Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky mendapatkan kado saat mengunjungi Washington, Amerika Serikat (AS). Paman Sam memberikan sanksi ekonomi dan diplomatik kepada ratusan individu dan perusahaan, mulai dari Rusia, Tiongkok, Turki, dan Uni Emirat Arab (UEA), pada Selasa (12/12).
Sanksi terbaru ini diluncurkan ketika Zelensky mengunjungi ibu kota AS itu untuk meminta lebih banyak dukungan finansial. Alasannya guna melawan invasi Rusia yang akan memasuki tahun ketiga pada Februari.
Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Zelensky bahwa sanksi itu akan menjadi hadiah Natal untuk Vladimir Putin dari Rusia jika Kongres gagal memberikan bantuan militer baru untuk Kyiv.
Baca juga: Biden Tegaskan Dukung ke Ukraina dan Memperingatkan Ancaman Kemenangan Putin
Berbicara di Ruang Oval Gedung Putih, Biden mengatakan kepada Zelensky bahwa AS mendukung Ukraina, bahkan ketika Partai Republik memblokir paket bantuan baru senilai US$60 miliar untuk Ukraina yang dilanda perang.
Zelensky mengatakan kepada Biden bahwa Ukraina bisa menang. Sanksi finansial terhadap Rusia telah menjadikannya negara yang paling banyak terkena sanksi di dunia, namun belum memberikan dampak yang besar terhadap perekonomiannya.
Paket sanksi terbaru ini menargetkan jaringan pengadaan senjata multinasional yang dipimpin oleh warga negara Tiongkok Hu Xiaoxun, perusahaan pertahanan swasta miliknya yang berbasis di Tiongkok Jarvis HK, dan jaringan rekanan yang mengoordinasikan penjualan senjata dan komponen buatan Tiongkok ke Rusia.
Selain itu, sekelompok perusahaan yang berbasis di Turki, UEA, dan Maladewa yang terlibat dalam proses produksi senjata menjadi sasaran sanksi ekonomi.
“Kremlin terus mengubah Rusia menjadi perekonomian masa perang, namun mesin perang Putin tidak dapat bertahan hanya dengan produksi dalam negeri,” kata Menteri Keuangan Janet Yellen.
Sanksi ini terus memperketat kebijakan terhadap pemasok dan jaringan negara ketiga, kata dia, yang bersedia memberikan masukan yang sangat dibutuhkan Rusia untuk meningkatkan dan mempertahankan basis industri militernya.
Selain memberikan sanksi kepada produsen emas dan pengirim amunisi, Departemen Luar Negeri juga memberikan sanksi kepada tiga entitas yang terlibat dalam pengembangan terminal Gas Alam Cair Ust-Luga Rusia, yang saat ini sedang dibangun, dan akan dioperasikan oleh perusahaan energi multinasional milik negara yang mayoritas penduduknya berada di Rusia. perusahaan Gazprom dan perusahaan energi Rusia RusGazDobych.
"AS dan sekutunya bersatu dalam dukungan kami yang berkelanjutan terhadap Ukraina dalam menghadapi perang Rusia yang tidak beralasan, tidak dapat dibenarkan, dan ilegal,” kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.
Pihaknya akan terus menggunakan alat yang kami miliki untuk mendorong akuntabilitas atas kejahatan Rusia di Ukraina dan mereka yang mendanai dan mendukung mesin perang Rusia. Sanksi tersebut memblokir akses ke properti dan rekening bank AS serta mencegah orang dan perusahaan yang menjadi sasaran melakukan bisnis dengan warga AS. (CNA/Z-3)
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu pada hari ini di Alaska untuk membahas upaya mengakhiri perang tiga tahun antara Moskow dan Ukraina.
Youtube menguji coba kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi pengguna di bawah 18 tahun.
SEKRETARIS Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengungkapkan bahwa pemerintah akan melakukan negosiasi tarif lanjutan dengan AS.
Pemerintah Meksiko mengekstradisi 26 narapidana yang diduga memiliki peran penting dalam kartel narkoba terbesar di negara itu ke AS.
TARIF impor AS terhadap Tiongkok bersama dengan sejumlah mitra dagang di seluruh dunia mendorong harga barang-barang di perekonomian AS menjadi lebih tinggi.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Senin (11/8) yang memperpanjang penghentian tarif lebih tinggi terhadap Tiongkok hingga 10 November 2025.
Sektor pertahanan memperkuat peran aktif Indonesia di forum internasional untuk mendorong penyelesaian konflik global, termasuk di Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu pada hari ini di Alaska untuk membahas upaya mengakhiri perang tiga tahun antara Moskow dan Ukraina.
Presiden Donald Trump yakin Presiden Rusia Vladimir Putin siap capai kesepakatan terkait perang di Ukraina.
Presiden Donald Trump menegaskan Rusia akan hadapi konsekuensi sangat berat, jika Presiden Rusia Vladimir Putin tolak gencatan senjata.
Menteri luar negeri Sergey Lavrov akan menghadiri KTT Alaska, Jumat (15/8).
Donald Trump dan Vladimir Putin akan bertemu di Anchorage, Alaska, untuk membahas peluang kesepakatan damai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved