Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Bencana Banjir dan Longsor Tewaskan 31 Orang di Filipina

Cahya Mulyana
28/10/2022 15:51

BENCANA tanah longsor dan banjir di Filipina menewaskan 31 orang. Bencana ini terjadi usai hujan lebat yang dipicu akibat yang melintasi di wilayah Filipina selatan.

Badai itu menyebabkan banjir bandang, menumbangkan pepohonan, membawa bebatuan dan lumpur di sebagian besar Cotabato, sebuah kota berpenduduk 300.000 orang di Pulau Mindanao.

Banyak warga terkejut oleh air banjir yang naik dengan cepat, Naguib Sinarimbo, juru bicara dan kepala pertahanan sipil untuk pemerintah daerah.

"Air mulai masuk ke rumah-rumah sebelum fajar," kata Sinarimbo.

Dia membenarkan bahwa jumlah korban tewas di daerah yang dilanda badai telah meningkat menjadi 31 dari sebelumnya 13 orang.

Tim penyelamat menemukan 16 mayat dari daerah Datu Odin Sinsuat, 10 dari Datu Blah Sinsuat dan lima dari kota Upi.

Baca juga: 

"Tim di perahu karet harus menyelamatkan beberapa warga dari atap rumah," tambah Sinarimbo.

Pembuat film lokal, Remar Pablo mengatakan bahwa dia sedang syuting kontes kecantikan di kota Upi ketika banjir tiba-tiba datang setelah tengah malam dan memaksa penonton untuk menyelamatkan diri.

Deretan mobil terendam. "Kami terdampar di dalam," kata Pablo, yang akhirnya mengarungi air untuk pulang. Tim penyelamat membawa bayi di bak plastik saat mereka mengarungi air setinggi dada.

Banjir telah surut di beberapa daerah, tetapi Kota Cotabato hampir seluruhnya tergenang. Sinarimbo mengatakan mungkin akan ada lebih banyak banjir susunan karena intensitas hujan masih lebat.

"Fokus kami saat ini adalah penyelamatan serta menyiapkan dapur komunitas untuk para penyintas," katanya.

Tentara mengerahkan truk untuk mengumpulkan penduduk yang terdampar di Cotabato dan delapan kota terdekat, kata kepala pertahanan sipil provinsi, Nasrullah Imam.

“Sungguh mengejutkan melihat kota-kota yang tidak pernah banjir kali ini terkena banjir,” kata Imam.

Hujan deras mulai Kamis (27/10), malam di wilayah miskin dengan mayoritas penduduknya Muslim dan menjadi pusat pemberontakan serta separatis. Kantor cuaca di Manila mengatakan bencana itu sebagian disebabkan oleh Badai Tropis Nalgae.

Nalgae sekarang menuju bagian utara atau tengah Filipina. Hampir 5.000 orang dievakuasi dari komunitas rawan banjir dan tanah longsor di daerah ini, kata kantor pertahanan sipil.

Penjaga pantai juga menangguhkan layanan feri di sebagian besar negara kepulauan di mana puluhan ribu orang naik perahu setiap hari.

Rata-rata 20 topan dan badai melanda Filipina setiap tahun yang membunuh ratusan penduduknya dan ternak dan menghancurkan pertanian, rumah, jalan dan jembatan.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa badai menjadi lebih kuat ketika dunia menjadi lebih hangat karena perubahan iklim. (AFP/Cah/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik