Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Uluran Tangan Dunia Mulai Sentuh Libia

Cahya Mulyana
14/9/2023 12:40
Uluran Tangan Dunia Mulai Sentuh Libia
Bantuan kemanusiaan dari berbagai negara tiba di Libia dari berbagai negara di Timur Tengah dan Eropa.(AFP)

BANTUAN kemanusiaan global untuk membantu Libia yang dilanda banjir terus meningkat pada Kamis (14/9). Negara ini tengah berkabung setelah banjir gelombang air bak tsunami dari bendungan yang hancur menyapu kota Derna, pinggir Laut Mediterania yang menewaskan hampir 4 ribu orang.

Pesawat angkut militer dari negara-negara Timur Tengah dan Eropa, bersama dengan kapal, telah membawa bantuan ke negara Afrika Utara yang hancur akibat konflik usai diinvasi Amerika Serikat itu.

Selain sekitar 4 ribu orang meninggal, puluhan ribu lainnya hilang dan terpaksa mengungsi setelah banjir bandang besar melanda kota pesisir Mediterania Derna pada Minggu (10/9). Para saksi mata membandingkannya dengan tsunami setelah dua bendungan di bagian hulu jebol ketika hujan lebat yang dibawa oleh Badai Daniel.

Baca juga: Korban Tewas Banjir di Libia Bisa Mencapai 20 ribu Orang

Dinding air merobohkan bangunan, kendaraan dan orang-orang di dalamnya. Banyak yang tersapu ke laut, dan mayat-mayat kemudian terdampar di pantai yang dipenuhi puing-puing dan bangkai mobil. Ini adalah bencana besar kedua yang melanda Afrika Utara dalam beberapa hari terakhir, setelah gempa berkekuatan 6,8 skala richter yang menewaskan hampir 3 ribu orang pada Jumat (8/9) di Maroko.

PBB telah menjanjikan US$10 juta untuk mendukung para penyintas Libia, termasuk sedikitnya 30 ribu orang yang dikatakan kehilangan tempat tinggal di Derna. Jumlah tersebut hampir sepertiga dari populasi kota sebelum bencana di Libia timur.

Baca juga: PBB Catat 30 Ribu Orang Mengungsi di Derna Libia

Pekerja bantuan akan menghadapi tantangan besar. “Jalan-jalan yang terhalang, hancur dan terendam banjir sangat melemahkan akses bagi para pelaku kemanusiaan,” kata pernyataan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

Terjadi juga pemadaman listrik dan gangguan komunikasi secara luas di wilayah Derna. "Jembatan di atas sungai Derna yang menghubungkan bagian timur kota ke barat telah runtuh,” kata IOM.

Inggris mengumumkan pihaknya mengirimkan paket awal bantuan senilai hingga £1 juta (US$1,25 juta). London akan bekerja sama dengan mitra terpercaya di lapangan untuk mengidentifikasi kebutuhan dasar yang paling mendesak, termasuk tempat tinggal, layanan kesehatan dan sanitasi.

Abdel Fattah al-Sisi, presiden negara tetangga Libia, Mesir, memerintahkan pembentukan kamp perlindungan bagi para penyintas bencana Libia, menurut media pemerintah.

Prancis mengirimkan sekitar 40 penyelamat dan berton-ton pasokan kesehatan serta rumah sakit lapangan. Turki, salah satu negara pertama yang merespons, pada Rabu (13/9) malam, mengumumkan pihaknya mengirimkan bantuan tambahan melalui kapal, termasuk dua rumah sakit lapangan.

Sebuah kapal angkatan laut dari Italia juga diperkirakan akan berangkat dari Libia pada Kamis (14/9), untuk memberikan dukungan logistik dan medis.

Ranjau Darat

Uni Eropa mengatakan bantuan dari Jerman, Rumania, dan Finlandia telah dikirimkan. Aljazair, Qatar, dan Tunisia juga berjanji membantu, sementara Uni Emirat Arab mengirimkan dua pesawat yang membawa 150 ton bantuan.

Sebanyak 40 ton pasokan lainnya berangkat pada Rabu (13/9), dengan penerbangan Kuwait. Media Palestina melaporkan misi penyelamatan telah berangkat dari Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, dan Yordania mengirim sebuah pesawat militer yang memuat paket makanan, tenda, selimut dan kasur.

Libia yang kaya minyak masih belum pulih dari perang dan kekacauan yang terjadi setelah pemberontakan yang didukung Amerika Serikat dan NATO yang menggulingkan dan membunuh diktator lama Moamer Kadhafi pada 2011.

Negara ini terpecah antara dua pemerintahan yang saling bersaing, pemerintahan yang ditengahi PBB dan diakui secara internasional yang berbasis di Tripoli, dan pemerintahan terpisah di wilayah timur yang dilanda bencana.

Jumlah korban tewas yang terkonfirmasi mencapai 3.840 orang pada Rabu sore, kata Letnan Tarek al-Kharraz, juru bicara kementerian dalam negeri pemerintah yang berbasis di wilayah timur.

Jumlah tersebut termasuk 3.190 korban yang telah dikuburkan dan setidaknya 400 orang asing, sebagian besar dari Sudan dan Mesir, kata Kharraz kepada AFP, sambil menambahkan 2.400 orang masih hilang.

Beberapa laporan media mengutip pejabat yang memberikan jumlah korban lebih tinggi. Tamer Ramadan dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mengatakan sebelumnya bahwa organisasi tersebut memiliki sumber independen yang mengatakan bahwa jumlah orang hilang sejauh ini mencapai 10 ribu orang.

Para ahli iklim mengaitkan bencana yang terjadi di Libia dengan kombinasi dampak pemanasan global dan kekacauan politik yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun serta rendahnya investasi di bidang infrastruktur. (AFP/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya