Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Indonesia Dinilai Memiliki Peran Krusial Selesaikan Konflik Israel-Palestina

Media Indonesia
18/11/2023 17:06
Indonesia Dinilai Memiliki Peran Krusial Selesaikan Konflik Israel-Palestina
Masyarakat Indonesia menunjukkan solidaritas atas perjuangan Palestina untuk meraih kemerdekaan.(Ist)

SEBAGAI negara yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina, Indonesia selalu mendorong seluruh pihak agar menghentikan konflik tersebut. 

Mantan Dubes RI untuk Ukraina Yuddy Chrisnandi mengatakan bahwa Indonesia memiliki peran krusial dalam mewujudkan perdamaian di Palestina. Menurutnya, Indonesia memiliki daya tawar besar di antara negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

"Negara-negara OKI seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab itu tak memiliki daya tawar sebesar Indonesia, dalam menyuarakan kepentingan umat Islam," ujar Yuddy dalam webinar Moya Institute bertajuk 'Konflik Palestina-Israel: Peluang Penyelesaian' yang dikutip Sabtu (18/11).

Yuddy menambahkan, Indonesia merupakan negara dengan penganut Islam terbanyak di dunia. Apabila seluruh umat Islam di negara-negara Arab dikumpulkan menjadi satu, lanjut dia, tetap belum bisa menyamai jumlah muslim di Tanah Air. 

Politikus Partai Golkar itu juga menyampaikan peran Indonesia dinantikan dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel. Adapun Indonesia merupakan salah satu negara yang diberi mandat oleh OKI untuk memulai tindakan atas nama OKI dan Liga Arab guna menghentikan perang di Gaza. Hal itu sebagaimana disepakati setelah KTT luar biasa di Riyadh, Arab Saudi, pekan lalu. 

Selain Indonesia, para pemimpin OKI juga memberi mandat kepada Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, Turki, dan Nigeria untuk membantu memulai proses politik guna mewujudkan perdamaian antara Israel dan Palestina.


Baca juga: Imam Masjidil Haram Sheikh Sudais Ajak Umat Islam Bersatu Dukung Palestina


Pada kesempatan yang sama, Prof Abdul Mu'ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, menganggap bahwa perang Palestina–Israel merupakan konflik multidimensi karena tidak hanya memandang aspek geopolitik, namun juga klaim teologis kaum Zionis yang memandang tanah Palestina itu sebagai tanah nenek moyangnya.

"Dimensi kedua yakni politik juga kental dalam perang Israel-Palestina. Oleh karena itu, seluruh pihak sepakat menilai solusi politik lebih cocok untuk menyelesaikan perang tersebut. Two-state solution atau solusi dua negara adalah solusi yang paling logis bagi penyelesaian konflik kedua bangsa, karena memang menurut bangsa Israel juga punya hak tinggal di wilayah itu, hanya saja selama ini mereka melakukan okupasi terhadap tanah Palestina yang dinilai sebagai penjajahan," ungkap Mu'ti.

Dalam webinar yang diselenggarakan Moya Institute, pemerhati isuisu strategis dan global Prof Imron Cotan berpendapat ada perbedaan mendasar antara orang Yahudi dengan gerakan Zionisme. Orang Yahudi itu secara umum baik, karena ada persamaan kaidah keagamaan dengan Islam. Sedangkan Zionisme adalah gerakan politik yang menginginkan terbentuknya negara Yahudi di tanah Palestina, dan menolak berdirinya negara Palestina.

"Dalam konteks perlawanan, kekuatan Palestina berhak mengambil langkah-langkah untuk membebaskan diri dari penjajahan Israel. Namun, yang digaungkan negara-negara besar, khususnya AS, hanyalah hak Israel untuk membela diri, pascaserangan Hamas 7 Oktober yang lalu. Melupakan kenyataan bahwa bangsa Palestina sudah tertindas selama 75 tahun," ujar Imron. (RO/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya