Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Penduduk Miskin Turun, Karena Strategi yang Dibuat Pemprov Jabar Berjalan

Naviandri
27/7/2025 12:57
Penduduk Miskin Turun, Karena Strategi yang Dibuat Pemprov Jabar Berjalan
ilustrasi.(FREEPIK.COM)

DATA Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) menyebut jumlah penduduk miskin di Jabar mengalami penurunan pada Maret 2025 sebanyak 3,65 juta orang atau mencapai 7,02% dari total penduduk. Angka ini turun sebesar 0,06% jika dibandingkan dengan September 2024 yang sebanyak 3,67 juta orang.

Menyikapi turunya jumlah penduduk miskin ini, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Preovinsi Jabar, Iendra Sofyan kemarin menyatakan, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi memiliki sejumlah strategi dalam menekan angka kemiskinan, dalam dua tahun pertama gubernur meminta untuk fokus menyelesaikan infrastruktur dasar seperti jalan, pendidikan dan layanan kesehatan.

“Dengan membaiknya infrastruktur, kami berharap terjadi pertumbuhan ekonomi melalui pergerakan barang dan orang. Tahun selanjutnya, gubernur akan berfokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Berbagai program pelatihan, akses permodalan dan kemudahan perbankan akan dioptimalkan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat,” jelasnya.

Iendra juga memastikan bahwa ke depan kawan strategis seperti Bodebekpunjur, Cekungan Bandung dan Rebana akan menjadi prioritas yang diharapkan dapat mendorong investasi dan membuka lapangan kerja lebih luas. Pemprov juga tengah menghapus praktik percaloan tenaga kerja dan menerapkan sistem digital dalam manajemen rekrutmen, untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi investor.

“Selanjutnya, adalah perbaikan infrastruktur di kawasan industri dan pengelolaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) secara terpadu juga menjadi bagian dari upaya tersebut. Pak Gubernur kini sedang mengupayakan beberapa wilayah di Jabar menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Hal ini akan memberikan berbagai insentif seperti pengurangan atau penghapusan pajak serta kemudahan perizinan bagi investor,” tuturnya.

Langkah-langkah strategis tersebut, kata Iendra diharapkan dapat meningkatkan lapangan pekerjaan dan menurunkan angka kemiskinan secara signifikan dalam tiga tahun ke depan.

EKONOMI MAKRO
Sementara itu Plt. Kepala BPS Jabar, Darwis Sitorus mengatakan, kondisi ekonomi makro yang cenderung positif menjadi faktor turunnya angka kemiskinan periode Maret 2025 di Jabar. Pertumbuhan ekonomi Jabar triwulan I/2025 tumbuh 4,98% year on year (y-on-y) lebih tinggi dibandingkan triwulan IV/2024 yang sebesar 4,91% (y-on-y).

“Indikator lainnya adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2025 sebesar 6,74% turun dibandingkan TPT Agustus 2024. Meskipun jumlah pengangguran mengalami kenaikan dari 1,77 juta orang menjadi 1,81 juta orang,” terangnya. 

Menurut Darwis, dalam mengukur Garis Kemiskinan (GK), BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan, kemudian diukur menggunakan garis kemiskinan.

“Garis Kemiskinan Maret 2025 sebesar Rp.547.752 per orang per bulan. Dan GK ini naik 2,29% dibandingkan September 2024. Komoditi makanan menyumbang 74,88% terhadap Garis Kemiskinan dan non makanan menyumbang 25,12%,” sambungnya. (H-1)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya