Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DUTA Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vassily Nebenzia menilai standar ganda dipertontonkan PBB dan negara-negara kuat dalam kasus invasi Amerika Serikat (AS) ke Irak serta negaranya ke Ukraina.
Dunia menyerang negaranya dengan berbagai tuduhan dan sanksi atas tindakan untuk melindungi rakyat Rusia dari hegemoni barat.
Sementara, AS dan Inggris yang telah menginvasi Irak yang bertujuan untuk menguasai minyak serta menggantung pemimpinnya yang tidak pro-Barat, Saddam Hussein, dibiarkan tanpa sanksi. Bahkan setelah 20 tahun rakyat dunia melihat kesengsaraan penduduk Irak, kedua negara itu berlalu seperti tidak bersalah.
"Setelah 20 tahun, pelajaran dari agresi AS tidak dipetik. AS belum pernah secara resmi meminta maaf atau mengakui konsekuensi yang menghancurkan dari agresi yang dilakukannya," ujarnya.
Baca juga : AS Kipasi Konflik Ukraina dengan Rp5.373 T di Tengah Usulan Damai Tiongkok
Menurut dia, AS dan Inggris bak negara yang selalu membuat peperangan dengan berbagai cara. Bahkan kedua negara menyulut Rusia menginvasi Ukraina melalui provokasi NATO.
"Banyak dari mereka yang menjadi provokator perang, mengadvokasi pengiriman lebih banyak senjata ke Ukraina untuk memicu perang proksi NATO dengan Rusia di Ukraina," sebut Nebenzia.
Baca juga : PM Jepang Mendadak ke Ukraina untuk Bertemu Zelensky
Dia juga menilai landasan antara perang Rusia di Ukraina dengan invasi pimpinan AS ke Irak jauh berbeda. "Asal mula krisis ini benar-benar berbeda. Invasi ke Irak merupakan pelanggaran hukum internasional dan piagam PBB. Sementara perang di Ukraina, untuk membela diri," paparnya.
Perang di Irak telah menewaskan ratusan ribu warga sipil yang tidak berdosa. Meski begitu, perang tersebut gagal mengungkap rahasia senjata pembunuh massal yang menjadi alasan AS menyerang Irak.
"Irak berubah menjadi sarang ketidakstabilan regional selama bertahun-tahun, yang kemudian melahirkan IS (Islamic State). AS adalah bapak baptis IS, yang kemudian harus dilawannya," tambahnya.
Sudah 20 tahun, AS melakukan serangan udara pertama terhadap Irak. Latar belakangnya karena pemerintahan AS kala itu di bawah George Bush menduga adanya senjata pemusnah massal di negara tersebut.
Meski begitu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berpendapat lain. Guterres berulang kali mengatakan bahwa agresi Rusia di Ukraina merupakan pelanggaran terhadap Piagam PBB dan hukum internasional. (Asia Pasifik News/Z-4)
WFP PBB mengatakan hampir sepertiga penduduk Gaza harus menahan lapas.
PEMERINTAH Tiongkok mendukung rencana Prancis untuk menyampaikan pengakuan atas kedaulatan Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB pada September 2025.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron mengumumkan negaranya akan secara resmi mengakui Negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB pada September.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
BAYI-BAYI yang tinggal tulang dan kulit akhirnya meninggal karena ibu mereka terlalu kelaparan untuk menghasilkan susu.
PBB menyampaikan laporan terbaru mengenai kondisi memprihatinkan di Jalur Gaza, Palestina. Berdasarkan data OCHA, hampir seluruh wilayah Gaza kini berada di bawah kendali militer Israel.
Bagi para pemirsa di Rusia, sinema Indonesia masih eksotis, meskipun film-film dari negara ini kerap hadir di festival film internasional dan memenangkan penghargaan.
Pemerintah untuk berhati-hati dalam memutuskan permohonan kewarganegaraan kembali dari Satria Kumbara, eks Marinir TNI AL yang menjadi tentara relawan Rusia.
ISTANA kepresidenan Rusia, Kremlin, pada Selasa (22/7) mengatakan bahwa Moskow berharap putaran perundingan damai antara Rusia-Ukraina berikutnya akan berlangsung pekan ini.
IRAN akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral tingkat tinggi dengan Tiongkok dan Rusia pada hari ini waktu setempat.
Uni Eropa resmi mengesahkan salah satu paket sanksi paling keras terhadap Rusia.
PEMERINTAH Rusia kembali menegaskan sikap tegasnya terkait kebijakan pertahanan nasional, khususnya soal doktrin nuklir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved