Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
TIGA sandera Hamas, kelompok militan Palestina, memaki-maki Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena menjadikan mereka target pembantaian oleh tentaranya sendiri. Berikut ini isi pesan para sandera perempuan, dalam video yang menyebarluas di kalangan jurnalis Palestina, Senin (30/10) malam.
Halo Benjamin Netanyahu
Kami telah ditahan oleh Hamas selama 23 hari. Kemarin ada konferensi pers untuk keluarga para tahanan, dan kami tahu bahwa seharusnya ada gencatan senjata, dan Anda seharusnya membebaskan kami.
Baca juga : RS Indonesia di Gaza Berjuang dalam Gelap dan Ancaman Jet Tempur Israel
Anda seharusnya membebaskan kami, dan Anda berjanji untuk melepaskan kami, namun kami menderita karena kegagalan politik, keamanan dan militer Anda, karena kegagalan yang Anda timbulkan pada tanggal 7 Oktober.
Tidak ada tentara di sana, tidak ada yang mendatangi kami, dan tidak ada yang membela kami di sini.
Baca juga : 6 Fakta Terkini Pembantaian di Gaza, Hari ke-24 Serangan Israel
Kami adalah warga negara yang tidak bersalah dan naif, warga negara yang membayar pajak kepada Negara Israel, dan kami sekarang ditawan dalam kondisi “tanpa syarat”.
Anda membunuh kami, apakah Anda ingin membunuh kami semua, Anda ingin tentara membunuh kami, apakah tidak cukup Anda membantai semua orang, apakah tidak cukup bagi Anda jika ada warga Israel yang terbunuh?
Bebaskan kami sekarang, bebaskan warga negara mereka dan tawanan sekarang (orang-orang Palestina), bebaskan kami, bebaskan semua orang. Kami berhak kembali ke keluarga kami. Sekarang! Sekarang!
Pernyataan salah seorang sandera tersebut diakhiri dengan teriakan.
Seperti terlihat dalam video, ketiganya tampak dalam keadaan sehat dan bersih. Namun, kekesalan mereka karena diabaikan oleh negaranya sendiri tidak bisa disembunyikan.
Saat menanggapi video tersebut, Benjamin Netanyahu mengatakan, pernyataan para tahanan Israel tersebut justru dianggapnya sebagai propaganda psikologis.
"Ini adalah propaganda psikologis yang kejam, dan kami akan melakukan yang terbaik untuk mengembalikan semua orang yang diculik dan hilang kembali ke "rumah" mereka," kata Netanyahu.
Sebelumnya, Hamas mengatakan, sudah ada 50 sandera yang tewas karena bom tentara Israel selama dalam tahanan.
Aksi membabi buta Israel di jalur Gaza dengan bantuan Amerika Serikat di belakangnya telah menyebabkan jatuhnya korban sipil tak bersalah. Dengan dalih melancarkan serangan balasan kepada kelompok pejuang Palestina, Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, dan diklaim menewaskan sedikitnya 1.400 orang, klaim pejabat Israel.
Laporan Kementerian Kesehatan Palestina menyampaikan, pembantaian massal Israel di Jalur Gaza telah memasuki hari ke-24 pada hari Senin (30/10), dan telah menewaskan 8.305 warga sipil Palestina dengan 3.457 korban tewas (41%) adalah anak-anak. (Aljazeera/Z-4)
KEPALA Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Volker Turk mengecam keras tindakan militer Israel di Jalur Gaza yang terus dilanda kekerasan.
MESKIPUN menghadapi penangkapan, deportasi, dan konfrontasi dengan aparat keamanan Mesir, sejumlah peserta Global March to Gaza atau Konvoi Global ke Gaza tetap bersikeras bertahan di Kairo.
AKTIVIS pro-Palestina yang berkumpul dengan tujuan mematahkan blokade Israel terhadap Gaza mundur ke Misrata di Libia barat setelah diblokade oleh pihak berwenang di wilayah timur negara itu.
PULUHAN ribu orang berpakaian merah berbaris melalui jalan-jalan di Den Haag dan di Brussels untuk menuntut lebih banyak tindakan pemerintah mereka terhadap genosida di Gaza.
ENTITAS baru yang didukung Amerika Serikat dan Israel untuk memberi bantuan pangan di Jalur Gaza, Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), ternyata menimbulkan banyak masalah dan tanda tanya.
YAYASAN Kemanusiaan Gaza (GHF) yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka tidak akan menyalurkan bantuan pada Rabu (4/6).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved