Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

PBB: Angka Kelaparan Global pada 2021 Naik Jadi 828 Juta Orang

Faustinus Nua
07/7/2022 19:11
PBB: Angka Kelaparan Global pada 2021 Naik Jadi 828 Juta Orang
Seorang perempuan membawa air di kamp pengungsian wilayah Baidoa, Somalia.(AFP)

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) merilis laporan terkait dampak kelaparan global. Tercatat pada 2021, sebanyak 828 juta orang terkena dampak kelaparan, atau meningkat 46 juta sejak 2020 dan 150 juta sejak munculnya pandemi covid-19.

Laporan The State of Food Security and Nutrition in the World (SOFI) edisi 2022, menyajikan pembaruan tentang situasi keamanan pangan dan gizi di seluruh dunia. Laporan itu juga mencakuo proyeksi terbaru tentang biaya dan keterjangkauan makanan sehat.

Adapun laporan diterbitkan bersama oleh lembaga di bawah naungan PBB, yakni FAO, IFAD, UNICEF, WFP dan WHO. Laporan tersebut memberikan bukti baru bahwa dunia semakin jauh dari tujuan untuk mengakhiri kelaparan, kerawanan pangan dan kekurangan gizi, yang ditargetkan hingga 2030.

Berikut laporan PPB:

Baca juga: Bank Dunia: Perang Tambah Tekanan pada Pemulihan Ekonomi

1. Sebanyak 828 juta orang terkena dampak kelaparan pada tahun 2021 atau 46 juta orang lebih banyak dari tahun sebelumnya dan 150 juta lebih dari 2019.

2. Setelah relatif tidak berubah sejak 2015, proporsi orang yang terkena dampak kelaparan melonjak pada 2020 dan terus meningkat pada 2021 menjadi 9,8% dari populasi dunia. Angka ini dibandingkan dengan 8% pada 2019 dan 9,3% pada 2020.

3. Sekitar 2,3 miliar orang di dunia (29,3%) mengalami kerawanan pangan sedang atau parah pada tahun 2021 – 350 juta lebih banyak dibandingkan sebelum pecahnya pandemi Covid-19. Hampir 924 juta orang (11,7% dari populasi global) menghadapi kerawanan pangan pada tingkat yang parah, meningkat 207 juta dalam dua tahun.

4. Kesenjangan gender dalam kerawanan pangan terus meningkat pada tahun 2021. 31,9% wanita di dunia mengalami kerawanan pangan sedang atau berat, dibandingkan dengan 27,6% pria. Kesenjangan lebih dari 4 poin persentase, dibandingkan dengan 3 poin persentase pada tahun 2020.

5. Hampir 3,1 miliar orang tidak mampu membeli makanan sehat pada tahun 2020, naik 112 juta dari 2019. Ini mencerminkan efek inflasi pada harga pangan konsumen yang berasal dari dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 dan langkah-langkah yang diambil untuk menahannya.

Baca juga: Perdamaian di Ukraina Jadi Misi Utama Presiden Jokowi

6. Diperkirakan 45 juta anak di bawah usia lima tahun menderita wasting, bentuk malnutrisi paling mematikan, yang meningkatkan risiko kematian anak hingga 12 kali lipat. Selain itu, 149 juta anak di bawah usia lima tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan terhambat karena kekurangan kronis nutrisi penting dalam makanan mereka, sementara 39 juta kelebihan berat badan.

7. Kemajuan sedang dibuat dalam pemberian ASI eksklusif, dengan hampir 44% bayi di bawah usia enam bulan disusui secara eksklusif di seluruh dunia pada tahun 2020. Ini masih kurang dari target 50% pada tahun 2030. Yang sangat memprihatinkan, dua dari tiga anak tidak diberi makan diet minimal beragam yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal.

Ke depan, diproyeksikan hampir 670 juta orang (8% dari populasi dunia) masih menghadapi kelaparan pada 2030. "Laporan ini berulang kali menyoroti intensifikasi pendorong utama kerawanan pangan dan kekurangan gizi, yakni konflik, iklim ekstrem dan guncangan ekonomi. Dikombinasikan kesenjangan yang semakin meningkat," tulis lima badan PBB.(OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya