Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRESIDEN Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menyampaikan akan menangkap dan membawa para demonstran ke meja hijau. Ancaman itu dilontarkan usai kekerasan dan penolakan dirinya dilantik sebagai kepala negara baru Sri Lanka.
“Jika Anda mencoba menggulingkan pemerintah, menduduki kantor presiden dan kantor perdana menteri, itu bukan demokrasi. Itu bertentangan dengan undang-undang,” kata Wickremesinghe.
Ia mengaku telah memeriksa pihak keamanan untuk bersikap tegas terhadap para demonstran. Rakyat Sri Lanka dilarang mengintervensi pemerintahannya.
“Kami akan menindak tegas mereka sesuai hukum. Kami tidak akan membiarkan minoritas pengunjuk rasa menekan aspirasi mayoritas diam yang menuntut perubahan dalam sistem politik,” tuturnya.
Baca juga: Rakyat Sri Lanka Tolak Ranil Wickremesinghe Jadi Presiden
Sebelumnya, Wickremesinghe sudah menyatakan keadaan darurat nasional. Dirinya juga menyebut pengunjuk rasa sebagai fasis dan menunjukkan bahwa dia tidak akan takut untuk menindak demonstrasi.
Kurang dari satu jam setelah dia dinyatakan sebagai presiden pada Rabu (20/7), sebuah perintah pengadilan dikeluarkan yang melarang siapa pun berkumpul dalam radius 50 meter dari kompleks gedung pemerintah, di Kolombo, yang sebelumnya menjadi tempat pengunjung rasa menggulingkan Gotabaya Rajapaksa dari kursi presiden.(The Guardian/OL-5)
Mereka menilai Ranil Wickremesinghe merupakan boneka mantan pemimpin negara itu Gotabaya Rajapaksa yang telah menyebabkan krisis.
KALANGAN mahasiswa menolak penjabat Presiden Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, maju di pemilu.
Wickremesinghe, 73, adalah keturunan dari keluarga elite yang akarnya para pejuang kemerdekaan Sri Lanka.
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved