Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

ISIS Klaim Dalangi Serangan Bom di Iran

Cahya Mulyana
05/1/2024 07:10
ISIS Klaim Dalangi Serangan Bom di Iran
ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua pemboman mematikan di Iran, Rabu (3/1), saat peringatan komandan tertinggi Qassem Soleimani(AFP)

KELOMPOK Negara Islam Irak Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas dua pemboman mematikan di Iran, Rabu (3/1). Aksi ini menewaskan hampir 100 orang dan melukai banyak orang di peringatan komandan tertinggi Qassem Soleimani yang terbunuh di Irak pada 2020 oleh pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS).

Dalam sebuah pernyataan yang diposting di saluran Telegram, kelompok militan Muslim Sunni mengatakan dua anggota kelompok ISIS telah meledakkan sabuk peledak. Itu terjadi di tengah kerumunan yang berkumpul di pemakaman di kota Kerman di Iran tenggara pada Rabu (3/1) untuk memperingati hari jadi Soleimani.

Teheran sebelumnya menyalahkan ledakan tersebut pada teroris dan bersumpah akan membalas dendam atas serangan paling berdarah tersebut sejak Revolusi Islam 1979. Ledakan kembar tersebut juga melukai 284 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.

Baca juga: Iran Berkabung atas 84 Orang Tewas dalam Dua Ledakan

“Pembalasan yang sangat kuat akan dilakukan kepada mereka melalui tangan tentara Soleimani,” kata Wakil Presiden Pertama Iran Mohammad Mokhber kepada wartawan di Kerman.

Sebelumnya, sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita Iran, IRNA, bahwa ledakan pertama di pemakaman di Kerman, kota asal Soleimani, adalah akibat dari tindakan pelaku bom bunuh diri. “Penyebab ledakan kedua kemungkinan besar sama,” kata sumber tersebut kepada IRNA.

Baca juga: Pasukan Hash Pro-Iran di Irak Sebut AS Bunuh Komandan Senior

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) dalam sebuah pernyataan mengutuk serangan teroris pengecut di Kerman pada Rabu (3/1) dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan pemerintah Iran.

TV pemerintah menunjukkan massa berkumpul di belasan kota di Iran, termasuk Kerman, meneriakkan “Matilah Israel dan Matilah Amerika”.

Pihak berwenang Iran telah menyerukan protes massal pada Jumat (5/1), ketika pemakaman para korban ledakan kembar tersebut akan diadakan, media pemerintah melaporkan.

Korps Garda Revolusi Iran menggambarkan serangan itu sebagai tindakan pengecut yang bertujuan menciptakan ketidakamanan. Juga membalas dendam terhadap kecintaan dan pengabdian bangsa yang mendalam kepada Republik Islam.

Komandan Garda di Kerman membantah laporan media pemerintah tentang penembakan di Kerman. Presiden Iran Ebrahim Raisi mengutuk kejahatan keji dan tidak manusiawi yang terjadi pada hari Rabu. Otoritas tertinggi Iran, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khamenei. Dia bersumpah akan membalas dendam atas pemboman tersebut.

Pada 2022 kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan di tempat suci Syiah di Iran yang menewaskan 15 orang. Serangan sebelumnya yang diklaim oleh kelompok ISIS termasuk pemboman ganda pada 2017 yang menargetkan parlemen Iran dan makam pendiri Republik Islam, Ayatollah Ruhollah Khomeini.

AS membantah terlibat dalam ledakan tersebut dan mengatakan bahwa mereka juga tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa Israel terlibat. Dikatakan ledakan tersebut tampaknya mewakili serangan teroris yang dilakukan di masa lalu oleh kelompok ISIS.

Teheran sering menuduh musuh bebuyutannya, Israel dan AS, mendukung kelompok militan anti-Iran yang melakukan serangan terhadap Republik Islam di masa lalu. Militan Baluchi dan separatis etnis Arab juga melancarkan serangan di Iran.

Pembunuhan AS terhadap Soleimani pada 3 Januari 2020, serangan pesawat tak berawak di bandara Baghdad, dan pembalasan Teheran dengan menyerang dua pangkalan militer Irak yang menampung pasukan AS membuat AS dan Iran semakin dekat dengan konflik besar-besaran.

Sebagai komandan utama pasukan elit Quds, cabang Korps Garda Revolusi (IRGC) Iran di luar negeri, Soleimani menjalankan operasi rahasia di luar negeri dan merupakan tokoh kunci dalam kampanye jangka panjang Iran untuk mengusir pasukan AS dari Timur Tengah.

Ketegangan antara Iran dan Israel, bersama dengan sekutunya AS, telah mencapai titik tertinggi baru akibat perang Israel terhadap militan Hamas yang didukung Iran di Gaza sebagai pembalasan atas serangan mereka pada 7 Oktober di Israel selatan.

Milisi Houthi yang didukung Iran di Yaman telah menyerang kapal yang mereka katakan memiliki hubungan dengan Israel di pintu masuk Laut Merah, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia.

Pasukan AS mendapat serangan dari militan yang didukung Iran di Irak dan Suriah karena dukungan Washington terhadap Israel dan mereka juga melancarkan serangan udara balasan. (France24/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya