Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Ukraina Minta Dunia Tambah Sanksi untuk Rusia

Cahya Mulyana
29/9/2022 10:33
Ukraina Minta Dunia Tambah Sanksi untuk Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky(AFP/Sergei SUPINSKY)

PARA pejabat di empat wilayah Ukraina meminta Rusia segera mengakui hasil referendum. Menanggapi hasil referendum yang dimenangkan kubu pro-Rusia, Ukraina mendesak dunia segera menjatuhkan sanksi baru terhadap Kremlin.

"Ukraina tidak dapat dan tidak akan mentoleransi segala upaya Rusia untuk merebut bagian mana pun dari tanah kami," tegas Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Desakan itu muncul di tengah ancaman penggunaan senjata nuklir oleh Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan akan melindungi seluruh wilayah di bawah kendalinya dengan seluruh kekuatan, termasuk senjata pemusnah massal.

Baca juga: Buntut Referendum Palsu Rusia, Kanada Siapkan Sanksi Baru

Namun, sikap Ukraina tidak tergoyahkan oleh ancaman tersebut. Kyiv meminta Uni Eropa untuk memukul Rusia dengan lebih banyak sanksi. 

Zelensky juga meminta NATO untuk mengirim lebih banyak senjata ke garis depan setelah pengumuman hasil referendum yang dimenangkan Rusia.

Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan dan pasokan senjata baru untuk Ukraina pada Rabu (28/9) senilai US$1,1 miliar. Termasuk sistem roket presisi, amunisi, kendaraan lapis baja, dan radar.

Komisi Eropa mengusulkan sanksi baru yang menargetkan ekspor Rusia senilai 7 miliar euro, pembatasan harga minyak, daftar hitam perjalanan yang diperluas, dan pembekuan aset. Uni Eropa mengecam pemungutan suara ilegal dan mengatakan hasilnya palsu.

Sementara Gedung Putih dan Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan mereka tidak akan pernah mengakuinya. 

Perdana Menteri (PM) Inggris, Liz Truss dan PM Kanada, Justin Trudeau bersumpah untuk mengabaikan pemungutan suara dan menawarkan dukungan lebih lanjut kepada Kyiv.

Lugansk dan Donetsk adalah wilayah Ukraina pertama yang dikuasai Rusia, yang meminta Putin memasukan mereka ke wilayah Rusia. Tidak lama kemudian Rusia menguasai Zaporizhzhia dan Kherson.

"Penduduk kami membuat pilihan bersejarah dan telah memutuskan untuk menjadi bagian dari populasi multinasional Federasi Rusia," kata pemimpin yang dilantik Kremlin di Kherson, Vladimir Saldo.

Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan mengatakan empat wilayah tersebut membuat pilihan sadar dan bebas. Empat wilayah itu ditambah Krimea, memiliki luas 20% dari Ukraina.

Pasukan Rusia telah menghancurkan kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv dan salvo rudal menghantam galangan kereta api, mematikan listrik ke lebih dari 18.000 rumah tangga.

Iryna Mayor, 51, seorang operator mesin di bengkel kereta api mengejek invasi Rusia. 

"Kami adalah orang-orang yang berbahasa Rusia, dan apa yang telah kami dapatkan? Apakah kami memiliki kedamaian, persaudaraan? Tidak, Anda dapat melihat apa yang kami dapatkan," katanya.

Anggota parlemen Rusia diperkirakan akan segera mengesahkan hasil referendum tersebut. Setelah itu akan disahkan oleh Putin pada pekan yang sama. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya