Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
PENASIHAT Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan pada Jumat (15/12) bahwa tidak pantas bagi Israel untuk menduduki Jalur Gaza, Palestina, dalam jangka panjang. Tanggapannya disampaikan karena spekulasi meningkat mengenai masa depan wilayah tersebut pascaperang.
"Kami tidak percaya bahwa masuk akal bagi Israel atau tepat bagi Israel untuk menduduki Gaza, menduduki kembali Gaza dalam jangka panjang," kata Sullivan kepada wartawan di Tel Aviv.
"Pada akhirnya kendali atas Gaza, pemerintahan Gaza, dan keamanan Gaza harus dialihkan ke tangan Palestina," katanya setelah pertemuan dengan para pejabat senior Israel.
Baca juga: Houthi Yaman Serang Kapal Kargo Jerman di Laut Merah
Amerika Serikat ialah pendukung militer utama Israel dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza yang meletus pada 7 Oktober setelah serangan kelompok militan tersebut yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, menurut para pejabat Israel. Serangan Israel yang tiada henti dan invasi darat ke Gaza telah menewaskan sedikitnya 18.787 orang, kata kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas dalam jumlah korban terbaru.
Mayoritas korban ialah warga sipil, kata pejabat Israel dan Palestina.
Baca juga: Komunikasi di Gaza Terputus Akibat Bombardir Israel
Amerika dan Israel sepakat bahwa perang akan berlangsung berbulan-bulan lebih lama, kata Sullivan, sementara ada diskusi intensif mengenai tahapan konflik di masa depan dan dampaknya. Penasihat Gedung Putih itu akan melakukan perjalanan Jumat malam ke Tepi Barat yang diduduki untuk bertemu dengan pemimpin Otoritas Palestina Mahmud Abbas.
Washington telah menyatakan bahwa PA yang diakui secara internasional dapat memainkan peran dalam mengatur Gaza setelah perang, meskipun pemerintahan yang berbasis di Ramallah sangat tidak populer di kalangan warga Palestina. "Kami percaya bahwa Otoritas Palestina perlu diubah dan direvitalisasi, perlu diperbarui dalam hal metode pemerintahannya, representasi rakyat Palestina," kata Sullivan. (AFP/Z-2)
Mantan PM Inggris Tony Blair hadiri pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump, membahas rencana pascaperang di Gaza.
MILITER Israel pada Selasa (26/8) waktu setempat mengakui serangan udara yang menewaskan lima jurnalis di sebuah rumah sakit di Gaza Selatan
Ketika Israel membunuh Anas Al-Sharif, bersama seluruh kru Al-Jazeera di Kota Gaza pada 10 Agustus, Reuters memilih untuk memublikasikan klaim Israel yang sepenuhnya tidak berdasar.
PEMBUNUHAN enam jurnalis Palestina oleh militer Israel, termasuk seorang juru kamera Al Jazeera, di Gaza memicu kecaman global.
IDF mengaku melakukan serangan ganda ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis yang menewaskan sedikitnya 20 orang, Senin (25/8).
DANA kekayaan negara terbesar di dunia dari Norwegia menjual saham Caterpillar terkait terhadap hukum humaniter internasional dengan menghancurkan properti Palestina.
PEMBUNUHAN enam jurnalis Palestina oleh militer Israel, termasuk seorang juru kamera Al Jazeera, di Gaza memicu kecaman global.
DANA kekayaan negara terbesar di dunia dari Norwegia menjual saham Caterpillar terkait terhadap hukum humaniter internasional dengan menghancurkan properti Palestina.
PARA rohaniwan dan biarawati dari gereja-gereja Ortodoks Yunani dan Katolik di Kota Gaza, Palestina, menolak evakuasi demi merawat mereka yang tidak dapat meninggalkan kota.
JERMAN tidak akan mendukung pengakuan terhadap Negara Palestina. Ini dikatakan Kanselir Friedrich Merz pada Selasa (26/8).
ISRAEL dengan sengaja menjadikan jurnalis sebagai target serangan mereka. RSF menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pembantaian jurnalis.
Indonesia dapat mengajukan mosi untuk mengangkat isu kelaparan di Jalur Gaza, Palestina, pada Sidang Majelis Umum PBB September mendatang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved