Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam laporannya menyebut sejumlah wilayah berpotensi mengalami hujan lebat dalam sepekan ini. Wilayah itu meliputi Jawa bagian barat dan tengah (termasuk Jabodetabek), Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Maluku bagian tengah, dan Papua bagian tengah dan utara. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan potensi hujan ini diperkirakan akan bergeser ke wilayah tengah dan timur Indonesia pada periode 10 hingga 12 Juli 2025.
Hal itu seiring dengan pergeseran gangguan atmosfer dan distribusi kelembapan tropis. Ia juga menyampaikan hujan akan terus turun di musim kemarau. “Kondisi curah hujan di atas normal akan terus berlangsung di sebagian besar wilayah Indonesia hingga Oktober 2025,” katanya dalam keterangan yang dikutip, Rabu (9/7).
Beberapa wilayah yang perlu diwaspadai adalah sebagian Pulau Jawa bagian barat dan tengah (terutama Jabodetabek), Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua. Wilayah tersebut sudah terkonfirmasi terjadi hujan intensitas lebat, sangat lebat, hingga ekstrem pada beberapa hari terakhir.
Dwikorita menjelaskan, melemahnya Monsun Australia yang berasosiasi dengan musim kemarau turut menyebabkan suhu muka laut di selatan Indonesia tetap hangat. Hal itu berkontribusi terhadap terjadinya anomali curah hujan.
Ia menyampaikan, dinamika atmosfer yang tidak lazim telah menyebabkan mundurnya musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia. Hingga akhir Juni 2025, baru sekitar 30% wilayah zona musim yang mengalami peralihan ke musim kemarau. Padahal secara klimatologis, katanya, pada waktu yang sama, biasanya sekitar 64% wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau.
Dwikorita menerangkan, kemunduran musim kemarau tahun ini merupakan dampak dari lemahnya Monsun Australia dan tingginya suhu muka laut di selatan Indonesia. Kedua faktor ini menyebabkan tingginya kelembapan udara yang memicu terbentuknya awan hujan, bahkan di tengah periode yang seharusnya kering.
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyebut pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD, operator transportasi, dan pihak lain sebagai tindak lanjut atas kondisi ini. Demikian pula kerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam operasi modifikasi cuaca (OMC).
“Operasi Modifikasi Cuaca di DKI Jakarta dan Jawa Barat dilaksanakan sampai tanggal 11 (Juli). Kami akan lihat perkembangan cuacanya. Kami terus berkoordinasi dengan pemda dan BNPB sebagai pihak yang menyediakan anggaran,” jelasnya. (H-4)
BMKG mencatat bahwa terjadi tsunami kecil di perairan Indonesia akibat gempa M 8,7 yang terjadi wilayah pesisir timur Rusia. Gelombang tsunami tersebut paling tinggi sekitar 20 cm.
BNPB menyebut propagasi atau perambatan gelombang laut tsunami akibat gempa M 8,7 yang terjadi wilayah pesisir timur Rusia, masih berlangsung di perairan Indonesia.
Untuk status peringatan tsunami lebih dari tiga meter maka akan berstatus awas, untuk siaga berada di 0,5 sampai 3 meter, sedangkan status waspada berada di ketinggian 0 hingga 0,5 meter.
HASIL monitoring yang telah dilakukan BMKG terkait dengan perjalanan tsunami dari sumbernya di Kamchatka, Rusia hingga menyebar ke Pasaran Pasifik sudah tercatat di beberapa lokasi, poin,
PACIFIC Tsunami Warning Center yang berpusat di Hawaii menyampaikan peringatan dini tsunami yang berpotensi akan melanda Rusia bagian timur, Jepang, Alaska, Filipina, Hawaii, dan Guam,
BMKG Wilayah V Jayapura melaporkan bahwa tujuh daerah di Tanah Papua berisiko terdampak akibat gempa besar berkekuatan 8,7 magnitudo
BMKG memperingatkan para pemudik Lebaran yang melintas di Jawa Tengah untuk waspada terhadap hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang berpotensi terjadi pada 23-27 Maret 2025.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memastikan layanan informasi cuaca, iklim, serta deteksi gempa bumi dan potensi tsunami tetap berjalan selama 24 jam meskipun ada efisiensi anggaran.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyoroti urgensi peringatan dini sebagai sarana penting dalam melindungi masyarakat dari bencana alam.
Di forum PBB, Kepala BMKG Dwikorita mengungkapkan sejumlah kesenjangan yang perlu diatasi bersama dalam mewujudkan laut yang aman untuk seluruh dunia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menghibau pemudik berhati-hati dan waspada akan potensi cuaca ekstrem saat mudik lebaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved