Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEPALA Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, mengungkapkan kenaikan angka kemiskinan di Ibu Kota pada Maret 2025 dipicu oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan garis kemiskinan dan ketidakstabilan harga kebutuhan pokok.
“Memang banyak faktor. Bukan hanya urbanisasi, tapi juga faktor-faktor lain yang boleh jadi terkait dengan kenaikan garis kemiskinan,” ujar Nurul dalam keterangannya dikutip Sabtu (26/7).
Menurutnya, ketika garis kemiskinan naik, penduduk yang sebelumnya berada sedikit di atas garis tersebut berisiko masuk kategori miskin. Oleh sebab itu, stabilitas harga kebutuhan pokok menjadi sangat penting, terutama bagi kelompok masyarakat rentan.
“Kebutuhan pokok masyarakat harus bisa dijangkau, terutama untuk masyarakat miskin. Ini penting, khususnya dalam konteks komponen kebutuhan pokok yang masuk dalam basket angka kemiskinan kita,” tegasnya.
Dalam rilis resmi BPS, tingkat kemiskinan di Jakarta pada Maret 2025 tercatat sebesar 4,28 persen, meningkat 0,14 persen poin dari September 2024 yang sebesar 4,14 persen. Meski begitu, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (Maret 2024), angka ini sedikit turun dari 4,30 persen.
Adapun jumlah penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2025 mencapai 464,87 ribu orang, atau naik 15,80 ribu orang dibandingkan September 2024 yang sebesar 449,07 ribu orang.
Garis kemiskinan pun meningkat menjadi Rp 852.798 per kapita per bulan, naik 6,79 persen dari September 2024. Dari total nilai tersebut, 69,41 persen berasal dari pengeluaran makanan dan 30,59 persen dari pengeluaran non-makanan.
Komoditas makanan yang paling memengaruhi garis kemiskinan antara lain:
Beras (16,65 persen)
Sementara itu, dari sisi bukan makanan, pengeluaran terbesar berasal dari:
BPS juga mencatat bahwa kenaikan garis kemiskinan tak lepas dari tren inflasi yang meningkat sejak Oktober 2024 hingga Maret 2025. Inflasi Jakarta bahkan tercatat lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.
Beberapa komoditas yang turut mendorong inflasi dalam periode Februari–Maret 2025 mencakup tarif air minum, sewa rumah, beras, daging sapi, sayuran, serta upah asisten rumah tangga, terutama menjelang bulan Ramadan.
“Data ini menegaskan pentingnya menjaga keterjangkauan harga kebutuhan pokok dan mengendalikan inflasi sebagai bagian dari strategi penanggulangan kemiskinan,” pungkas Nurul. (Far/M-3)
Peningkatan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Jumlah penduduk miskin Jakarta bertambah dan kondisi mereka semakin memburuk.
BPS selama lima dekade masih menggunakan pendekatan berbasis pengeluaran dengan item yang hampir tidak berubah, meski struktur biaya hidup masyarakat saat ini telah jauh bergeser.
Pramono menilai lonjakan ini tidak serta-merta mencerminkan penurunan kondisi ekonomi warga Jakarta. Ia menduga, dinamika arus urbanisasi turut memberi kontribusi besar.
Di tengah kabar baik turunnya angka kemiskinan nasional, pemerintah kini menghadapi tantangan baru: daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih.
Adapun garis kemiskinan di Jakarta pada Maret 2025 lebih tinggi dari nasional yakni Rp609.160 per kapita per bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved