Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KEPALA Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut perubahan iklim yang berdampak pada krisis air semakin menjadi ancaman serius. Diperlukan menjadi perhatian dan kewaspadaan seluruh negara di dunia.
Menurutnya, terganggunya siklus hidrologi sehingga terjadi krisis air disebabkan oleh kencangnya laju perubahan iklim yang dipicu oleh makin meningkatnya emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia.
"Air adalah sumber daya penting yang menopang keberlanjutan kehidupan manusia dan planet ini, maka mengelolanya secara efisien, berkelanjutan serta berkeadilan untuk manusia dan alam adalah salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi di abad ini," ungkap Dwikorita dalam keterangan resmi, Jumat (15/9).
Baca juga: PBB akan Salurkan Bantuan Rp153 Miliar ke Libia
"Seluruh negara, harus ambil bagian dalam mengatasi masalah air dan menunjukkan pengakuan akan pentingnya air bagi pembangunan berkelanjutan serta kesejahteraan warga. Dengan memprioritaskan kebijakan dan program yang mempromosikan konservasi, perlindungan, dan pemanfaatan air secara keberlanjutan, Forum AIr Dunia ke-10 yang akan diselenggarakan berikutnya, harus menghasilkan tindakan dan hasil nyata," tambah dia.
Dwikorita diundang sebagai salah satu Keynote Speaker pada sesi High Level Panel yang mengangkat topik 'Resilient Water Infrastructures and Global Water Security'. Acara tersebut berlangsung dari tanggal 11-15 September 2023 di Beijing, Tiongkok-Germany International Convention and Exhibition Center, Beijing.
Baca juga: ASEAN+ Youth Summit 2023, Peran Pemuda Wujudkan SDGs Perlu Ditingkatkan
Dwikorita mengatakan bahwa persoalan air merupakan persoalan lintas sektoral yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan, diantaranya pertanian, energi, kesehatan, lingkungan, dan ketahanan iklim.
Maka dari itu, butuh komitmen politik yang kuat untuk mengatasi persoalan air tersebut. Jika tidak, tambah dia, maka prediksi Organisasi Meteorologi Dunia (WMO - World Meteorological Organisation) serta Organisasi Pertanian Pangan Dunia (FAO - Food Agricultural Organisation) mengenai krisis pangan global di tahun 2050 bukan isapan jempol.
Kepala Negara, tambah Dwikorita, memainkan peran penting dalam proses Forum Air Dunia untuk menetapkan agenda dan memberikan kepemimpinan dalam mengatasi tantangan air dunia. Oleh karena itu, para Kepala Negara bertanggung jawab untuk memastikan bahwa air mendapatkan prioritas utama yang layak, yang berarti kebijakan dan program yang dibuat harus menjamin terlaksananya pengelolaan sumber daya air secara efisien, berkelanjutan, adil dan merata.
"Secara keseluruhan, partisipasi kepala negara dalam World Water Forum sangat penting untuk membantu meningkatkan pentingnya pengelolaan dan akses air secara efisien dan merata sebagai prioritas global, dan dapat memfasilitasi kerja sama berkeadilan antar wilayah dan negara," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga menekankan pentingnya sains di bidang iklim dan layanan iklim terapan, untuk mendukung pembangunan infrastruktur sumberdaya air yang berketahanan, untuk menghadapi perubahan iklim yang makin melaju. Sains dan layanan iklim, kata dia, harus memiliki peran yang kuat, sebagai dasar pengambilan kebijakan terkait agenda perubahan iklim, serta sebagai dasar dalam pengembangan infrastruktur yang berketahanan iklim dan berkelanjutan
"Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menjadi penyempurna berbagai upaya dan kebijakan mengenai adaptasi, mitigasi, ataupun upaya penanggulangan perubahan iklim," imbuhnya. (Z-3)
BMKG kini menempatkan diri sebagai lembaga strategis berbasis sains dan teknologi yang menjadi salah satu ujung tombak pembangunan dan kebijakan nasional.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan potensi hujan ini diperkirakan akan bergeser ke wilayah tengah dan timur Indonesia pada periode 10 hingga 12 Juli 2025.
BMKG memperingatkan para pemudik Lebaran yang melintas di Jawa Tengah untuk waspada terhadap hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang berpotensi terjadi pada 23-27 Maret 2025.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memastikan layanan informasi cuaca, iklim, serta deteksi gempa bumi dan potensi tsunami tetap berjalan selama 24 jam meskipun ada efisiensi anggaran.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyoroti urgensi peringatan dini sebagai sarana penting dalam melindungi masyarakat dari bencana alam.
Di forum PBB, Kepala BMKG Dwikorita mengungkapkan sejumlah kesenjangan yang perlu diatasi bersama dalam mewujudkan laut yang aman untuk seluruh dunia.
BMKG membuat sistem peringatan dini tsunami Indonesia (InaTEWS) yang resmi beroperasi sejak 11 November 2008.
BMKG memprakirakan hujan lebat hingga sangat lebat akan melanda beberapa wilayah Indonesia pada Sabtu, 16 Agustus 2025.
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
BMKG kini menempatkan diri sebagai lembaga strategis berbasis sains dan teknologi yang menjadi salah satu ujung tombak pembangunan dan kebijakan nasional.
Warga DKI Jakarta hari ini, Kamis 14 Agustus 2025, bisa menyiapkan agenda luar ruang tanpa khawatir hujan.
Berdasarkan BMKG, gempa bumi tektonik magnitudo 4.7 terjadi Rabu (13/8) sekitar pukul 08.32 WIB terletak di koordinat 7.66 LS dan 107.15 BT.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved