Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Prigozhin-Putin Berdamai, WNI Masih Diminta Berhati-hati

Cahya Mulyana
25/6/2023 17:03
Prigozhin-Putin Berdamai, WNI Masih Diminta Berhati-hati
Anggota Grup Wagner bersiap untuk mundur dari markas Distrik Militer Selatan untuk kembali ke markas mereka di Rostov-on-Don (24/6).(STRINGER / AFP)

KEDUTAAN Besar Republik Indonesia (KBRI) masih mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di Moskow, Oblast, Voronezh dan Rostov. Meskipun upaya kudeta pasukan bayaran Rusia, Grup Wagner telah dibatalkan pemimpinnya Yevgeny Prigozhin.

"Iya, surat imbauan KBRI Moskow untuk WNI di Rusia masih berlaku," ujar Dirjen Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemlu RI, Judha Nugraha kepada Media Indonesia, Minggu (25/6).

Menurut dia KBRI Moskow telah mengeluarkan imbauan kepada para WNI di beberapa wilayah di Rusia untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. Imbauan yang dikeluarkan pada Sabtu (24/6), itu merupakan kewajiban KBRI Moskow untuk memberikan peringatan terhadap WNI dari berbagai kemungkinan ancaman keamanan.

Baca juga: Prigozhin Jadi Momok Berbahaya bagi Putin

"KBRI di Moskow akan selalu memberikan update dari waktu ke waktu. Terdapat 14 WNI yang tinggal di Voronezh dan 11 WNI yang tinggal di Rostov. Semuanya dalam kondisi aman dan tetap tenang," terangnya.

Mengenai perubahan kondisi keamanan pascakesepakatan damai Prigozhin dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Kemlu tetap memberlakukan imbauan tersebut.

Baca juga:Pemimpin Grup Wagner Bantah Lakukan Upaya Makar

"Kita memantau ada perkembangan positif di Rusia. Terkait Imbauan, secara umum KBRI meminta para WNI untuk memantau situasi dan berhati hati," pungkasnya.

Pada Sabtu (24/6), Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Moskow Mohammad Fattah H Hardiwinangun menandatangani surat imbauan kepada seluruh WNI di Rusia. Acuannya berdasarkan perkembangan situasi keamanan khususnya di Moskow, Moskow, Oblast, Voronezh dan Rostov.

Dalam surat itu, Fatrah menyampaikan tujuh pesan bagi seluruh WNI di Rusia. Pertama KBRI Moskow menghimbau seluruh WNI di Rusia khususnya di wilayah-wilayah dimaksud di atas agar tetap tenang, memantau dan mengikuti arahan dari gubernur/pemerintah setempat dan sumber berita resmi untuk kewaspadaan keamanan diri.

Pesan kedua, agar selalu membawa dokumen identitas (Paspor) dalam bepergian dan beraktifitas sehari-hari. Hal ini sehubungan dengan upaya peningkatan penjagaan keamanan di tempat-tempat umum, transportasi umum, stasiun kereta api, dan juga bandar udara (airport).

Selanjutnya, masyarakat Indonesia di Moskow dan Moskow Oblast agar membatasi perjalanan ke luar kota kecuali keperluan mendesak. Hal ini terkait dengan peningkatan pemeriksaan aparat di jalan ke luar dan menuju Moskow.

Pesan berikutnya seluruh WNI di Rusia untuk sementara waktu diminta tidak melakukan perjalanan ke Rostov dan Voronezh hingga situasi setempat kondusif. Kelima, KBRI Moskow meminta WNI di wilayah Rostov dan Voronezh agar mematuhi arahan Pemerintah setempat untuk tidak keluar rumah atau asrama juga tempat tinggal ketika tidak ada keadaan mendesak.

"Lakukan Kewajiban Lapor Diri Online di Portal Peduli WNI https://peduliwni.kemlu.go.id bagi WNI yang belum melakukannya. Dalam keadaan mendesak silahkan menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow di nomor kontak Nomor Telpon (Waktu Kerja) +7 495 9519 549 - 51. Nomor Hotline (Situasi Darurat dan Mengancam Nyawa) +79 8575 024 10. Email Fungsi Konsuler [email protected] dan [email protected]," tutup pemberitahuan tersebut.

Kebijakan itu diberlakukan menyusul upaya pemberontakan tentara bayaran Wagner. Kelompok tentara bayaran pimpinan Yevgeny Prigozhin ini sempat menguasai markas militer Rusia di beberapa daerah tersebut.

Prigozhin mengklaim memiliki 25 ribu tentara bayaran. Mereka berangkat konvoi dari Ukraina dan sempat berupaya menembus Moskow, ibu kota Rusia, karena mengaku diserang militer Rusia dengan misil pada Jumat 23 Juni 2023.

Tidak sampai 24 jam, Prigozhin disebut membatalkan niatnya usai ancaman dari Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov. (Cah/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya