Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PEMERINTAH Iran, Sabtu (16/9), mencegah keluarga Mahsa Amini menggelar upacara untuk memperingati setahun meninggalnya perempuan tersebut bahkan menetapkan ayah Amini sebagai tahanan rumah.
Hal itu dilakukan pemerintah Iran saat aksi demonstrasi sporadis terjadi di berbagai wilayah negara itu meski di bawah pengawalan ketat polisi.
Amini, perempuan Kurdi berusia 22 tahun, meninggal dunia beberapa hari usai ditahan polisi agama Iran karena dianggap melanggar aturan berpakaian yang diberlakukan sejak Revolusi Islam 1979.
Baca juga: Iran Siaga Jelang Peringatan Wafatnya Mahsa Amini
Keluarga Amini menyebut perempuan itu meninggal karena pukulan di kepala namun hal itu dibantah pemerintah Iran.
Kemarahan akibat kematian Amini memicu aksi demonstrasi selama berpekan-pekan dengan perempuan Iran melepaskan hijab mereka sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah Iran di bawah pimpinan Ayatollah Ali Khamenei.
Ayah Mahsa Amini, Amjad, ditahan pada Sabtu (16/9) pagi, saat meninggalkan rumahnya di Saqez sebelum dibebaskan usai diperingati untuk tidak menggelar upacara untuk mengenang putrinya di makamnya.
Baca juga: Gedung Putih Bantah Beri Tebusan ke Iran
"Amjad Amini dijadikan tahanan rumah. Petugas melarang dia mengunjungi makam putrinya," ungkap Iran Human Right (IHR).
Kantor berita Iran, IRNA, membantah menahan ayah Amini namun kemudian melaporkan mereka telah menggagalkan upaya pembunuhan terhadap dirinya.
Aksi demonstrasi yang dipicu oleh kematian Amini kehilangan momentum setelah beberapa bulan akibat tindakan represif polisi Iran yang telah menyebabkan 551 demonstran tewas dan lebih dari 22 ribu lainnya ditahan.
Pemerintah Iran mengklaim puluhan polisi tewas dalam aksi yang mereka sebut sebagai kerusuhan yang dipicu oleh kekuatan asing dan media jahat. (AFP/Z-1)
Penyerang berusia 27 tahun itu telah mengunggah beberapa pesan dukungan di media sosial untuk gerakan protes di Iran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Senin (3/10) menuduh musuh bebuyutan, Amerika Serikat dan Israel, mengobarkan gelombang kerusuhan nasional.
"Kematian Amini terkait dengan operasi tumor otak yang dijalaninya saat berusia 8 tahun."
Amini meninggal bukan karena mengalami kekerasan maupun pukulan, melainkan karena yang bersangkutan memiliki jejak rekam penyakit otak. Karena gangguan otak itulah, Amini meninggal.
Jerman mendesak Uni Eropa menjatuhkan sanksi baru ke Iran berupa pelabelan teroris terhadap kepada Korps Pengawal Revolusi Islam.
Para anggota parlemen mengasosiasikan para demonstran sebagai mohareb yang dalam hukum Islam berarti musuh Allah dan pantas diganjar hukuman mati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved