Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
RENTETAN kejadian cuaca ekstrem mulai dari kekeringan sampai banjir berskala besar dan dampak-dampak lain dari perubahan iklim sedang meningkat di Asia. Dampak perubahan iklim pasti akan mempengaruhi ketahanan pangan dan ekosistem di benua tersebut.
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), alam sebuah laporan yang diterbitkan pada Kamis (27/7) mengatakan bahwa Asia adalah wilayah yang paling banyak mengalami bencana di dunia. Tercatat 81 bencana yang berkaitan dengan cuaca, iklim, dan air yang terjadi tahun lalu. Bahkan sebagian besar bencana itu adalah banjir dan badai.
WMO menambahkan bencana-bencana ini secara langsung mempengaruhi terhadap lebih dari 50 juta orang dan menyebabkan lebih dari 5.000 orang meninggal dunia.
Baca juga : Suhu Ekstrem, 37 Juta Penduduk Amerika Hadapi Cuaca Panas Berbahaya
Bencana-bencana tersebut termasuk banjir akibat hujan monsun dengan rekor tertinggi di Pakistan. Begitu juga pencairan gletser yang menewaskan lebih dari 1.500 orang, membanjiri sebagian besar wilayah negara tersebut serta menghanyutkan rumah-rumah dan infrastruktur transportasi.
Pada gilirannya, Tiongkok juga mengalami kekeringan, yang berdampak pada pasokan listrik dan ketersediaan air.
Baca juga : Banjir Monsun Landa Pakistan, 50 Orang Tewas
Laporan WMO juga menyoroti bahwa sebagian besar gletser di wilayah Pegunungan Tinggi Asia telah kehilangan massa yang signifikan sebagai akibat dari kondisi hangat dan kering pada tahun 2022.
"Hal ini akan berdampak besar pada ketahanan pangan dan air serta ekosistem di masa depan," ujar Sekretaris Jenderal WMO, Petteri Taalas. (CNA/Z-4)
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa kondisi cuaca ekstrem berupa curah hujan sangat tinggi akan terus bertahan hingga Maret-April 2025.
PLN terus mengupayakan penanganan pemulihan gardu listrik yang rusak akibat cuaca ekstrem
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geosofika (BMKG) memprakirakan hujan akan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan ke depan.
Oktober merupakan masa transisi anomali cuaca. Pasalnya, pada momen itu terjadi peralihan dari musim kemarau ke hujan.
Nenek dan seorang cucunya yang berusia 1 tahun tewas tertimbun longsor di Ciamis, Jawa Barat.
Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Dayeuhkolot dan Kecamatan Cicalengka terendam banjir pada Kamis (30/11) malam.
Empat perempuan muda tersebut yakni Yola, asal Kota Kupang, Karmelita asal Kabupaten Nagekeo, Ina, asal Kabupaten Lembata dan Helda asal Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Workshop pemilahan sampah diharapkan dapat mengedukasi kalangan anak anak untuk peduli lingkungan sejak dini.
Mengawali rangkaian acara menyambut ulang tahun, Swiss-Belresort Dago Heritage dan Zest Sukajadi Bandung menggelar kegiatan penanaman 141 pohon di Taman Hutan Raya, Ir. H. Djuanda, Bandung.
Konsorsium SNAPFI, merupakan tim proyek penelitian kolaboratif antara Pusat Perubahan Iklim Institut Teknologi Bandung (PPI-ITB) dengan Deutsches Institut für Wirtschaftsforschun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved