Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEJUMLAH kelompok bersenjata Palestina, termasuk Jihad Islam Palestina dan Hamas, memperingatkan bahwa Israel akan membayar mahal atas pembunuhan yang ditargetkan terhadap tiga pejabat senior PIJ di Jalur Gaza pada Selasa (9/5). Otoritas Palestina mengecam operasi Israel sebagai pembantaian yang mengerikan.
Sedikitnya 13 warga Palestina, termasuk pejabat tinggi Jihad Islam, tewas dalam serangan udara Israel menjelang fajar, kata sumber Palestina. Ia menambahkan bahwa 20 orang lain terluka.
Dalam tanggapan pertama, Jihad Islam mengatakan dalam suatu pernyataan bahwa pihaknya meminta tanggung jawab penuh musuh Zionis atas pembantaian teroris yang keji ini yang melintasi semua garis dan merupakan pelanggaran serius terhadap gencatan senjata. Jihad Islam mengatakan bahwa respons Palestina tidak akan ditunda. "Musuh tidak akan mencapai tujuannya dan kami akan melanjutkan tugas suci kami untuk melawan musuh dan menghadapinya di semua arena," tambahnya sebagaimana dilansir The Jerusalem Post.
Baca juga: Serangan Israel Tewaskan 13 Orang termasuk Tiga Pemimpin Jihad Islam
"Musuh Israel akan membayar kejahatan kepengecutannya," kata Mohammed al-Hindi, kepala biro politik Jihad Islam. "Perlawanan sedang berlangsung dan meningkat. Itu sendiri yang akan menentukan keputusan akhir dalam konflik ini," katanya. "Bagi kami, syahid merupakan suatu kehormatan dan pembunuhan para pemimpin akan menerangi jalan jihad (perang suci) bagi kami."
Kelompok bersenjata Jihad Islam, Brigade Al-Quds, mengonfirmasi dalam suatu pernyataan bahwa ketiga pejabat yang terbunuh itu terlibat dalam kegiatan militer. Dikatakan bahwa Jihad al-Ghannam ialah sekretaris jenderal dewan militer kelompok itu, Khalil al-Bahtini ialah anggota dewan dan komandan PIJ wilayah utara Jalur Gaza, dan Tareq Izaldin ialah salah satu pemimpin kerja militer di Tepi Barat.
Baca juga: Di PBB, Israel Klaim Pembenaran Serangan Mematikan Gaza
"Darah para syuhada akan meningkatkan ketabahan kami dan kami tidak akan meninggalkan posisi kami," tambah kelompok itu. "Perlawanan akan berlanjut, atas kehendak Tuhan."
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang berbasis di Qatar, mengatakan dalam suatu pernyataan tak lama setelah serangan udara Israel bahwa Israel akan membayar mahal atas kejahatan itu. “Faksi Palestina sendiri yang akan menentukan cara yang akan menyakiti musuh," kata Haniyeh tanpa menjelaskan lebih lanjut. "Musuh menargetkan semua rakyat kita dan perlawanan bersatu dalam menghadapi (Israel)."
Baca juga: Palestina Minta UNESCO Setop Permukiman Ilegal Israel di Situs Sebastia
Dalam pernyataan lain, pimpinan Hamas di Jalur Gaza juga mengancam bahwa Israel akan membayar mahal atas kejahatan dan agresinya. Kelompok itu menambahkan bahwa serangan udara pada Selasa tidak akan membawa keamanan ke Israel.
Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan bahwa Israel delusi jika berpikir bahwa operasi militer semacam itu akan menghentikan perjuangan Palestina. Sayap bersenjata Hamas, Izaddin al-Qassam, mengatakan, "Darah rakyat dan pejuang kami akan menjadi cahaya yang menerangi jalan pembebasan dan api yang membakar," Israel.
Front Populer PLO untuk Pembebasan Palestina (PFLP) juga mengatakan bahwa Israel akan membayar mahal atas pembunuhan tiga pejabat PIJ. Pembunuhan ketiga pria tersebut, kata PFLP, tidak akan menghentikan serangan bersenjata terhadap Israel. Di Ramallah, Otoritas Palestina mengutuk, "Eskalasi Israel yang berbahaya terhadap rakyat kami," dan menuduh Israel menargetkan anak-anak dan perempuan.
"Kami menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas eskalasi berbahaya ini yang menyeret kawasan itu ke arah kekerasan, ketegangan, dan ketidakstabilan," kata juru bicara kepresidenan PA Nabil Abu Rudaineh. "Kami memperingatkan pemerintah Amerika agar tidak mengizinkan otoritas pendudukan Israel untuk terus melakukan kejahatan terus menerus terhadap rakyat Palestina."
Perdana Menteri PA Mohammad Shtayyeh mengecam pembantaian mengerikan itu. Ia mengecap Israel melakukan terorisme negara terorganisasi. (Z-2)
Sejumlah pesepak bola dan atlet lainnya juga mengunggah pesan solidaritas bagi warga Palestina yang tinggal di wilayah Sheikh Jarrah, Jerusalem Timur.
"Doa saya untuk mereka yang tidak dapat merayakan dengan damai hari ini," kata pemain Fenerbahce itu.
Pogba dan Diallo, keduanya beragama Islam, mengibarkan bendera itu sebagai dukungan untuk Palestina, saat Old Trafford diisi sekitar 10 ribu pendukung.
Penggemar sepak bola Israel pada Rabu (10/8) menemukan negara mereka tidak ada dalam daftar FIFA terkait negara-negara anggota menjelang kompetisi Piala Dunia.
Pihak Palestina tak keberatan dengan kehadiran Timnas sepak bola Israel di Indonesia pada ajang Piala Dunia U-20.
Produsen pakaian olahraga asal Jerman, Puma, akan mengakhiri kesepakatan sponsorship dengan tim sepak bola nasional Israel dalam keputusan yang diambil sebelum dimulainya perang di Gaza.
Menurut Otoritas Barang Antik Israel (IAA), temuan itu diidentifikasi sebagai konstruksi kerajaan periode Kuil Pertama (abad 10-6 SM) serta yang paling indah dan mengesankan hingga saat ini.
Orang Yahudi pada periode Romawi itu dianggap tidak tinggal di pertanian di luar desa atau kota.
Pemain Israel-Arab itu didatangkan Al-Nasr dari klub Tiongkok Guangzhou R & F seharga 2,5 juta euro.
Kerja sama tersebut menjadi kesepakatan pertama yang dilakukan antara negara Arab dan negara Yahudi.
Bagi Skotlandia, dua kekalahan beruntun membuat mereka tersingkir dari puncak klasemen Grup B2 disalip Rep Ceko yang menang 2-0 atas Slovakia.
Seorang anggota keluarga kerajaan Abu Dhabi, Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Nahyan, menandatangani perjanjian kemitraan senilai US$92 juta pada Senin dengan pemilik klub, Moshe Hogeg.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved