Tiongkok Tambah Tempat Tidur Rumah Sakit karena Lonjakan Covid-19

Ferdian Ananda Majni
20/12/2022 19:05
Tiongkok Tambah Tempat Tidur Rumah Sakit karena Lonjakan Covid-19
Otoritas kesehatan Beijing, Tiongkok, kembali menyediakan tempat tidur darurat guna mengantisipasi lonjakan kasus covid-19, Selasa (20/12).(AFP/Jade GAO)

KOTA-kota di seluruh Tiongkok bergegas memasang tempat tidur rumah sakit dan membangun klinik pemeriksaan demam pada Selasa (20/12) ketika Amerika Serikat (AS) mengatakan keputusan mengejutkan Beijing untuk membiarkan virus itu bebas menjadi perhatian dunia.

Tiongkok bulan ini tiba-tiba mulai membongkar rezim penguncian massal 'nol-covid' yang ketat setelah protes terhadap pembatasan yang sebagian besar telah menahan virus selama tiga tahun tetapi dengan biaya yang signifikan bagi masyarakat dan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Sekarang, ketika virus melanda negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa yang tidak memiliki kekebalan alami yang telah terlindung begitu lama, ada kekhawatiran yang berkembang tentang kemungkinan kematian, mutasi virus, dan dampaknya, sekali lagi, pada ekonomi.

"Kita tahu kapan pun virus menyebar, di alam liar, berpotensi bermutasi dan menimbulkan ancaman bagi orang di mana pun," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, Senin (19/12), menambahkan bahwa wabah virus juga menjadi perhatian bagi ekonomi Tiongkok dan, pada gilirannya, pertumbuhan global.

Beijing melaporkan lima kematian terkait covid pada Selasa, menyusul dua kematian pada Senin yang merupakan kematian pertama yang dilaporkan dalam beberapa pekan.


Baca juga: Pemerintah Tiongkok Beri Sinyal akan Melonggarkan Zero Covid


Secara total, Tiongkok telah melaporkan hanya 5.242 kematian akibat covid-19 sejak pandemi merebak di pusat kota Wuhan pada akhir 2019, angka yang sangat rendah menurut standar global.

Sejak itu, beberapa rumah sakit kebanjiran, apotek kehabisan obat-obatan dan jalan-jalan menjadi sangat sepi karena penduduk tinggal di rumah, baik sakit atau khawatir tertular penyakit.

Beberapa ahli kesehatan memperkirakan 60% orang di Tiongkok --setara dengan 10% populasi dunia-- dapat terinfeksi selama beberapa bulan mendatang, dan lebih dari 2 juta orang dapat meninggal.

Di ibu kota, Beijing, penjaga keamanan berpatroli di pintu masuk krematorium covid-19 yang ditunjuk di mana wartawan Reuters pada Sabtu melihat antrean panjang mobil jenazah dan pekerja dengan pakaian hazmat membawa jenazah ke dalam. Reuters tidak dapat segera memastikan apakah kematian itu disebabkan oleh covid-19.

Pejabat tinggi kesehatan telah melunakkan nada mereka tentang ancaman yang ditimbulkan oleh penyakit ini dalam beberapa pekan terakhir, berbalik dari pesan sebelumnya bahwa virus harus diberantas untuk menyelamatkan nyawa bahkan ketika seluruh dunia terbuka. (CNA/OL-16)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya