Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TERCATAT rekor hingga 110 juta orang di seluruh dunia telah dipindahkan secara paksa dari rumah mereka. Ini dikatakan UNHCR, badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (14/6). Perang Rusia di Ukraina, pengungsi yang melarikan diri dari Afghanistan, dan pertempuran di Sudan menaikkan jumlah total pengungsi yang terpaksa mencari perlindungan di luar negeri dan mereka yang telantar di negara mereka sendiri ke tingkat yang belum pernah terjadi.
"Pada akhir tahun lalu sekitar 108,4 juta orang mengungsi," kata UNHCR dalam laporan tahunan andalannya, Global Trends in Forced Displacement. Jumlahnya naik 19,1 juta dari akhir 2021 alias peningkatan terbesar sejak pencatatan dimulai pada 1975.
Sejak saat itu, meletusnya konflik di Sudan memicu pengungsian lebih lanjut. Ini mendorong total global menjadi sekitar 110 juta orang pada Mei. "Kami memiliki 110 juta orang yang melarikan diri karena konflik, persekusi, diskriminasi, dan kekerasan, sering kali bercampur dengan motif lain, khususnya dampak perubahan iklim," kata Kepala UNHCR Filippo Grandi dalam konferensi pers di Jenewa.
Dari total global pada 2022, sekitar 35,3 juta ialah pengungsi yang melarikan diri ke luar negeri dan 62,5 juta pengungsi internal. Ada 5,4 juta pencari suaka dan 5,2 juta orang lain--kebanyakan dari Venezuela--membutuhkan perlindungan internasional.
Baca juga: AS akan Deportasi Semua Imigran Gelap
"Kekhawatiran saya yaitu angkanya kemungkinan akan bertambah lagi," kata Grandi. Dia mengatakan perpindahan yang membengkak tahun ini semakin dihadapkan dengan lingkungan yang lebih tidak bersahabat, terutama ketika menyangkut pengungsi, hampir di mana-mana. "Kepemimpinan ialah tentang meyakinkan opini publik Anda bahwa ada orang yang pantas mendapatkan perlindungan internasional," katanya.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi mencatat bahwa sekitar 76% pengungsi melarikan diri ke negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sekitar 70% tetap tinggal di negara tetangga.
Grandi mengatakan rencana Inggris untuk mengirim pencari suaka ke Rwanda untuk diadili bukanlah ide yang bagus. Dia mengatakan kasus AS lebih kompleks, tetapi menambahkan, "Kami khawatir tentang penolakan akses ke suaka di Amerika Serikat." Di bawah aturan baru AS yang lebih ketat, pencari suaka seharusnya membuat janji wawancara melalui aplikasi telepon pintar atau pusat pemrosesan rencana Washington di Kolombia, Guatemala, dan negara lain.
Baca juga: Remaja Palestina Tewas, Lima Warga Israel Terluka di Tepi Barat
Grandi menyambut baik langkah Uni Eropa menuju pakta tentang suaka dan migrasi. Ia menyebutnya sebagai upaya yang baik untuk menyeimbangkan ketegangan seputar masalah ini, dan relatif adil bagi orang-orang yang berpindah.
Di bawah tekanan untuk mengurangi kedatangan migran, pemerintah Uni Eropa pekan lalu menyepakati langkah-langkah untuk mempercepat pemulangan migran ke negara asal atau negara transit yang dianggap aman. Grandi mengatakan cara mengatasi arus orang yang datang ke Eropa ialah memulai lebih jauh ke hulu dalam perjalanan panjang pengungsi.
Namun pintu suaka di UE, Amerika Serikat, dan Inggris, "Harus tetap terbuka. Orang harus dapat mencari suaka di tempat yang mereka rasa aman." Dan dia menambahkan, "Pencari suaka tidak boleh dimasukkan ke dalam penjara. Mencari suaka bukanlah kejahatan."
Grandi memohon tindakan global yang mendesak untuk meringankan penyebab dan dampak pemindahan. Ditambah lagi, UNHCR, "Tidak dalam situasi keuangan yang baik tahun ini." Permohonan krisis Sudan oleh UNHCR hanya didanai 16% dan permohonan untuk negara-negara penerima pengungsi didanai 13%.
Sekitar 467.000 orang telah melarikan diri dari Sudan sejak pertempuran antara pihak yang bertikai pecah pada pertengahan April. Lebih dari 1,4 juta orang menjadi pengungsi internal. Dari angka perencanaan satu juta pengungsi yang melarikan diri dari Sudan dalam enam bulan, dia berkata, "Sekarang saya pikir itu terlalu sedikit."
Ada 6,5 juta pengungsi Suriah pada akhir 2022. Sekitar 3,5 juta dari mereka berada di negara tetangga Turki. Ada 5,7 juta pengungsi Ukraina dengan invasi Rusia pada Februari 2022 memicu arus keluar pengungsi tercepat sejak Perang Dunia II.
Tahun lalu, lebih dari 339.000 pengungsi kembali ke 38 negara. Sekitar 5,7 juta pengungsi internal kembali ke rumah. Negara yang menampung pengungsi terbanyak ialah Turki (3,6 juta), Iran (3,4 juta), Kolombia (2,5 juta), Jerman (2,1 juta), dan Pakistan (1,7 juta). (AFP/Z-2)
Pesepakbola 20 tahun yang lahir di kamp pengungsi di Ghana sebelum hijrah ke Kanada itu, merupakan pesepak bola pertama yang ditunjuk oleh PBB sebagai duta untuk Badan Pengungsi PBB.
Dujarric, yang merupakan juara bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, meminta pemerintah Spanyol menangani insiden itu dengan cara yang menghormati hak para atlet perempuan.
Pada 2021, Vinicius Junior mendirikan Instituo Vini Jr untuk membantu anak dan remaja Brasil dari kawasan miskin untuk kembali ke sekolah.
HIZBULLAH meluncurkan Imad 4 yang merupakan kompleks rudal besar dengan terowongan bawah tanah yang panjang dan peluncur roket besar serta tidak terdeteksi kemampuan pengintaian Israel.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana mengkaji kebijakan pembebasan pajak bumi dan bangunan atau PBB-P2 bagi tanah dengan NJOP di bawah Rp1 miliar.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah kebijakan pembebasan PBB akan dihapus pada 31 Desember 2019.
Sebanyak 16 orang Warga Negara Asing (WNA) asal Nigeria yang diduga melakukan pelanggaran peraturan keimigrasian dan kasus hukum diciduk oleh Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara
Prioritas lain Joe Biden selama mengunjungi Meksiko, yakni upaya memerangi perdagangan fentanil dan obat-obatan terlarang yang menghujani wilayah Negeri Paman Sam.
Meena Asadi, karateka wanita berprestasi asal Afghanistan ini berhasil mengalahkan 3.124 kandidat dari seluruh dunia dan menjadi salah satu dari 22 akseptor penghargaan.
Meena Asadi menuturkan kisah hidup yang dijalani begitu berat. Hal ini tidak lepas dari diskriminasi dan pembatasan yang diterima, hanya karena dia seorang wanita.
Otoritas Meksiko menemukan 103 anak di bawah umur di dalam sebuah truk peti kemas. Pemerintah mengatakan sebagian besar anak itu berasal dari Guatemala yang mencoba masuk ke AS melalui Meksiko.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved