahun karir saya,” katanya.

Baca juga : PBB Ingatkan Ledakan Kematian Anak Gaza karena Bencana Kelaparan

Cedera klinis yang mengerikan, kata dia, kebanyakan menimpa anak-anak dan perempuan. Termasuk pula banyak yang mengalami luka bakar yang parah, luka traumatis, dan tidak ada ruang untuk menangani kasus tragis ini.

Maynard teringat seorang gadis muda dengan luka bakar yang sangat parah di tulang wajahnya hingga terlihat. 

“Dia jelas tidak punya peluang untuk bertahan hidup dan akan mati, tapi kami tidak punya obat pereda nyeri untuk diberikan padanya. Dia meninggal dalam kesakitan di lantai unit gawat darurat,” pungkasnya. (Aljazeera/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya