Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MAKAM Mahsa Amini, perempuan Kurdi, yang kematiannya memicu gelombang protes di Iran telah dirusak oleh pelaku vandalisme. Hal itu diungkapkan oleh kuasa hukum keluarga Amini.
Perempuan berusia 22 tahun itu meninggal dunia pada September usai ditahan polisi moral Iran di Teheran karena dianggap melanggara turan berpakaian bagi perempuan di negara itu.
Aksi demonstrasi pascakematiannya digelar untuk melawan aturan yang telah diberlakukan di Iran sejak Revolusi Islam 1979. Meski telah mulai mereda, aksi itu masih berlanjut.
Baca juga: Protes Kematian Mahsa Amini, 400 Demonstran Dihukum 10 Tahun
Amini, yang meninggal dunia saat berada di Teheran bersama keluarganya, dimakamkan di kota kelahirannya Saqez, Kurdistan dengan aktivis menuding hal itu sebagai upaya pemerintah agar makan Amini tidak menjadi titik pusat gerakan protes.
Jejaring Hak Asasi Manusia Kurdistan (KHRN) mengatakan makam, yang menampilkan nama Amini dalam bahasa Kurdi, Zhina, telah dirusak pada Minggu (21/5) pagi.
Gambar yang viral di media sosial, disebut berasal dari akin media sosial kakak Amini, Ashkan, memperlihatkan kaca yang melindungi foto Amini di nisan telah pecah.
Baca juga: Iran Eksekusi Mati Seorang Demonstran Mahsa Amini
"Pada Minggu pagi, orang-orang yang telah kami tahu dan pernah melakukan hal yang sama di masa lalu merusak makan Zhina Mahsa Amini," ungkap kuasa hukum keluarga Amini, Saleh Nikbakht, dalam sebuah pernyataan resmi.
"Jadi, kaca di nisannya mengganggu kalian? Biarkan mereka memecahkannya ribuan kali, kami akan memasangnya lagi. Kita lihat siapa yang lelah lebih dulu," timpal Ashjan Amini di media sosial.
Keluarga dan pendukung Amini bersikeras perempuan itu meninggal karena pukulan di kepala kala ditahan polisi moral sementara pemerintah Iran mengatakan Amini meninggal karena serangan jantung.
Aktivis HAM menuding pemerintah Iran menggunakan kekerasan untuk meredam aksi demonstrasi pascakematian Amini sehingga menyebabkan lebih dari 500 orang tewas.
Iran juga telah mengekskusi tujuh orang dengan hukuman gantung terkait aksi demonstrasi itu yang disebut sebagai upaya menciptakan ketakutan. (AFP/Z-1)
Penyerang berusia 27 tahun itu telah mengunggah beberapa pesan dukungan di media sosial untuk gerakan protes di Iran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Senin (3/10) menuduh musuh bebuyutan, Amerika Serikat dan Israel, mengobarkan gelombang kerusuhan nasional.
"Kematian Amini terkait dengan operasi tumor otak yang dijalaninya saat berusia 8 tahun."
Amini meninggal bukan karena mengalami kekerasan maupun pukulan, melainkan karena yang bersangkutan memiliki jejak rekam penyakit otak. Karena gangguan otak itulah, Amini meninggal.
Jerman mendesak Uni Eropa menjatuhkan sanksi baru ke Iran berupa pelabelan teroris terhadap kepada Korps Pengawal Revolusi Islam.
Para anggota parlemen mengasosiasikan para demonstran sebagai mohareb yang dalam hukum Islam berarti musuh Allah dan pantas diganjar hukuman mati.
Sejumlah oknum melakukan pelemparan pada gerbong kereta api Pasundan jurusan Surabaya-Bandung di sekitar stasiun Gubeng, Surabaya, Jumat (30/5) malam WIB.
BALIHO calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Jakarta 2024, Ridwan Kamil dan Suswono (Rido), jadi sasaran vandalisme.
Hasil pemeriksaan sementara menyebut bahwa pemuda itu merasa benar telah melakukan aksi vandalisme.
Ia pun meminta masyarakat, khususnya kaum muda, yang memiliki minat terhadap karya mural maupun grafiti bisa bijak dalam membuat karya.
Riza menegaskan, Pemprov DKI tidak melarang kegiatan mural atau grafiti, namun dilakukan di tempat yang disediakan
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan hal tersebut hanya sebatas keisengan anak muda.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved