Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
SEORANG jurnalis Rusia tewas di dekat garis depan di wilayah Zaporizhia, Ukraina Tenggara. Kementerian pertahanan Rusia menuduh Ukraina menggunakan amunisi tandan atau bom cluster yang dipasok oleh Amerika Serikat (AS) dalam serangan yang menewaskan jurnalis tersebut.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan Rostislav Zhuravlev, koresponden perang untuk kantor berita RIA Rusia, terbunuh dan tiga wartawan Rusia lainnya terluka dalam serangan artileri Ukraina pada hari Sabtu, (22/7).
“Mereka telah dievakuasi dari medan perang namun Zhuravlev meninggal dalam perjalanan,” kata pihak kementerian tersebut.
"Akibat serangan tentara Ukraina yang menggunakan amunisi cluster, empat jurnalis terluka dengan berbagai tingkat keparahan," kata tentara Rusia dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Pengadilan Tinggi Maroko Menolak Banding Dua Jurnalis
Dikatakan bahwa koresponden lainnya mengalami luka dengan tingkat keparahan sedang.
Wartawan Daniel Hawkins, yang berbicara dari Moskow, mengatakan ada reaksi kemarahan dari Moskow terkait insiden tersebut.
"Wakil duta besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, mengatakan bahwa serangan ini telah melewati semua garis merah moral," kata Hawkins.
Dia menambahkan Konstantin Kosachev, wakil ketua Dewan Federasi Rusia beranggapan Ukraina dan Washington memikul tanggung jawab yang sama atas serangan tersebut.
Baca juga: Lagi, Jurnalis Meksiko Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan kematian Zhuravlev adalah kejahatan yang keji dan terencana yang dilakukan oleh negara-negara Barat dan Kyiv.
"Semuanya menunjukkan bahwa serangan terhadap kelompok jurnalis itu tidak dilakukan secara kebetulan," kata kementerian luar negeri Rusia.
Tuduhan Kesengajaan
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengecam aksi "teror kriminal" yang dilakukan oleh Ukraina dan menyebut serangan itu tampaknya disengaja.
"Mereka yang bertanggung jawab atas pembalasan brutal terhadap seorang jurnalis Rusia pasti akan mendapatkan hukuman yang setimpal," katanya.
Dia juga mengatakan tanggung jawab atas pembunuhan tersebut juga terletak pada mereka yang memasok Ukraina dengan amunisi cluster.
"Para jurnalis itu sedang mengumpulkan bahan untuk sebuah laporan tentang pengeboman yang dilakukan oleh militan rezim Kyiv terhadap pemukiman di wilayah Zaporizhzhia dengan menggunakan bom curah yang dilarang di banyak negara di seluruh dunia,’ kata kementerian tersebut.
Kantor berita RIA juga melaporkan kematian Zhuravlev, ia terbunuh di dekat desa garis depan Piatykhatky.
Pemerintah Ukraina tidak memberikan komentar apapun mengenai insiden tersebut.
(Aljazeera/Z-9)
Presiden AS Donald Trump mengirim pesan dukungan kepada Ukraina yang merayakan Hari Kemerdekaan ke-34.
Dalam pidato peringatan Hari Kemerdekaan, Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan Ukraina akan terus berjuang demi kebebasan dan perdamaian yang adil.
Pada akhir 1990-an, dia menilai ada perbedaan antara percaya kepada Tuhan dan agama yang terorganisasi.
Harga bensin di Rusia tembus rekor tertinggi usai serangan drone Ukraina menghantam kilang minyak dan infrastruktur energi.
Bagi Putin, tidak ada alasan untuk mengalah.
Trump menilai akan lebih baik jika Putin dan Zelensky bertemu lebih dulu tanpa dirinya.
Donald Trump menilai Ukraina tidak seharusnya memulai perang dengan Rusia karena ketimpangan kekuatan.
Rusia menyerang Ukraina dengan 60 Shahed buatan Iran dan peswat nirawak (drone) lainnya, serta sebuah rudal Iskander, sementara Kyiv meluncurkan 46 pesawat nirawak ke negara itu.
Steve Witkoff, utusan kepercayaan Presiden Donald Trump, bertolak ke Moskow untuk bertemu pejabat
ISTANA kepresidenan Rusia, Kremlin, pada Selasa (22/7) mengatakan bahwa Moskow berharap putaran perundingan damai antara Rusia-Ukraina berikutnya akan berlangsung pekan ini.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendukung tanpa syarat terhadap Rusia dalam perang di Ukraina.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mungkin memiliki sudut pandangnya sendiri tentang situasi di Ukraina. Akan tetapi bagi Rusia ini soal kepentingan nasional dan masa depan negara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved