Rabu 26 April 2023, 18:37 WIB

Evakuasi WNI di Sudan Selamatkan 2 Ibu Hamil

Cahya Mulyana | Internasional
Evakuasi WNI di Sudan Selamatkan 2 Ibu Hamil

facebook: Konjen Jeddah
Dua orang ibu hamil dan seorang penyintas diabetes dari 542 Warga Negara Indonesia (WNI) berhasil dievakuasi dari Sudan.

 

DUA orang ibu hamil dan seorang penyintas diabetes dari 542 Warga Negara Indonesia (WNI) berhasil dievakuasi dari Sudan. Mereka telah menyelesaikan perjalanan selama 16 jam dari Port Sudan ke Jeddah, Arab Saudi.

Ketiganya yang turut tiba di Jeddah hari ini, Rabu (26/4) sekitar pukul 06.00 waktu setempat atau 10.00 WIB langsung mendapatkan penanganan medis dari tim evakuasi Indonesia.

"Beberapa WNI yang dievakuasi dari Sudan perlu perhatian khususnya dua orang ibu hamil dan seorang penyintas diabetes," kata Konsul Jenderal RI Jeddah Eko Hartono kepada Media Indonesia, Rabu (26/4).

Baca juga: 300 WNI Diungsikan ke Jeddah dari Sudan

 

Ia mengatakan kondisi ketiganya berangsur-angsur pulih setelah mendapatkan penanganan medis dari tim medis Indonesia. 

“Untuk dua orang ibu hamil alhamdulillah sehat walaupun kelihatan lelah. Yang diabetes, tadi sempat lemas, tetapi msh bisa jalan pelan lalu dibawa ambulan untuk treatment," paparnya.

Baca juga: Berhasil Dievakuasi dari Sudan, 542 WNI Tempati 4 Hotel di Jeddah

Perwakilan pemerintah Indonesia di Arab Saudi telah menyiapkan penginapan, logistik, tim kesehatan dan fasilitas penunjang lain. Untuk kebutuhan tinggal di Jeddah selama dua hingga tiga hari ke depan sebelum 542 WNI di pulangkan ke Indonesia, ditempatkan di empat hotel dengan kapasitas 600 orang. 

“Mengenai logistik seperti makanan dan obat-obatan alhamdulillah cukup, kami juga melayani mereka lewat tim dari pemerintah pusat yang berjumlah 30 orang, trmsuk dokter dan psikolog. Mereka dari Kementerian Luar Negeri, TNI, dan unsur lainnya," paparnya.

Eko menambahkan setelah selesai masa transit untuk pemilihan kesehatan dan kebutuhan lainnya, 542 WNI akan dipulangkan ke Indonesia secara bertahap. Terdapat dua pilihan penggunaan pesawat untuk pemulangan 542 WNI yakni menggunakan pesawat TNI serta komersil.

"Sedang dalam pembahasan, itu salah satu opsinya menggunakan pesawat TNI. Atau opsi kedua kombinasi (dibarengi pesawat komersil)," pungkasnya.

Selain 542 WNI yang telah diberangkatkan dari Port Sudan menuju Jeddah , Arab Saudi, kini ada 300 WNI lainnya yang sedang dievakuasi ke Port Sudan.

"Tahap II (evakuasi) sekarang dilakukan terhadap 300an orang. Mereka sedang dalam proses ke Port Sudan,"

Sementara itu TNI telah mengirimkan 39 prajurit TNI yang dipimpin oleh Kolonel Pnb Noto Casnoto (Dan Wing I Halim PK) yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Evakuasi WNI, dengan menggunakan Pesawat TNI AU Boeing 737.

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, telah melepas secara resmi Satgas Evakuasi WNI di Base Ops Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (24/4). Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyebut konflik bersenjata di Sudan sudah semakin mengkhawatirkan kondisi ini dapat membahayakan keselamatan WNI yang saat ini berada di Sudan, sehingga diperlukan kehadiran TNI guna menyelamatkan WNI tersebut.

Dia menambahkan bahwa hal ini sesuai dengan salah satu tugas pokok yang diamanatkan kepada TNI yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan di mana pun mereka berada.

"Tugas penjemputan WNI ke Sudan adalah tugas mulia sekaligus kehormatan yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, ingatlah bahwa kalian tidak hanya mewakili TNI namun juga sebagai duta bangsa Indonesia,” kata Yudo.

Panglima TNI mengaku misi evakuasi seperti ini bukan yang pertama kali dilaksanakan oleh TNI. Pada 2021, TNI melaksanakan misi yang sama di Afghanistan dan Ukraina pada Maret 2022 lalu.

"Saya minta jadikan pengalaman kedua misi tersebut sebagai bekal dan evaluasi agar misi yang kalian laksanakan di Sudan dapat berjalan dengan aman dan lancar," ungkapnya.

Yudo juga memberikan penekanan kepada Satgas Evakuasi WNI untuk fokus terhadap misi, mematuhi semua prosedur yang berlaku, mengidentifikasi semua resiko yang akan muncul dan melaksanakan langkah-langkah mitigasi yang kongkrit.

Kemudian agar melaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan Kementerian Luar Negeri, Atase Pertahanan dan jajaran KBRI yang ada di Sudan, untuk mendapatkan informasi terkini, waspada dan alert sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik. (Z-10)

Baca Juga

AFP.

Iran Kecam Normalisasi Hubungan dengan Israel sebagai Tindakan Reaksioner

👤Wisnu Arto Subari 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 20:30 WIB
Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Minggu (1/10/2023) mengecam segala upaya negara-negara regional untuk menormalisasi hubungan dengan musuh...
AFP/Fabrice Coffrini.

Panas Ekstrem Dua Tahun Cairkan 10% Volume Gletser Swiss

👤Wisnu Arto Subari 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 19:45 WIB
Pemanasan ekstrem selama dua tahun berturut-turut di Pegunungan Alpen melenyapkan 10% volume gletser di Swiss. Ini sama besar dengan yang...
Ist/DPR

Banggar DPR: JICA Partner Penting Indonesia dalam Pembangunan Berkelanjutan

👤Media Indonesia 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 17:05 WIB
Keiichiro Nakazawa, Senior Vice Presiden JICA, menyambut baik kunjungan kerja Badan Anggaran DPR RI ke Kantor Pusat JICA di Tokyo,...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya