Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pakistan Tuntut Negara Kaya Bayar Kompensasi Perubahan Iklim

Cahya Mulyana
09/11/2022 08:25
Pakistan Tuntut Negara Kaya Bayar Kompensasi Perubahan Iklim
Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif saat berbicara di konferensi iklim PBB di Mesir atau COP27, Selasa (8/11/2022)(AFP)

PERDANA Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif mengatakan negara-negara berkembang tidak memiliki banyak kemampuan untuk mengatasi dampak perubahan iklim yang menghancurkan. Ia mencontohkan saat banjir menutupi sepertiga wilayah Pakistan membuat rakyatnya menderita.

Pembicaraan pada konferensi iklim PBB di Mesir atau COP27 telah didominasi oleh seruan agar negara-negara kaya memenuhi janji untuk membantu negara-negara miskin. Bentuknya secara finansial untuk membangun energi hijau dan ketahanan bencana.

"Dunia terbakar lebih cepat dari kapasitas kita untuk memulihkannya. Kesenjangan pembiayaan saat ini terlalu tinggi untuk menopang kebutuhan pemulihan nyata dari mereka yang berada di garis depan bencana iklim," kata Sharif.

Ia berpendapat bahwa Pakistan merupakan satu dari ratusan negara yang mengalami kerentanan ekonomi yang ekstrim. Bencana banjir di Pakistan pada Agustus usai gelombang panas telah melumpuhkan ekonomi selama dua bulan.

Dampak perubahan iklim itu sudah membuat sengsara 33 juta orang. Aliran air yang menggenangi sepertiga wilayah Pakistan berasal dari gletser yang mencair.

Banjir menimbulkan kerusakan senilai US$30 miliar. Pakistan, yang sudah menghadapi krisis ekonomi, penurunan mata uang rupee dan penipisan cadangan devisa, kini harus diterpa inflasi setelah banjir.

"Kami telah mengalihkan sumber daya kami yang sedikit untuk memenuhi kebutuhan dasar jutaan korban banjir yang menghancurkan ini. Dan ini semua terjadi meskipun jejak karbon kami sangat rendah," kata Sharif.

Negara-negara kaya yang secara historis bertanggung jawab atas kenaikan suhu telah gagal dalam memberikan pendanaan iklim di beberapa bidang. Janji negara-negara kaya 12 tahun lalu yang dibuat di COP15 untuk menyediakan US$100 miliar per tahun kepada negara-negara miskin mulai 2020 masih belum direalisasikan.

“Bagaimana bisa orang mengharapkan dari kita bahwa kita akan melakukan tugas besar ini sendiri?” kata Sharif.

Pada pertemuan dengan Sharif, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dunia perlu memikirkan kembali sistem keuangan internasional untuk memberikan keringanan utang kepada negara-negara yang dilanda dampak iklim. "Pakistan layak mendapat dukungan besar langsung dari masyarakat internasional," kata Guterres. (AFP/OL-13)

Baca Juga: Lantang Abaikan AS, India Lanjutkan Impor Minyak Rusia



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya