Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
KEKACAUAN terkait bantuan kemanusiaan di Gaza terus berlanjut. Terbaru, insiden tragis terjadi di Gaza tengah pada Rabu (6/8) dini hari saat sebuah truk pengangkut bantuan terbalik di tengah kerumunan warga sipil yang sedang menunggu bantuan. Menurut Badan Pertahanan Sipil Gaza, peristiwa tersebut menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai puluhan lainnya.
“Dua puluh orang tewas dan puluhan lainnya terluka sekitar tengah malam tadi saat sebuah truk yang membawa bantuan terbalik ketika ratusan warga sipil tengah menunggu bantuan,” kata juru bicara badan tersebut, Mahmud Bassal, kepada AFP.
Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan Israel memperburuk krisis kemanusiaan yang melanda wilayah tersebut dan memperkuat tudingan rekayasa kekacauan yang disengaja.
Pasalnya, militer Israel dituduh sengaja mengarahkan truk melintasi jalan yang tidak aman untuk dilintasi di Gaza tengah sehingga akhirnya terguling.
Insiden itu terjadi di dekat kamp pengungsi Nuseirat. Menurut Bassal, truk tersebut melintasi jalan yang tidak aman yang sebelumnya pernah dibom oleh pasukan Israel. Militer Israel mengatakan mereka sedang menyelidiki laporan tersebut.
Sementara itu, kelompok Hamas menuding Israel bertanggung jawab atas insiden itu. Mereka menuduh militer Israel memaksa sopir truk untuk mengambil jalur berbahaya guna mencapai pusat distribusi bantuan.
Hamas menyebut Israel memaksa para sopir untuk melewati rute yang penuh sesak oleh warga sipil kelaparan yang telah menunggu berhari-hari demi kebutuhan pokok.
Jalan-jalan yang rusak akibat serangan udara dan kerumunan warga yang kelaparan di lokasi distribusi semakin memperbesar risiko kecelakaan fatal seperti yang terjadi kali ini.
“Hal ini sering kali berujung pada kerumunan yang putus asa menyerbu truk bantuan,” ujar pernyataan Hamas. (I-3)
DI tengah serangan udara, pengungsian, dan kelaparan, kelangkaan air yang belum pernah terjadi menambah penderitaan penduduk Jalur Gaza, Palestina.
Warga Palestina yang kelaparan harus mempertaruhkan nyawa demi mendapatkan bantuan melalui jalur terbatas yang dikendalikan.
KONDISI kelaparan di Jalur Gaza kini mencapai titik kritis dan mengancam nyawa lebih dari dua juta penduduk Palestina.
UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa keputusan untuk menduduki seluruh wilayah Gaza sepenuhnya berada di tangan Israel.
PBB menegaskan solusi militer tidak akan pernah menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina.
Pakar independen PBB menyerukan agar Lembaga Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), yang dibentuk Israel dan Amerika Serikat, untuk segera dibubarkan.
ISRAEL akan mengizinkan masuknya barang-barang tertentu ke Jalur Gaza melalui pedagang swasta lokal.
Solusi dua negara dianggap tetap menjadi cara terbaik untuk mewujudkan kenegaraan Palestina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved